Pada akhirnya, Lisa yang harus menghubungi Jungyoon lebih dulu. Gadis itu mengirimkan sederet pesan singkat, mengatakan bahwa malam ini ingin bertemu di restoran private yang sudah biasa mereka datangi pada pukul tujuh malam.
Dan inilah saatnya.
Lisa memasuki sebuah ruang makan yang sudah dipesan sebelumnya. Gadis itu tampak baik-baik saja jika dilihat sepintas; bertumpu di atas sepasang high heels, memakai skinny jeans berwarna biru laut, dan memadukannya dengan atasan berwarna putih. Dua kancing teratasnya juga tidak dikaitkan, membuat belahan dadanya sedikit terlihat ke permukaan.
Ia juga mengikat rambutnya menjadi satu kesatuan–ponytail yang sangat cantik, membuatnya tampak begitu menawan. Ah, jika saja pemuda yang sudah mendudukkan diri di hadapannya ini memiliki seksualitas yang semestinya, mungkin pemuda itu akan sangat terpukau kala memandanginya.
Ternyata masih ada sebersit kekacauan yang berupaya Jungyoon sembunyikan di balik wajah tampannya itu. Jelas, pemuda tersebut tetap ingin mempertahankan sandiwaranya. Itu sebabnya ia merasa cemas, takut Lisa akan mengakhiri hubungan mereka, hingga dirinya tak lagi bisa mendekati Jungkook.
Lisa masih bungkam di sana. Ia hanya ingin mendengar kalimat pertama yang Jungyoon gaungkan setelah apa yang terjadi tempo hari. Dan benar saja, pada akhirnya si pemuda yang memulainya lebih dulu.
"Maaf ...," ujar Jungyoon. Ia langsung menukas pada poin utama. "Malam itu aku bukannya tidak menginginkanmu. Hanya saja, aku berharap kau bisa mengerti bagaimana keadaanku, Lisa. Aku–"
"Kau menyukaiku?" Lisa memotong.
Jungyoon agak terkesiap mendengarnya. Pemuda Lee itu mengatupkan bibir sesaat, baru kemudian mengangguk. "Ya."
"Lalu, apa kau juga menyukai Ahn Jungkook?"
Pertanyaan Lisa kali ini melesat cepat, tepat pada sasaran. Ia bisa melihat bagaimana pupil mata Jungyoon sedikit melebar karena terkejut luar biasa--seolah rahasia terbesar dalam hidupnya telah berhasil digali oleh orang lain. Pemuda tersebut membelalak samar, seketika terdiam karena tak pernah mengira bahwa Lisa akan mengudarakan tanya sejenis itu.
"Kau ..."
Lisa menatap lamat kendati bola matanya mulai terasa panas. Ia memperhatikan reaksi Jungyoon yang semakin menguatkan seluruh praduganya. "Kau sungguh menyukai Jungkook?"
Jungyoon menunduk sesaat, menghembuskan napas panjang seakan sesuatu yang berat tengah menimpa rongga dadanya. Kepalanya mendadak berputar-putar--pening sekali. Ia kemudian kembali membalas tatap Lisa dengan gamang, menyematkan senyum kaku di sana. "Jangan berbicara sembarangan, Lisa ... aku tidak mengerti maksudmu."
"Satu-satunya sepatu timberland yang kau miliki itu hanya dijual dua pasang saja di negara ini; satu milik Jungkook, dan satu milikku. Sepatu itu dibuat khusus untuk kami secara private–didedikasikan sebagai hadiah dari pemilik agensi atas prestasi yang sudah kami capai. Milikku masih ada, tersimpan rapih pada rak sepatu, sementara milik Jungkook sudah dilelang beberapa minggu lalu. Aku mendapatkan data valid dari staff yang mengurus pelelangan itu. Pembeli sepatu Jungkook adalah Lee Youngmin, saudara sepupumu yang bahkan tak pernah kau kenalkan padaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
celebrity | lizkook✔
أدب الهواة[M] Lalisa Hwang dan Ahn Jungkook adalah sepasang sahabat. Sejak kecil, keduanya sudah dipertemukan dalam sebuah project iklan, dan sama-sama sukses di industri entertainment hingga detik ini. Tak pernah ada kata cinta yang melesat dari katup bibir...