Hi
Call me 'Iya'♡
Happy Reading....._____
Leo menghirup nafasnya dalam-dalam seraya memejamkan matanya erat, menikmati terpaan angin malam yang berhembus kencang. Tak perduli hawa dingin itu yang mulai menelusup masuk ke dalam tulang.Jam sudah menunjukkan pukul 00.20 WIB, namun Leo belum juga mengistirahatkan mata nya walau hanya sejenak.
Tangannya memegang erat pembatas balkon, pikirannya berkelana bagaikan sebuah pertanyaan tanpa jawaban yang masih hinggap di otaknya. Leo menggeleng seraya mengacak-acak rambutnya frustasi, tak baik ia memikirkan hal-hal yang mungkin belum terjadi.
Untuk apa anggota Lion mengunjungi markas nya? Kenapa pula mereka terus-menerus menganggu nya? Dan yang terpenting, apa motifnya?
Memikirkan itu semua membuat Leo pusing sendiri di buatnya. Semua pertanyaan tanpa jawaban yang memenuhi otaknya, kalau seperti ini terus-menerus bisa-bisa ia stres. Mungkin lebih baik ia mengistirahatkan mata dan tubuhnya agar kembali segar dan berharap beban yang berada di otaknya ini hilang begitu saja setelah ia memejamkan matanya.
Cowok itu berbalik badan siap-siap melangkahkan kakinya menuju kamar untuk tidur, namun alangkah terkejutnya ia mendapati Lea yang sudah berdiri dengan guling yang berada di dekapannya. Wajah gadis itu menampilkan senyum tak berdosa nya dengan kekehan khasnya.
"Leo, gue tidur bareng lo ya." ujar Lea sambil menampilkan deretan giginya yang rapih. Ia memegang tangan Leo seraya menggerakkan nya ke kanan dan ke kiri. Ia menatap wajah cowok itu dengan puppy eyes nya agar Leo luluh.
Leo menaikkan sebelah alisnya, tumben sekali pikirnya. "Hm."
Lea mendengus sebal mendengar jawaban itu. "Hm hm hm, mulu jawabannya gada yang laen apa?" tanya nya bingung, sebab ketika ia tanya pasti cowok itu selalu menjawab 'hm' dan itu sukses membuat nya kesal bukan main.
••🍌🍌🍌••
"Leo ih geseran ngga?!" gerutu Lea kesal. "Lo itu makan tempat banget tau ngga si!" tambah nya, kemudian ia menggeser tubuh Leo yang sangat berbanding terbalik dengan tubuhnya yang mungil ini. Rasanya tenaga dalamnya ini yang sudah ia keluarkan tiba-tiba tidak menghasilkan apapun, nyatanya cowok itu masih memejamkan matanya seolah tidak terganggu.
"Leo ih, lo budek ya ampe ngga denger apa yang gue bilang!" kesal nya dengan wajah menekuk, bahkan bibirnya sudah maju beberapa senti yang artinya ia benar-benar kesal. Matanya berair yang ia butuhkan saat ini hanyalah tidur tetapi cowok itu seolah sengaja mengerjainya.
Bagaimana ia tak kesal? Sedangkan posisi tidur Leo yang sangat memakan tempat, apalagi cowok itu tidur di tengah-tengah dengan kedua tangan yang terbuka lebar. Dan jelas saja ia tak kebagian tempat untuk tidur.
"LEO IH!" teriaknya kesal sambil menghujani tubuh Leo dengan serangan bantal, walau itu tak terasa sakit tapi setidaknya bisa mengurangi kekesalannya pada cowok itu.
Leo terkekeh, cowok itu mengunci tangan kecil istrinya lalu mengambil alih bantal tersebut. Dengan cepat ia menenggelamkan wajah gadis itu di dalam ketiaknya dan memeluk nya erat. "Cepetan tidur udah malem!" katanya dengan nada memerintah.
"LEO KETEK LO BAU BANGKE!" teriak Lea tak jelas karena wajahnya tertutup oleh ketiak Leo. Dalam hati ia bergidik jijik, bagaimana kalau cowok itu belum mandi? Pasti kuman-kumannya sudah berpindah pada wajahnya, mungkin ia harus mencuci wajahnya dengan air kembang supaya kuman dari ketiak Leo segara musnah.
••🍌🍌🍌••
Sekolah, 09.00 WIB
Terhitung empat motor sport berwarna hitam mulai memasuki gerbang sekolah, bunyi nyaring knalpot mampu menyita perhatian siswa-siswi yang tengah berlalu-lalang.Keempat motor itu memarkirkan sepeda motornya di tempat parkir khusus. Setelah memarkirkan motornya, keempat remaja itu mulai berjalan dengan Leo yang sebagai pemimpin nya.
Di depan mereka sudah ada seorang guru yang sudah siap-siap mengeluarkan tanduk nya. Raut wajah guru itu terlihat marah, dengan berkacak pinggang.
"LEO, DAFA, FATTAN, EVAN!"
"BISA-BISANYA KALIAN BARU DATENG JAM SEGINI HAH? APA KALIAN PIKIR INI SEKOLAH PUNYA KALIAN?!" teriak guru itu kesal. Guru yang umurnya hampir setengah abad itu mulai mendekati kearah mereka.
"Aduh Pak! Jangan teriak-teriak gitu dong. Ntar darah tinggi nya kambuh lho." jawab Fattan asal.
"Kamu ya, gada sopan santunnya sama guru!" kemudian tangan yang hampir berkeriput itu menjewer telinga Fattan dengan kencang.
"Aduh pak, lepasin bisa-bisa kuping saya copot sebelah ni." jawab Fattan. "Kan bahaya kalau kuping saya copot sebelah, bisa-bisa cewek ngga pada mau sama saya Pak."
"Sabar pak, masi pagi jangan marah-marah mulu. Awas darah tinggi nya kambuh lho Pak."
"Kan bahaya kalo darah tinggi kambuh, ntar ngga ada yang nge-gotong."
Jelas saja wajah guru itu semakin memerah, tangan itu pun mulai melepaskan jeweran nya, dan beralih ke arah keempat remaja itu. "Sudah-sudah lebih baik kalian ikut saya ke ruang BK!"
"Jangan sekarang lah Pak, saya laper nih belom sarapan." pinta Dafa. "Ntar kalo saya jadi busung lapar, tanggung jawab ya!"
"Kasihan ya kamu, tidak di kasih makan." celetuk Pak Argus. "Sudahlah ikut saya saja." lanjut nya sambil mengibaskan tangannya.
"Ada makanan ngga Pak, kalo ngga ada saya gamau." jawab Dafa mengeles, ia belum makan dari semalam karena malas. Dan niatnya ia ingin makan di kantin tapi takdir berkata lain.
••🍌🍌🍌••
Kini keempat inti Scorpions sedang berada di kantin. Sehabis mendatangi ruangan Pak Argus mereka berjalan menuju kantin.
Suasana di kantin jelaslah sepi karena belum masuk jam istirahat. Hanya ada beberapa siswa saja yang berlalu lalang, ada juga yang ingin ke toilet.
Setelah duduk, mereka memesan makanan nya masing-masing. Ada yang mengantre ada juga yang duduk seperti Leo.
Disaat yang lain memesan soto, maka berbeda halnya dengan Dafa yang sudah banyak memesan makanan.
Bahkan di hadapan Dafa sudah banyak berbagai macam makanan. Cowok itu memakan lahap makanannya dan tidak menghiraukan tatapan dari ketiga temannya.
"Gila maruk amat lo." celetuk Fattan heran, sebab cara makan Dafa persis seperti orang yang sudah tak makan bertahun-tahun.
"Ciri-ciri orang kelaperan ya gini."
><><><
TBC...
Smoga sukak hehe<3
Mon maaf kalo ngga sesuai ekspektasi
Jan lupa vote, karena satu vote darimu sangat berarti untukkuByee...
📍Jawa Barat, Indonesia♡
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE L [Dalam Proses]
Teen Fiction"Kita nikahkan saja mereka," Bagaikan disambar petir disiang bolong, mata Lea terbelalak, menikah? What. Lea menggeleng, gila saja! Ia menikah dengan cowok dingin plus menyebalkan itu? "Saya gak mau pak nikah sama dia!" Kata Lea sembari menunjuk wa...