🐰BONUS CHAPTER🦊

13.5K 1.2K 84
                                    

Seperti masuk ke dalam kapsul waktu, Lisa merasa bahwa hari demi hari yang ia lalui begitu cepat terkikis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti masuk ke dalam kapsul waktu, Lisa merasa bahwa hari demi hari yang ia lalui begitu cepat terkikis. Mungkin karena ia terlampau menikmatinya? Atau mungkin juga memang seperti itulah mekanisme kehidupan.

"Haru-ya ... ingat yang Mama bilang? Tidak boleh ada video game di atas meja makan." intonasi Lisa cukup hangat, namun terkesan tegas. Ia menggeser sepiring pancake dengan siraman saus strawberry di atasnya untuk sang putra. "Habiskan sarapanmu, sebelum kau terlambat."

Bocah laki-laki berusia empat belas tahunan itu mengangguk-angguk pasrah. Ia meletakkan benda canggihnya di atas meja, lalu menyantap pancake kesukaannya dengan senang hati.

Yah, di zaman sekarang ini teknologi memang segalanya. Itu sebabnya sebagai orang tua, Lisa harus pandai-pandai mendidik putra semata wayangnya. Ahn Haru tetap diizinkan bermain game, kok. Hanya saja, intensitas waktunya juga tetap harus dikontrol.

Lisa dan Jungkook juga sering mengalihkan perhatian Haru agar tidak terfokus pada benda canggih tersebut. Semisalnya ketika jadwal Lisa sedang senggang, ia akan sering menemani Haru untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat. Contohnya seperti belajar, sekedar mendengar sang putra bercerita mengenai apa saja yang terjadi di sekolah, atau bahkan menemaninya memainkan permainan lain tanpa layar ponsel atau layar komputer.

Kalau Jungkook, lebih sering menghabiskan waktu bersama Haru untuk melukis bersama, menonton siaran sepak bola di televisi, atau bahkan menonton pertandingan basket secara langsung. Yaa, para laki-laki memang memiliki cara yang sedikit berbeda untuk bersenang-senang.

"Ma ... minggu depan Mama dan Papa benar-benar akan datang ke acara pentas seni di sekolahku, 'kan?"

"Ya, tentu." Lisa menuangkan susu murni ke dalam gelas Haru, lalu menambahkan, "Mama dan Papa sudah mengosongkan jadwal. Jadi kami pasti akan datang."

Haru tersenyum senang seraya menghabiskan menu sarapannya dengan lebih bersemangat. Tentu ia sangat bahagia. Minggu depan ia akan tampil di atas panggung pentas seni bersama alat musik piano dan memainkan beberapa buah instrumen di hadapan para murid, orang tua murid, serta para guru di sekolah.

Kedua orang tuanya memang tak selalu bisa datang secara lengkap. Terkadang hanya Mama saja yang datang, atau terkadang juga hanya Papa saja yang mewakili. Namun meski begitu, Haru tetap memahami kalau kedua orang tuanya tersebut selalu mengupayakan yang terbaik untuk dirinya di sela-sela jadwal kerja mereka yang (masih) padat sebagai seorang selebriti.

Misalnya saja seperti hari ini, di saat Mama selalu bangun pagi-pagi sekali untuk menyiapkan sarapan serta mengantarkannya ke sekolah, walau semalam baru pulang bekerja di tengah malam. Mereka memang jarang sekali menggunakan jasa supir ataupun pekerja rumah tangga, sebab berpikir bahwa mereka masih bisa mengurus Haru bersama-sama.

Jadi sesibuk apapun Lisa dan Jungkook, keduanya sebisa mungkin tetap menyisakan waktu untuk Haru agar putra mereka tersebut tidak merasa kehilangan figur sepasang orang tua.

celebrity | lizkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang