𝐀𝐰𝐚𝐢𝐭𝐬.
"Kak yong... Tolong banget ya? Jangan pisahin aku dari jaehyun, aku udah terlanjur cinta jaehyun. Kak yong juga gak mungkin tega misahin anak nya sama jaehyun kan?" naeun memohon pada taeyong sambil memegang perutnya yang mulai membesar, berharap taeyong luluh.
"Lalu gimana sama anak-anak ku? Mereka juga anak jaehyun kalau kamu lupa." taeyong menatap naeun dengan datar,
"Anak ku lebih butuh jaehyun dari mark, Jeno, dan beomgyu kak! Bayi yang aku kandung bahkan belum lahir, kalau si kembar sama beomgyu kan udah dewasa semua. Pasti mereka udah cukup ngerasain kasih sayang dari daddy nya"
"Iya, tapi kamu gak tau seberapa terpuruk nya si kembar tau daddy nya selingkuh, kan? Sadar diri naeun, kamu cuma pelampiasannya jaehyun doang saat dia bosen sama aku." taeyong melipat tangannya ke dada, memandang tajam kekasih suaminya itu.
"Emng ada ya seorang pelampiasan bisa sampai hamil?? Kak yong juga harus sadar diri kenapa jaehyun bisa sampai bosen sama kak yong dan beralih ke aku" dengan sombongnya naeun berbalik pergi meninggalkan taeyong sendiri. Naeun awalnya tak tahu kalau jaehyun sudah mempunyai istri dan sudah beranak 3, dia saat itu hanya sekedar seorang sekertaris yang menyukai atasannya, dengan tak tahu malu ia menyatakan cintanya secara terang-terangan kepada jaehyun. Kaget karena cintanya diterima, akhirnya mereka menjalin hubungan selama 3 bulan. Disaat sampai ke-tiga bulan naeun baru tahu kalau kekasihnya, jaehyun sudah mempunyai istri, bahkan anak. Tapi naeun menyepelekan hal itu, toh kata kekasihnya, ia sudah tak lagi mencintai sang istri. Jadi naeun terima-terima saja hingga saat ini. Sesuatu yang sudah menjadi miliknya, harus tetap menjadi miliknya selamanya. Ia sudah terlalu jatuh dalam pesona jaehyun.
𝐀𝐰𝐚𝐢𝐭𝐬.
"Ten udah cerita semuanya ke gua" atensi jaehyun jatuh pada Johnny dan yuta yang sedang duduk didepannya
"Apa?"
"Naeun hamil dan dia minta tinggal bareng ama lu?"
Memijat pelipisnya pusing, jaehyun mengangguk membuat Johnny menghela nafas kasar.
"Mau sampe kapan lu gini? Taeyong pergi baru tau rasa." kini giliran yuta yang bicara, ia sudah tak habis fikir dengan jalan fikiran jaehyun.
"Ati-ati tu anak bukan anak lu"
Memggeleng menanggapi, "yang di kandung naeun emang anak gua, terakhir kali gua ngelakuin itu sama naeun 2 bulan lalu. Gua teledor lupa pake pengaman, alhasil sekarang usia kandungannya udah mau lima minggu. Dan gua yakin 100% itu anak gua"
"Temen lo dah gila john"
"Itu temen lu juga bangsat"
"Intinya gini, kalau taeyong dah pergi, kita party" jaehyun membelakkan matanya kaget atas perkataan yuta, yuta itu ceplas-ceplos.
"Ck, goblok." memandang tajam Johnny, yuta kembali mengulang perkataannya
"Kalau taeyong pergi bawa anak-anak lu, gua ama Johnny kaga mau ikut campur" yuta mengangkat kedua tangannya sebatas kuping, "lu pada ada kerjaan kan? Jan ngurusin idup orang mulu"
"Kalau masalah idup lu gua bakal ikut campur,"
𝐀𝐰𝐚𝐢𝐭𝐬.
"Hyun, bantuin ya?"
Mengangguk ragu, "apa... Ga berlebihan?? Kasian beomgyu nantinya,,"
"Engga, kita ber-empat emang udah harus pergi dari sini. Kasian bubu"
Mengangguk mengerti, taehyun menatap Jeno dan mark bergantian "jadi, kapan rencananya dimulai?"
"Lo tunggu aja aba-aba dari kita."
"Oke"
"Tadi kalian ngomongin apa siih? Kok gyu gak boleh tau.." dengan muka cemberut, beomgyu menatap kekasih dan kakak kembarnya dengan tatapan sebal.
"Anak kecil gak boleh tau gyu," mark menjawab sambil mengusak rambut adiknya gemas.
"Kan kak nana sama kak haechan juga gak tau kita ngomongin apa, sama kayak gyu" sambung taehyun.
"Ya tapi gyu penasaran iih!"
"Jangan ngambek lagi, di depan ada eskrim loh. Nanti kita beli, oke?"
"Nana juga mau jenooo!"
"Kak mark.. Echan juga mau.." haechan berbisik didekat kuping kekasihnya itu, mark terkekeh geli mendengarnya. "Iya sayang, nanti beli bareng-bareng yaa"
"Kak mark the best! Love youuu" haechan mencium lembut pipi mark, lalu memekik kesenangan sambil bertepuk tangan.
" I love you more, babe"
"AABANG IIH!!! MASIH ADA AKUU!"
"Sebar uwu terosss"
𝐀𝐰𝐚𝐢𝐭𝐬.
"Jaehyun!" taeyong memekik kaget saat tangan besar jaehyun melingkar di perutnya saat ia sedang mengeringkan rambut.
"J-jangan seperti ini, kalau dilihat naeun aku tidak enak..." taeyong mencoba melepaskan pelukan itu, tapi sepertinya sia-sia. Jaehyun malah makin mengerat kan pelukannya pada taeyong.
"Naeun tadi ijin menginap dirumah ibunya 4 hari ini. Ayo jalan-jalan sore ini"
"Anak-anak nanti gimana? Aku belum memasak untuk makan malam."
"Pesan saja dulu, hari ini ayo habiskan waktu bersamaku"
Haruskah? Di satu sisi ia sudah berjanji pada dirinya sendiri kalau dirinya harus bisa hidup tanpa jaehyun. Di sisi lain, ia sangat amat merindukan suaminya itu.
"Hum.." taeyong mengangguk membuat jaehyun tersenyum senang, "kalau begitu ayo siap-siap!!" jaehyun bangkit dari tempat tidur, ia harus bersiap.
"Tak apa tae, ini untuk terakhir kali.. Mungkin?"
𝐀𝐰𝐚𝐢𝐭𝐬.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐰𝐚𝐢𝐭𝐬. (jaeyong)
Teen Fiction[Hurt] [jaeyong] Awaits. Taeyong yang berusaha bertahan demi anak-anaknya akhirnya menyerah. Dia pergi membawa mereka menjauh dari kehidupan sang suami sekaligus ayah dari anak-anaknya.