𝐀𝐰𝐚𝐢𝐭𝐬
"Kau bercanda kan johnn?? Kalian hanya mau menghukumku kan?? Aku menyerah, aku ingin bertemu taeyong dan anak-anak, aku ingin bertemu mereka. Cepat suruh mereka berhenti bersembunyi, katakan pada mereka aku menyerah, ayo johnn..." jaehyun berkata frustasi, wajahnya sangat kacau, mata dan hidung yang memerah, bahkan ia sudah bersujud pada Johnny memohon mengembalikan dunianya, dunia yang sudah ia hancurkan sendiri.
"Berdiri lah, jangan memohon seperti ini padaku, aku tak bisa mengembalikan mereka. Yang bisa hanya kau, kau jaehyun. Kau sendiri yang membuat taeyong dan anak-anak mu pergi, kau yang berbuat, kau harus berani bertanggung jawab. Selesaikan dulu urusanmu dengan kekasihmu, lalu baru pantas kau memohon seperti ini padaku." wajah pria jangkung itu datar menatap jaehyun yang terus memohon padanya. Ia muak, sudah berkali-kali ia mengingatkan lelaki Jung itu untuk tidak bermain api di belakang istrinya. Dan sekarang, biarkan ia menerima akibatnya.
"Tidak, aku mau taeyong dan anak-anak ku kembali.. Aku menginginkan mereka disisi ku.." jaehyun kembali menangis dengan keras, tidak peduli dengan tatapan ten dan anak-anak nya di sebrang sana. "Beritahu aku dimana mereka?? Aku akan menyusul mereka, aku akan menyusul mereka untuk kembali padaku johnn, ayo beritahu"
"Pergilah, aku tak tahu dimana keberadaan istri dan anak-anak mu."
Jaehyun menggeleng keras, "tidak! Kau pasti tahu dimana mereka bukan?"
"Tidak jaehyun, ku mohon mengertilah" Johnny menghembuskan nafas lelah, ia kasihan pada jaehyun, tapi jaehyun pantas mendapatkan ini semua. Apa jaehyun tak tahu kalau sudah 2 tahun taeyong menunggu nya? Apa ia tak tahu seberapa besar rasa kecewa taeyong? Apa ia tak tahu bagaimana anak-anaknya menjalani hidup selama 2 tahun tersebut? Apa ia tak tahu?
"Ten, bukannya kau tahu? Kau tahu dimana istri dan anak-anak ku kan??" jaehyun mendekati ten, itu membuat Johnny langsung menyeret jaehyun keluar.
"Pulanglah, selesaikan masalahmu, setelah itu kau bisa mencari dimana keluargamu. Jika kau memang menyayangi mereka buktikan jaehyun, jangan hanya bicara saja." kata Johnny kasar. Ia menutup pintu utamanya membiarkan jaehyun menangis di luar mansion nya.
"Apa seperti ini tidak keterlaluan..?"
Menggeleng, "jaehyun pantas mendapatkannya."
𝐀𝐰𝐚𝐢𝐭𝐬
"Cih, pria jung itu sudah ku beritahu berulang-ulang tae. Tapi ia bersikeras seperti itu, sekarang biarkan ia merasakan akibatnya." yuta berkata dengan nafas memburu mengingat bagaimana jaehyun dulu yang keras kepala tak mau mengikuti perintahnya dan Johnny untuk tidak bermain api dibelakang taeyong, tapi ternyata pria jangkung itu meremehkannya, tak memikirkan apa yang ia alami di masa depan.
"Ah.. Jadi taeyong hyung sudah tidak mau tinggal bersama lagi dengan pria itu? Berarti aku punya kesempatan untuk mendekati mu dong manis.." mingyu menatap genit ke arah taeyong, sedangkan taeyong hanya diam sambil melamun
"Kim Mingyu" suara dari yuta membuat Mingyu kembali diam, tapi kemudian terdengar suara tertawa berasal dari jungkook. Pria muda kelahiran 1997 itu tertawa melihat temannya yang biasanya genit entah dengan siapapun itu, nyalinya menciut saat dipanggil oleh sepupunya. Semenakutkan apa sih?
"Aku ingin mencari angin.." ucap taeyong yang sudah berjalan meninggalkan ruang tamu keluarga na.
"Aku juga" pria tampan dengan rahang tegas dan lebih banyak diam itu juga berdiri membuntuti taeyong membuat mark menatap tajam pria tampan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐰𝐚𝐢𝐭𝐬. (jaeyong)
Teen Fiction[Hurt] [jaeyong] Awaits. Taeyong yang berusaha bertahan demi anak-anaknya akhirnya menyerah. Dia pergi membawa mereka menjauh dari kehidupan sang suami sekaligus ayah dari anak-anaknya.