[M] Lalisa Hwang dan Ahn Jungkook adalah sepasang sahabat. Sejak kecil, keduanya sudah dipertemukan dalam sebuah project iklan, dan sama-sama sukses di industri entertainment hingga detik ini.
Tak pernah ada kata cinta yang melesat dari katup bibir...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jika mengingat kembali sejauh apa Lisa sudah mengarungi perjalanan bersama Jungyoon, agaknya gadis itu takkan percaya dengan mudah bila si pemuda justru lebih menyukai Jungkook dibanding dirinya.
Jungyoon adalah tipikal pemuda lembut yang banyak mengukir senyum padanya. Tak sedikitpun Lisa menerima perlakuan kasar dari pemuda tersebut.
Tapi ketika diteliti lebih jauh, terlebih melihat bukti foto-foto Jungkook yang disimpan pada album khusus berjudul 'My Life', sebisa mungkin Lisa meluruhkan sangkalannya. Foto-foto itu disatukan dan dihias sedemikian rupa, seperti wujud cinta nyata antara seseorang pada orang lain yang dicintai.
Entah sampai kapan Lisa akan menyesali kebodohannya. Sekali lagi ia merutuk, mengenai bagaimana bisa ia tak mampu membedakan jenis tatap yang dilemparkan Jungyoon padanya atau pada Jungkook.
Lisa juga lambat membaca situasi, bahwa kecemburuan yang Jungyoon tampilkan itu semata-mata ditujukan pada dirinya, bukan pada Jungkook. Jungyoon tak suka Lisa dekat-dekat dengan Jungkook, tak senang melihat lelakinya terlalu menempel dengan perempuan lain.
Dan satu lagi yang perlu digarisbawahi adalah, Jungyoon tidak pernah menyentuh Lisa di atas ranjang. Hah, brengsek.
Demi Tuhan, Lisa kesal pada dirinya sendiri. Semakin ia mengingatnya, semakin besar pula kemarahan yang memuncak di ujung kepalanya.
Lisa adalah tipe orang dengan pemikiran terbuka. Ia tak mempermasalahkan seksualitas seseorang, tak repot-repot menilai benar atau salah, selama mereka semua tetap berperilaku sesuai norma. Contohnya tidak merebut kekasih orang, atau tidak menipu orang lain.
Dan dalam kasus mereka, jika seandainya sejak awal Jungyoon datang dan mengaku sebagai seseorang yang menggemari Jungkook, Lisa tidak akan sampai semarah ini, kok. Setidaknya Jungyoon tidak berbohong. Setidaknya pemuda Lee itu tidak menipu, apalagi menyatakan cinta padanya dengan maksud tertentu. Kejujuran adalah sesuatu yang mahal, dan Lisa sangat menghargainya. Tapi ternyata, hah ...
Sudah berjam-jam berlalu sejak Lisa berlari pergi dari apartemen Jungyoon. Sampai detik ini, Lisa tidak menerima satu pun panggilan telepon atau pesan permintaan maaf dari pemuda itu.
Masalah mereka dibiarkan menggantung begitu saja. Atau mungkin, pemuda tersebut hanya memberinya sedikit waktu untuk tenang dan berpikir. Cih ... persetan. Lisa sudah tidak bisa banyak berpikir untuk mempertahankan hubungan mereka.
Menyesap teh hangat yang dibuatkan Jungkook, sejenak Lisa bertanya-tanya. Hubungan intim yang baru saja mereka lakukan satu jam lalu adalah keinginan bersama, 'kan?
Itu berarti, Jungkook juga menginginkannya?
Oh, Ya, Tuhan ... pipi Lisa mendadak merona, memikirkannya. Batang otaknya seakan tak memberikan waktu istirahat untuk tidak memikirkan banyak hal.
Sementara Lisa hanya melirik agak canggung, Ahn Jungkook justru bisa bersikap lebih luwes di sana. Pemuda itu mendudukkan diri di sisi Lisa, menyodorkan semangkuk sereal berbentuk bintang dengan siraman susu vanilla. Bukan hal yang aneh, memang. Tapi dalam situasi ini, Lisa hanya tak menyangka saja bila Jungkook masih bisa bersikap seperti biasa.