Hi-!!
Call me 'Iya'♡
Happy Reading....._____
Sekumpulan motor-motor besar tengah membelah jalanan dengan ugal-ugalan. Seolah tak takut disumpah serapahi oleh pengguna jalan lainnya. Untung saja malam kali ini jalan tidak terlalu ramai, karena jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam.Sekumpulan motor itu berhenti di bahu jalan yang sepi ini. Mereka berhenti bertepatan dengan kedatangannya anggota geng Lion yang sudah berada di tengah jalan.
Bara tidak main-main dengan ucapannya kemarin siang, cowok itu benar-benar membawa anggota Lion yang jumlah anggotanya lebih dari lima puluh.
"Akhirnya lo datang, gue kira lo takut!" Ucap Bara memulai pembicaraan.
Leo menyeringai, takut? Itu tak ada didalam rumusnya. Kakinya melangkah mendekati cowok berambut ikal itu, ia menatap tajam tepat di wajah Bara. "Gak usah banyak bacot!" katanya penuh penekanan.
Tangannya mengepal, tanpa aba-aba ia menonjok wajah cowok berambut ikal itu. Adegan baku hantam itu tak bisa dihindari. Anggota Scorpions menyerang anggota Lion, karena mereka sudah berani-beraninya masuk kedalam markas besar Scorpions siang tadi.Bahkan anggota Scorpions saja harus ijin dengannya terlebih dahulu sebelum masuk kedalam markasnya.
Bugh
Bugh
BughMereka saling menonjok satu sama lain, menendang, memukul dengan bertubi-tubi. Pukulan demi pukulan Leo layangkan pada cowok itu.
Tangan besar Bara hendak menonjok rahang nya, namun dengan segera ia tangkis. Ia menendang cowok berambut ikal itu, dan cowok itu terjungkal kebelakang.
Dengan wajah datar dingin, ia mendekati cowok yang sedang terkapar di jalan. Ia menginjak dada Bara yang membuat nafas cowok itu tersengal-sengal. "Ternyata Lo gak sekuat yang gue pikirin!"
"Udah Leo! Lo bisa bikin dia mati!!" ucap Dafa ingin menghentikan aksi Leo. Bisa bahaya kalau Leo benar-benar berniat menghabisi nyawa Bara, apalagi wajah Bara yang sudah memerah.
•
•
•Seorang gadis tengah berjalan menelusuri jalan yang sepi ini, tangannya memegang bungkus sate kambing yang baru saja ia beli di Mang Koko tukang sate di dekat kebun kelapa, ada banyak berbagai makanan yang dijual. Biasanya setiap malam selalu ramai, tapi entah mengapa malam ini sepi, atau mungkin saja sekarang sudah hampir larut malam.
Lea, gadis itu mengalihkan pandangannya ke seluruh penjuru jalan. Hingga matanya tak sengaja menangkap sekumpulan orang-orang yang sedang baku hantam.
Matanya terbelalak, itu Leo. Ada seorang cowok yang ingin memukul bagian kepala Leo dengan balok kayu. Tanpa berkata lagi, ia masuk ke area pertempuran itu yang membuat mereka kaget. Tanpa sadar ia menjatuhkan bungkus sate itu.
Tanpa aba-aba, Lea menarik tangan Leo dengan kencang sehingga balok kayu itu tak mengenai kepala Leo.
"Lea?" Tanya Fattan, Evan dan Dafa serempak. Jelas, mereka kaget melihat kedatangan Lea yang tiba-tiba.
"Jadi dia cewek lo? Cakep juga,"tanya Bara sambil memegang dadanya. Ia menatap Lea dari atas sampai bawah, lalu ia menampilkan seringaiannya.
Tak berselang lama, terdengar suara sirine mobil polisi. Mata Lea terbelalak."Ada polisi," ujarnya kencang.
"Shit!" Kata Leo. "Berpencar!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE L [Dalam Proses]
Teen Fiction"Kita nikahkan saja mereka," Bagaikan disambar petir disiang bolong, mata Lea terbelalak, menikah? What. Lea menggeleng, gila saja! Ia menikah dengan cowok dingin plus menyebalkan itu? "Saya gak mau pak nikah sama dia!" Kata Lea sembari menunjuk wa...