Hi-!!
Call me 'Iya'♡
Happy Reading....._____
Seorang gadis cantik yang tengah berperang dengan alat dapur untuk membuat telur dadar dan nasi goreng. Matanya menatap bahan-bahan di hadapannya ini dengan perasaan yang tidak yakin. Sebab dari dulu ia belum bisa masak, paling mentok hanya merebus air dan memasak mie instan.Sudah hampir satu jam tapi ia belum menyelesaikan masakannya itu. Peluh keringat merembes keluar, dengan cepat ia mengusapnya. Tangannya dengan lincah membalikkan telur dadar itu.
Setelah di rasa sudah matang, ia mematikan kompor itu. Lalu membawa hasil masakannya pada meja makan.
Menu masakan hari ini cuma telur dadar dan nasi goreng. Nasi goreng dengan telur dadar yang sedikit gosong.
Lea menegakkan tubuhnya, matanya berbinar senang ketika melihat hasil masakannya itu. Walaupun ada rasa sedikit tidak yakin.
Jangan tanyakan lagi bagaimana kondisi dapurnya saat ini, dapurnya sangat rapih dalam artian yang buruk. Wajan yang tadi ia gunakan untuk membuat nasi goreng sudah tidak ada di tempat semula, kulit bawang merah sudah tersebar dimana-mana, pecahan telur ada di meja makan yang meninggalkan bau amis yang menyengat.
"Akhirnya beres juga," gumam nya.
Setelah menaruh hasil masakannya di meja makan. Kini ia mulai memunguti kulit bawang yang bersebaran, mengambil kulit telur serta mencuci barang-barang yang sudah ia gunakan setelah membuat nasi goreng dan telur dadar yang sedikit gosong itu.
"LEO SINI MAKANANNYA UDAH JADI." Teriak Lea memberitahukan bahwa makanan yang ia buat susah jadi, walaupun harus menunggu satu jam lamanya untuk sekedar membuat nasi goreng serta telur dadar.
"Hm," jawab Leo setelah mendudukkan dirinya di kursi yang tersedia. "Ngga lo kasih racun kan?!" katanya sambil melihat masakan Lea yang ia sendiri tak yakin dengan rasanya.
"Astaghfirullah, Suudzon Mulu jadi orang!" jawab Lea tak terima. Bagaimana mungkin ia meracuni suaminya sendiri? Ntar yang ada ia menjadi janda di usia pernikahan yang terbilang muda. "Lagian nih ya, kalau gue kasih racun ke makanan lo, ntar lo mati terus gue jadi janda. Masa baru nikah seminggu langsung jadi janda, kan gak lucu!"
"Eh gapapa deh lo mati juga, yang penting gue dapet harta warisan." lanjutnya yang di akhiri dengan kekehan.
Cowok itu mendelik. Tangannya memegang sendok dan mulai memasukan nasi goreng itu ke dalam mulutnya.
Baru satu suapan, tapi Leo sudah melepehkan nasi goreng itu. Jujur saja, rasanya begitu asin seperti memakan garam mentah-mentah.
"Uhuk-uhuk,"
Dengan cepat Lea memberikan minum untuk cowok itu agar batuknya hilang. "Kalo mau makan itu pelan-pelan dong, makanannya ga bakalan gue abisin kok! Santai aja,"
Leo meringis seraya mengusap bibirnya dengan tisu. "lo ngasih garem berapa sendok sih?!"
Lea mengerutkan keningnya lalu mengangguk. "Oh, cuma tiga sendok doang. Emangnya kenapa sih? Ngga enak ya masakan gue?"
'pake nanya!' ujar Leo dalam hatinya. Ia menopang dagu sambil menatap wajah Lea yang sudah cemberut. "Kayaknya lo emang berniat ngebunuh gue dengan masakan asin lo itu, hm?"
Dengan cepat Lea melayangkan pukulan mematikannya pada lengan Leo dengan kencang. "Astaghfirullah, gue ngga sekejam itu kali ya! Kalo emang gue berniat ngebunuh lo pasti udah gue kasih sianida di makanan lo itu!"
"Terus kenapa lo ngasih Garem segitu banyaknya? Lo pengen gue kena darah tinggi, huh?!"
"Suudzon mulu kerjaannya! Awas ntar darah tinggi beneran mampus lo!"
••🍌🍌🍌••
Setelah sarapan bersama, Lea berjalan ke kamarnya untuk melakukan ritual mandinya. Setalah mandi ia memakai baju seragamnya yang sebenarnya sudah tak layak di pakai, karena ukuran baju ini sudah kekecilan.
Sesudah memakai seragam, ia mulai memoles wajahnya dengan bedak yang sering ia gunakan dan tak lupa juga ia memoles bibirnya dengan lip tint yang ia punya.
Lea menatap dirinya di pantulan cermin yang berada di kamarnya. Rambut coklat panjangnya sudah ia kuncir kuda dengan rapih. Ia keluar dari kamarnya, dan duduk di ruang tamu untuk memakai sepatu hitam nya.
"Eh-eh Leo gue nebeng ya?" ujar Lea kepada Leo yang tengah berjalan keluar.
Leo menatapnya sekilas, ia mendengus. "Cepet!" katanya tegas setelah itu ia mulai duduk di samping Lea.
Leo, cowok itu duduk tepat di samping Lea yang tengah memakai sepatu.
"Nah selesai, ayok berangkat!" ajak Lea sambil menarik tangan cowok itu agar bangkit dari duduknya.
Leo berdiri, ia menatap intens wajah gadis yang berstatuskan sebagai istri nya itu. Ia memicingkan matanya, wajahnya mendekat kearah gadis itu yang membuat Lea gugup.
"E-eh lo mau ngapain?!" tanya Lea was-was apalagi wajah cowok itu sudah sangat dekat dengan wajahnya, ia juga merasakan hembusan nafas Leo yang hangat. Dengan cepat ia menahan wajah Leo agar tak terlalu dekat dengannya.
Wajah Leo semakin dekat, membuat detak jantungnya berdetak sangat kencang seperti sedang lari maraton. Tangannya pun sudah di jauhkan oleh cowok itu, pipi dan telinga nya berubah menjadi merah. Tak ada pilihan lain selain memejamkan matanya. Pikirannya campur aduk, yang ada di pikirannya sendiri apakah cowok itu ingin menciumnya?
Tuk...
Ternyata dugaan Lea salah! Karena Leo menyentil dahinya yang membuatnya meringis ngilu. Ia membuka matanya, wajah mereka berdua masih dekat mungkin jaraknya hanya beberapa cm saja, karena ia bisa melihat dengan jelas urat-urat yang berada di wajah tampan suaminya itu.
Leo mendekat seraya berbisik. "Ngarep gue cium, huh?!" tanya Leo sarkas.
Lea mengerjabkan matanya lalu menggeleng. Bisa ia pastikan kalau pipinya pasti mengeluarkan semburat merah yang sangat ketara. "D-dih mana ada! Siapa juga yang ngarep di cium cowok modelan kayak lo?!" elaknya.
"Ngaku aja gausah gengsi," ucap Leo seraya menjauhkan tubuhnya dari Lea.
"B-bener kok!"
Leo mendengus, ia mengambil tisu lalu mendekatkan kembali wajahnya lalu mengusap bibir merah gadis itu dengan pelan. "Gue gasuka kalo lo ke sekolah pake lipstik lagi,"
Jangan tanyakan Lea, gadis itu sudah membeku bagaikan di siram jutaan es. Ia menggeleng tak boleh sampai jatuh hati dengan cowok itu!
><><><
TBC...
Smoga sukak hehe<3
Prik bgt gaseh? Tp nya maapkeun saja ye, masih amatir soalnya:'(
Jnlp tekan vote 😖🙏🏻Byee...
📍Jawa Barat, Indonesia♡
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE L [Dalam Proses]
Teen Fiction"Kita nikahkan saja mereka," Bagaikan disambar petir disiang bolong, mata Lea terbelalak, menikah? What. Lea menggeleng, gila saja! Ia menikah dengan cowok dingin plus menyebalkan itu? "Saya gak mau pak nikah sama dia!" Kata Lea sembari menunjuk wa...