Warning! Typo bertebaran...🍁🍁🍁
Mentari pagi menyinari bumi, kabut awan menebal hampir menutupi kawasan distrik. Bahwa ini menandakan akan ada pergantian musim, cuaca di kota ini sangat dingin, beberapa suster membantu pasien nya agar dapat mendapatkan suhu yang terbaik bagi mereka.
Air infus selalu mengalir, selang infus itu terus saja berjalan, suara alat khusus untuk pengoperasian itu berbunyi menandakan bahwa pasien masih dalam keadaan hidup. terdapat gadis berbaring di atas ranjang rumah sakit, aroma khas rumah sakit begitu menyengat membuat sang gadis itu terganggu oleh aromanya.
Bibir yang begitu pucat, pipi yang sudah lagi tidak merona, bulu mata yang lentik itu tertidur dan tidak memancarkan kecantikannya, tubuhnya begitu kering keriput ia seperti mayat hidup. Tiba-tiba jemarinya bergerak menandakan ia sudah siuman, perlahan-lahan ia membuka kedua matanya yang sangat berat, menatap keseluruh ruangan yang ada disana. napasnya yang mulai teratur, tetapi ia tidak kuat untuk mengeluarkan suaranya.
Suara pintu terbuka, suster yang ada disana terlihat senang karena pasiennya sudah siuman, sehingga suster tersebut berlari dan memanggil salah satu dokter yang ada disana. lalu dokter tersebut datang dan mengecek keadaan wanita tersebut.
"Dia telah sadar, panggilkan orang rumah untuk menjenguknya dan bawa dia ke tempat perawatan." Lalu dijawab anggukan oleh susternya. "Baik, Dok."
Beberapa jam kemudian, wanita ini telah di taruh ditempat perawatan setelah mengalami pengoperasian, ia masih belum sepenuhnya sadar total. Jimin bersama kedua orangtuanya baru saja datang dan melihat Yeji yang begitu memperihatinkan, Jimin mendekati kasur rumah sakit yang di tempati oleh Yeji, dan mengelus puncak kepala Yeji dengan perlahan lalu mengecup sejenak sebagai tanda rasa sayang kepada sang adik.
Yeji mulai tersadar, ia mulai membuka kedua matanya kembali dan mendapati seorang pria berada disampinya. ia kesulitan untuk melihat dengan jelas siapa sosok yang ada disampingnya, ia pun berusaha untuk mencoba berbicara.
"S-siapa?" eja Yeji.
Jimin tertegun, karena suara Yeji sangat kecil, ia pun tidak bisa mendengar apa yang dikatakan Yeji. "Aku kakakmu, Hwang Jimin." Jimin menatap Lamat mata Yeji, "Eomma, Appa, Yeji sudah siuman!" Sambung Jimin berteriak semangat karena sang adik akhirnya bisa kembali sadar, kedua orang tua Yeji pun berdiri dari duduknya dan berjalan kearah mereka berdua, menatap sang anak perempuannya, ibu Yeji terharu dan memegang tangan Yeji yang dingin.
Tiba-tiba saja seorang dokter dan suster datang mengecek keadaan Yeji, dan dokter itu berkata, "Selamat, anak anda berhasil melewati masa koma nya." Dokter itu tersenyum, lalu Jimin bertanya. "Dok, kenapa ia seperti orang yang lupa ingatan? dia seperti tidak mengenali ku dan juga kedua orang tuaku?"
"Itu wajar, karena ini masih dalam proses pemulihan ... orang koma baru sadar setelah beberapa minggu. Saat sadar, orang koma biasanya mengalami keadaan vegetatif atau kesadaran minimal. Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan koma, seperti saat ini ia akan sedikit sulit untuk merespon karena kejadian yang di alami." Jawab Dokter itu dengan jelas.
Setelah itu Dokter tersebut pergi, dan Jimin menatap kembali kearah Yeji. setelah apa yang ditimpa oleh adiknya, ia pun merasa bersalah karena tidak bisa menjaga adiknya dengan baik.
🍁🍁🍁
Flashback On
Yeji melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan nya, Waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam. Ini sudah terlalu larut malam bagi anak kuliah seperti gadis yang bermarga Hwang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET BUT PSYCHO
Teen Fiction[ ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ ] 𝐒𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐠𝐚𝐝𝐢𝐬 𝐛𝐞𝐫𝐧𝐚𝐦𝐚 𝐥𝐞𝐧𝐠𝐤𝐚𝐩, 𝐇𝐰𝐚𝐧𝐠 𝐘𝐞𝐣𝐢. 𝐈𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐝𝐮𝐠𝐚, 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐭𝐞𝐦𝐮 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐠𝐢𝐥𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐢𝐛𝐚-𝐭𝐢𝐛𝐚 𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐊𝐞𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡�...