Hi-!!
Call me 'Iya'♡
Happy Reading....._____
Sinar matahari mulai masuk kedalam kamar seorang gadis melalui celah-celah jendela. Gadis itu sedikit terusik oleh cahaya matahari, ia mengerjabkan matanya beberapa kali untuk memaksimalkan penglihatannya. Setelah matanya benar-benar terbuka ia sangat terkejut melihat sosok cowok asing yang berstatus sebagai suaminya itu. Wajah cowok itu terlihat damai dalam tidur lelapnya, walaupun cowok itu sedang tidur tapi tetap terlihat, sangat tampan!Tak heran jika cowok itu menyandang sebagai Most Wanted SMA Nusa Bangsa karena tampangnya yang bisa membius siapa saja yang melihat wajah tampannya yang hampir mendekati sempurna.
Lea menggelengkan kepalanya begitu sadar apa yang ia pikirkan. Leo, cowok itu masih betah di dunia mimpinya. Ha, bahkan ia lupa tentang peraturan kedua yaitu dilarang tidur satu kamar. Tapi ya mau bagaimana lagi? Gara-gara hujan ditambah petir jadi ia lebih memilih tidur bersama Leo. Apalagi semalam mati lampu yang sukses menambah poin ketakutannya.
Ia bangkit dari tidurnya dan mulai melangkahkan kakinya menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya. Hanya butuh waktu lima belas menit untuk menyelesaikan ritual mandinya itu, tangannya sibuk mengeringkan rambutnya ini. Kakinya melangkah untuk memasuki kamar yang berada tepat di sampingnya, matanya beralih kepada jam, ternyata sudah pukul 06.45 Leo masih betah bergelung dibawah hangatnya selimut.
Handuk kecil bertengger di kepala nya, ia mengusap pelan handuk itu, lalu mengambil Hair Dryer pada laci meja rias di kamar Leo, karena ia tak punya benda itu.
Setelah dirasa cukup kering, ia menaruh benda itu pada tempatnya semula. Lea melangkahkan kakinya mendekat kearah sosok cowok yang masih terlelap dalam mimpinya.
Gadis itu mulai membangunkan sang suami, namun cowok itu tak kunjung membuka matanya. Ia mengguncang bahu sang suami, tapi cowok itu hanya melenguh sebentar dan kembali melanjutkan tidurnya itu. Yang ada dipikirannya sekarang yaitu, suaminya itu tidur atau mati? Kenapa tak bangun-bangun juga?
"Leo, bangun!" ujar Lea yang masih mencoba membangunkan Leo.
Lea menggerutu. "Etdah! Ni orang tidur apa mati sih? Nggak bangun-bangun dari tadi!"
"Leo bangun! Dah siang!" dengan terpaksa Lea berbicara seperti itu didekat telinga cowok itu. "LEO BANGUN!!"
Tak ada pergerakan sama sekali. Lea bingung harus membangunkan cowok itu dengan cara apalagi? Lea kehabisan akal, dengan terpaksa ia menutup hidung Leo dengan tangannya, melihat cowok itu yang kesusahan bernafas membuat Lea tersenyum bangga.
Cowok itu mangap-mangap kehabisan nafas. Ia membuka matanya dan melihat ke arah gadis itu, dengan segera ia menepis lengan putih itu yang berada di hidung mancung nya. "Lo pengen bunuh gue?!"
Lea melepaskan tangannya. "Padahal gue gak bilang begitu!" ucapnya. "Kalo lo mati ntar gue jadi janda. Eh, gapapa deh lo mati juga, yang penting gue dapet harta warisan. Hehe,"
Leo menatap tajam gadis itu. "Jangan harap bakalan gue kasih ini harta buat lo, kecuali lo ngasih gue anak!"
Lea melongo mendengar itu, dengan cepat ia layangkan pukulan mautnya pada pundak cowok yang berstatuskan sebagai suaminya itu. "Bacot!" jawabnya ketus.
"Dari pada lo banyak ngomong lebih baik lo mandi abis itu rapih-rapih buat ke sekolah." titahnya.
•
•
•
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE L [Dalam Proses]
Teen Fiction"Kita nikahkan saja mereka," Bagaikan disambar petir disiang bolong, mata Lea terbelalak, menikah? What. Lea menggeleng, gila saja! Ia menikah dengan cowok dingin plus menyebalkan itu? "Saya gak mau pak nikah sama dia!" Kata Lea sembari menunjuk wa...