Eighteen.

17K 832 123
                                    

𝐀𝐰𝐚𝐢𝐭𝐬


[Two year later]

Taeyong tersenyum senang saat melihat jaehyun berjalan mendekatinya, ia merentangkan tangannya meminta untuk dipeluk.

"Kamu sudah menunggu lama ya, sayang? Maaf ya sudah membuatmu menunggu." Kata jaehyun lirih.


"Tak apa! Aku sedang bahagia sekarang." Jawab taeyong dengan senyuman manisnya.

"What makes you smile wide like this honey?"

"Jeno, katanya ia sudah melamar nana!! Oh god, i'm so happy..." kata taeyong setengah menjerit.

"Benarkah? Lalu kapan katanya dia akan melakukannya secara resmi di depan keluarga na?"

"Bulan depan. Kau bisa mengosongkan jadwalmu?"

"Pasti, aku akan bicara dengan sekretarisku nanti."

"Aku merindukanmu." Kata jaehyun sambil mengendus ngendus keher jenjang taeyong.

"Kau ini. Sudah sana mandi! Badanmu bau."

"Untuk apa mandi? Toh nanti juga akan berkeringat lagi."

"Tidur diluar nanti kau jaehyun."

"Sayaaaaang...."

Next week...

Malam hari tiba, semua keluarga Jung serta keluarga Na sedang berkumpul,  tengah membicarakan tentang pernikahan anak kedua mereka setelah tadi ada acara melamar.

"Hmm... jika pernikahan dilakukan bulan depan, nana dan jeno harus secepatnya fitting pakaian untuk acaranya nanti. Aku yang akan mengurus tempat pernikahannya, dan lainnya." Ucap yuta pada semua orang yang ada disana.

"Jeno? Kau ingin menikah dimana?" Tanya yuta.

"Terserah pada jaemin saja, aku akan mengikuti."

"Wahh, pengertian sekali..." celetuk winwin yang disana memuji jeno yang nampak tersenyum pada anaknya jaemin.

"Nana... nana ingin menikah ditempat pertama kali nana bertemu dengan jeno, yah!" Ucap nana dengan semangat.

"Na? Itu di bar? Kamu serius mau nikah disana sayang?" Tanya jeno dengan bingung.

Nana mengangguk, membuat ayahnya menepuk jidatnya. Lelah dengan sikap anaknya.

"Ayah gak izinin. Biar jeno saja yang pilih tempatnya dimana." Tegas yuta pada akhirnya.

"Di hotel saja. Aku yang akan menyewanya nanti." Sambung jaehyun.

"Ide yang bagus. Lusa aku dan nana akan fitting pakaiannya." Jeno mengangguk setuju.

Kemudian, mereka membahas masalah lain. Terutama para kepala keluarga yang sedang membahas soal pekerjaan. Hah... dasar.




"Bang mark, gimana?" Ucap nana sambil melihat kakak iparnya yang tengah merokok sendirian dibalkon rumahnya.

"Ya.. gitu deh Na, masih sama."

"Haechan dimana ya? Aku kangen haechan...." bibir nana melengkung, menatap calon Suaminya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Aku gak tau Na, tapi kita doain yang terbaik ya buat mereka?" Ucap jeno menenangkan nana yang tengah dilanda kesedihan.

"Memang belum ada kemajuan sama sekali? Ini udah dua tahun loh semenjak haechan hilang?" Jeno menggeleng menanggapi, ia juga bingung. Haechan dibawa pergi oleh siapa? Dan apa sebabnya?

𝐀𝐰𝐚𝐢𝐭𝐬. (jaeyong) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang