ENAM||06

1.9K 212 32
                                    

Hi-!!
Call me 'Iya'
Happy Reading.....

_____
"Kita nikahkan saja mereka,"

Bagaikan disambar petir disiang bolong, mata Lea terbelalak, menikah? What. Lea menggeleng, gila saja! Ia menikah dengan cowok dingin plus menyebalkan itu?

"Saya gak mau pak nikah sama dia!" Kata Lea sembari menunjuk wajah tenang Leo dengan tangannya.

"Lo pikir gue mau nikah gitu sama Lo?" Tanya Leo santai.

Pak RT menggeleng. "Setuju atau tidak setuju. Kalian akan dinikahkan, ingat yang rugi itu pihak wanita jika terjadi hal yang tidak diinginkan." Kata nya.

"Enggak pak, sampai kapanpun saya gak mau nikah sama dia!"

Leo menghela nafas. Ia menatap wajah pak RT dan menampilkan senyum kecilnya. "Saya setuju pak,"

"Leo? Kok lo setuju sih?!"

"Ya gimana? Kita jalanin aja dulu!"

"Gila Lo! Udah gak waras! Inget, gue gak mau punya suami jelek, ngeselin plus nyebelin kek lo!!"

"Lo kira gue mau punya istri cerewet kayak Lo?!"

Mata Lea membulat, sial ia jadi malu sendiri. Dengan cepat ia layangkan pukulan pada wajah Leo pakai tangannya.

"Lebih baik kalian telpon orang tua kalian masing-masing, untuk membicarakan masalah ini." Usul Pak RT. Walau bagaimanapun juga, masalah ini harus dibicarakan baik-baik kepada orang tua mereka, dan setuju atau tidak untuk melakukan pernikahan mereka.

Leo dan Lea kompak menggeleng. Huh, itu namanya ia cari mati. Tak tau saja kalau Hans(papahnya) itu sangat galak, bisa-bisa diomelin sampai subuh kalau begini jadinya.

••🍌🍌🍌••

Baru saja Lea ingin menyerukan pendapatnya, mulutnya sontak tertutup kala melihat kedua orangtuanya muncul di balik pintu kayu itu. Lea menatap wajah Hans yang diselimuti oleh amarah dan bergantian menatap wajah Tania yang nampak khawatir.

"Apa yang terjadi?"

Dengan sopan, pak RT mulai menjelaskan apa yang terjadi menimpa Lea. Tentu saja ia berbicara jujur, tidak melebihkan atau mengurangkan.

Wajah Hans memerah, pria paruh baya itu menatap anak sulungnya dengan pandangan amarah yang sangat ketara. Tanpa aba-aba ia menarik tangan Lea dan berjalan keluar dari rumah pak RT ini. "Kita bicarakan di rumah!" Katanya sambil menarik pergelangan tangan Lea dengan kencang.

Air mata Lea tak bisa terbendung, pipinya basah akibat air matanya. Jujur saat ini ia sedang takut, entah apa yang menimpanya ketika ia sampai di rumah. Ia hanya berdoa semoga baik-baik saja.

Tangan yang hampir berkeriput itu menarik tangan sang anak dengan kencang, jalannya yang terburu-buru membuat Lea tak bisa menyesuaikan nya. Langsung saja ia mendorong sang anak kedalam mobil, ia duduk di tempat kemudi.

Tania menatap prihatin terhadap sang anak kesayangannya itu, ia mengusap kepala anaknya dengan perasaan khawatir yang sangat ketara.

Setelah sampai di rumah, tangan putih Lea kembali ditarik hingga gadis itu memekik kesakitan. Hans mendorong tubuh Lea hingga terjerembab jatuh di atas lantai dingin yang beralaskan keramik.

Pria paruh baya itu mengambil sapu dan memukul sang anak dengan sapu itu. Ia memukul anak itu dengan kencang seolah-olah orang yang ia pukul itu sebuah benda.

"MAS APA YANG KAMU LAKUKAN?!" Jerit Tania, ia menghentikan aksi suaminya yang tengah memukul sang anak dengan sapu hijau itu.

"Aku hanya ingin memberi anak ini pelajaran!"

Hans kembali memukul Lea dengan sapu yang ia pegang, wajahnya yang dipenuhi amarah itu semakin terlihat garang.

"MAS STOP!"

Tania menghampiri sang anak dan memeluknya di dekapan hangatnya. "Kamu gapapa sayang?"air matanya bercucuran keluar, sangat sakit ketika melihat kondisi sang anak seperti ini. Apalagi wajah anaknya yang basah, dan tangannya membiru akibat pukulan.

Lea menggeleng dengan senyum tertahan. "Aku gapapa kok ma." Lihat pandai sekali bukan seorang wanita menyembunyikan perasaannya? Padahal rasanya ini sakit sekali, bagaimana tak sakit. Wong papahnya itu memukul dirinya dengan sapu yang terbuat dari kayu.

"Buat apa kamu ngebelain anak gak tau malu itu? Biar saja dia tau rasa! Sekali-kali dia harus diberi pelajaran, supaya gak ngelunjak sama kita! Bukannya bersyukur saya biayai dari kecil malah ngelawan,bisanya cuma mempermalukan keluarga!"kata Hans sarkas.

"Mas! Lea ini anak kita! Apa pantas kamu bicara seperti itu?"

"Anak kita? Bukan, dia hanya anakmu! Aku tak Sudi punya anak tak tau malu seperti dia!" Ujarnya sarkas dan melenggang pergi masuk kedalam kamar.

Seperti dihantam batu besar yang menimpanya, sakit sangat sakit. Ketika mendengar ucapan dari orang yang paling ia sayangi. Air matanya merembes keluar, untuk apa papahnya bicara seperti itu? Pikirnya.

Memang kalau dirinya ini anak ibunya tapi dari suami yang pertama, sedangkan Hans suami ibu nya yang kedua. Ayah kandungnya pergi meninggalkan nya entah kemana.

Seorang gadis yang berada di dekat tangga tersenyum puas melihat kejadian itu. Pemandangan yang indah, batinnya.

••🍌🍌🍌••

Orang tua Leo datang, papahnya sedang berbicara dengan Pak RT yang tak ia ketahui namanya. Pikirannya saat ini sedang dipenuhi oleh gadis tadi, semoga saja gadis itu baik-baik saja.

Reno menggeleng mendengar ucapan dari Pak RT itu, matanya menatap sang anak dengan heran. "Siapa gadis itu? Kita harus ke rumah nya untuk membicarakan pernikahan kalian,"

"Pernikahan nya tetap dilaksanakan?" Tanya Sarah (Bundanya).

Reno mengangguk yakin. Walau bagaimanapun juga pernikahan ini harus tetep dilaksanakan. "Kita ke rumahnya sekarang!" Ucapnya final.

"Pa! Tapi aku gak mau nikah sama dia!"

"Leo! Mana rasa tanggung jawab kamu? Bagaimana kalau gadis itu sampai hamil karena kamu?"

Leo mendengus. "Papah percaya omongan mereka?"

"Bagaimana papah mau percaya sama kamu! Ingat, kamu berduaan sama gadis itu di rumah kosong. " Ujar Reno. "Apa papah harus berfikir positif tentang ini?"

Leo menghela nafas, lihat! Papanya lebih percaya terhadap tuduhan gila yang di buat oleh Pak RT itu. Lagi-lagi ia mendengus, ini semua salah Bara pikirnya, coba saja kalau Bara tidak mengajak nya untuk beradu jotos malam ini pasti ini semua tidak akan terjadi.

"Yasudah kita pulang, nanti kita bicarakan lagi di rumah." Ucap Sarah lembut seraya mengelus lengan suaminya.

<><><>
TBC...
Smoga sukak hehe<3
Crtny prik, hrp di maklumi ygy karena ini crta pertama

Byee...

📍Jawa Barat, Indonesia♡

DOUBLE L [Dalam Proses]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang