"Apa Ayah sangat sibuk?" Lisa bertanya pada sang Ibu—Louisa Hwang—setelah mengunyah sepotong melon dingin.
Karena sudah termasuk dalam jajaran selebriti papan atas, hal itu tak bisa membuat Lisa semena-mena makan di restoran biasa tanpa embel-embel private. Setidaknya, ia harus memesan sebuah ruangan VVIP di restoran bintang lima, agar waktu yang ia sisihkan untuk menikmati makanan tidak terganggu dengan lesatan kamera fans atau wartawan media gosip.
Nyonya Hwang mengangguk, lalu menyesap amerikano hangatnya dengan anggun. Bisa dibilang, Lisa tidak berasal dari keluarga strata terbawah. Sejak dulu perekonomian keluarganya bisa dibilang stabil. Namun ketika Lisa mulai terjun ke dunia entertainment, penghasilannya turut berpengaruh pada kelangsungan bisnis keluarganya.
Yang semula sang Ayah hanyalah manager di sebuah kantor pemasaran apartemen, sekarang laki-laki itu mampu membangun sebuah gedung apartemen sebagai ladang uang utamanya. Belum lagi dengan beberapa bisnis lainnya, seperti penjualan furniture klasik yang memiliki harga fantastis. Nyonya Hwang juga mengelola sebuah merek yang memproduksi tas-tas yang dipasarkan untuk kaum menengah ke atas.
Seluruh bisnis yang mereka miliki tak pernah mencantumkan profil mereka, atau bahkan nama Lisa sekalipun. Lisa yang memintanya sendiri. Gadis itu berpikir bahwa karirnya di dunia hiburan takkan selamanya berjalan mulus. Jadi apabila suatu hari nanti ada sebuah skandal besar yang menimpanya, hal itu takkan berpengaruh pada bidang usaha yang dikelola oleh kedua orang tuanya.
Tentu permasalahan sejenis itu memiliki dampak luar biasa. Lisa berkaca dari para selebriti lainnya yang tertimpa skandal besar. Tak hanya karir mereka yang berantakan, namun juga sektor bisnis mereka ikut hancur. Masyarakat takkan sudi membeli barang-barang atau apapun yang dijual oleh selebriti yang terlibat kasus tak termaafkan.
Lisa menghembuskan napas pendek. Nyatanya, tak hanya dirinya saja yang sulit untuk meluangkan waktu bersama keluarga, namun juga Ayahnya. Yah, semua orang tetap akan bekerja keras demi masa tua yang menyenangkan, bukan? Mengumpulkan pundi-pundi dalam rekening selama mereka masih produktif, agar tak perlu susah payah bekerja ketika tubuh sudah dipeluk renta.
Louisa menyadari raut tak biasa yang dipancarkan putri semata wayangnya. Ia bertanya tenang, "Ada apa, Nak? Sepertinya kau sedang memikirkan sesuatu yang berat?"
Hah ... tak hanya berat, tapi banyak ...
Lisa mengangkat wajah cantiknya yang memancarkan letih. Ia sudah memikirkan soal ini selama lebih dari seminggu, dan tak kunjung bisa memastikan. Jadi agaknya ia memerlukan saran dari sang Ibu.
"Bu ...," panggilnya. Ia menggigit pipi bagian dalam, menjilat tipis bibir bawahnya, sebelum kemudian melanjutkan separuh ragu, "Kalau aku berhenti menjadi selebriti ... bagaimana?"
Louisa tidak membelalak ataupun refleks memekik terkejut, walau pada kenyataannya perempuan itu tetap terkesiap. Ia tahu kalau mendapatkan cacian haters adalah hal yang sudah biasa Lisa terima, meliputi risiko yang harus Lisa tanggung sebagai seorang aktris. Namun sejauh dua puluh tahun mengarungi perjalanan di dunia entertainment, tidak sekalipun Lisa meminta untuk berhenti meski gadis itu sedang lelah. Lisa selalu tampak mencintai dan menikmati pekerjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
celebrity | lizkook✔
Fanfiction[M] Lalisa Hwang dan Ahn Jungkook adalah sepasang sahabat. Sejak kecil, keduanya sudah dipertemukan dalam sebuah project iklan, dan sama-sama sukses di industri entertainment hingga detik ini. Tak pernah ada kata cinta yang melesat dari katup bibir...