𝐀𝐰𝐚𝐢𝐭𝐬
Waktu berjalan cepat, saat ini keluarga Jung sedang makan bersama. Tentu saja dengan naeun. Ya, naeun sudah pindah ke mansion keluarga jung. Lalu, apa beomgyu tahu? Tidak, mereka semua bersekongkol untuk tidak membuat beomgyu tahu. Naeun mengaku sebagai sekretaris jaehyun yang sedang hamil dan suaminya meninggal karena pembunuhan. Beomgyu hanya acuh, ia tak terlalu peduli pada wanita itu.
Mood Jeno tiba-tiba rusak saat melihat wanita itu duduk di kursi yang biasanya ditempati bubu nya.
"Maaf, tapi itu kursi milik bubu." bukan Jeno ataupun Mark yang mengatakan itu, melainkan beomgyu.
"Jung Beomgyu." lirih, tapi terdengar tajam. Jaehyun melihat anaknya, yang di tatap hanya menundukkan kepalanya.
"Bubu gak apa gyu, biarin tante naeun yang duduk disitu ya? Bubu duduk di samping gyu deh.." taeyong menempatkan dirinya di sebelah beomgyu, mengelus punggung beomgyu sayang.
Jeno berdecak keras, meletakkan alat makannya dengan kasar, "bubu, Jeno berangkat dulu" menepuk bahu mark, mencium pipi bubu nya sebagai ucapan selamat tinggal.
"Ayo gyu," mengusak rambut adiknya, dan berjalan lebih dulu di susul beomgyu di belakangnya.
"Bang mark gak ada jadwal kuliah nak?" giliran taeyong yang menatap mark.
Menggeleng menanggapi, lalu menatap menatap kekasih ayahnya datar, "mark mau jaga bubu dari hama"
𝐀𝐰𝐚𝐢𝐭𝐬
"Kok ngikutin bubu mulu sayang?" taeyong heran, anaknya kenapa?
"Mark takut kalau bubu di ganggu sama dia." mark memeluk bubu nya dari belakang, menenggelamkan wajahnya di pundak sang bubu tersayang.
"Bubu bisa melawan nak.." membalikkan tubuhnya menghadap mark, lalu mengelus pipi anaknya tersebut.
"Tapi apa bubu bisa ngelawan kalau dia minta dibela tuan Jung? Engga kan bu? Aku berulang kali minta sama bubu buat pergi dari sini, tapi bubu masih enggan. Bubu masih cinta sama tuan Jung??" mark berkata sendu, hati bubu nya terbuat dari apasih?
Menggeleng ragu, memalingkan wajahnya saat anak sulung nya menatap dirinya. "Mark ga usah sedih, mark mau kan temenin bubu sebentar lagi? Nanti kita pergi, bawa semua adik kamu juga ya?" mark mengangguk, membawa sang bubu untuk ia peluk lagi.
Jaehyun niatnya turun untuk mengambil air, tapi malah melihat istri dan anaknya. Ia juga mendengar keluh kesah anak sulung nya. Seandainya, seandainya dulu ia tak bermain api dibelakang taeyong hanya karena rasa bosannya terhadap taeyong, pasti kalau itu tidak terjadi keluarganya tak akan seperti ini. Lalu, apa ia mencintai taeyong? Sangat, ia sangat mencintai sang istri. Sekarang ia hanya bisa menyesal, ia takut kalau taeyong pergi membawa anak-anaknya, ia takut kalau taeyong sudah tak mencintainya lagi. Lucu bukan? Ia yang memulai lebih dulu, ia juga yang merasa orang tersakiti disini. Nasi sudah menjadi bubur, ia tak bisa lari dari tanggung jawabnya terhadap bayi yang ada diperut naeun.
Berdehem pelan membuat ibu dan anak itu menolehkan ke arah suara,
"Ayo pergi bu," mark menarik tangan taeyong menjauh dari jaehyun, dengan cepat jaehyun menahan tangan taeyong.
"Daddy ingin bicara dengan bubu, mark."
Mark diam, menatap bubu nya yang juga menatapnya. Menganggukkan kepala nya, taeyong menepuk bahu mark, "bubu bicara dulu dengan daddy mu ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐰𝐚𝐢𝐭𝐬. (jaeyong)
Teen Fiction[Hurt] [jaeyong] Awaits. Taeyong yang berusaha bertahan demi anak-anaknya akhirnya menyerah. Dia pergi membawa mereka menjauh dari kehidupan sang suami sekaligus ayah dari anak-anaknya.