Hi-!!
Call me 'Iya'♡
Happy Reading..._____
Kini Lea dan Leo tengah duduk seraya menunggu film yang sebentar lagi akan di mulai. Mereka saat ini memilih film yang tengah ramai di perbincangkan, film yang banyak di rekomendasikan oleh orang-orang.Film yang mereka pilih masih bergenre horor, memang film ini di pilih oleh Leo yang katanya sedang ingin menonton film horor.
Jelas saja, awalnya Lea menolak mentah-mentah ajakan Leo untuk menonton film horor. Jujur saja, ia masih trauma menonton film bergenre horor karena banyak sekali hantu yang bermunculan.
Tapi Leo tetap kekeh ingin menonton horor, alhasil Lea mengiyakan walaupun jauh di lubuk hatinya ia ketakutan.
Setelah menunggu hampir setengah jam, kini Lea dan Leo sudah berada di dalam bioskop dengan popcorn yang menemani mereka.
Ternyata memang benar, film ini banyak sekali peminatnya. Lihat saja, hampir rata-rata yang menonton ini adalah kaum remaja seperti dirinya.
Film sudah di mulai, mereka menonton dengan fokus film dengan seksama. Tapi berbeda dengan Lea, gadis itu malah memainkan handphone nya karena tak mau menatap layar.
"Leo."
Leo hanya bergumam saja, cowok itu masih fokus menonton sambil sesekali memakan popcorn nya.
"Leo ish! Lo budek ya?" gerutu Lea kesal, ia meninju pundak Leo dengan kencang.
Leo menoleh dengan wajah bertanya. "Kenapa?" tanya nya.
Lea mengerucutkan bibirnya, ia menatap Leo dengan wajah memohon. "Gue mau ke kamar mandi, anterin ya?"
Mata Leo terbelalak. Apa ia tak salah dengar? Bisa-bisanya gadis itu malah meminta dirinya untuk menemani gadis itu ke kamar mandi. "Ngaco!"
"Leo ish. Ayo anterin!"
"Gila lo!" gertak Leo kesal. Bagaimana mungkin ia menemani Lea ke kamar mandi perempuan, bisa-bisa ia di gebuki karena di tuduh pelecehan.
Lea mengerucutkan bibirnya lucu sambil menatap wajah tampan Leo dengan senyuman. "Anterin ya." katanya sambil di imut-imutkan.
"Ga waras lo!" gerutu Leo, ia kembali menatap layar bioskop yang masih mempertontonkan film yang masih berjalan.
Lea mendengus kesal, dengan kaki yang di hentakkan gadis itu tetap berjalan keluar, lalu memasuki toilet perempuan yang tengah ramai.
Setelah selesai dengan panggilan alam nya, Lea keluar dan menatap penampilan nya di kaca besar. "Ini semua gara-gara Leo, bisa-bisa nya dia ngajak nonton film horor!" gerutu nya kesal, ia berjanji tidak mau lagi menonton film bergenre horor walaupun kata orang-orang film nya bagus.
*****
Lgsg skip ygy💃🏻
Hari Senin adalah hari yang paling menjengkelkan. Karena sudah nyaman libur lalu harus kembali lagi ke rutinitas semula yaitu sekolah. Apalagi harus berdiri di bawah teriknya matahari dan di temani panjangnya amanah pembina upacara.
"Dih, ngga bosen apa setiap upacara ngomong nya begitu mulu." keluh Vera kesal sambil mengipasi wajahnya yang tampak memerah sebab terpapar sinar matahari.
Lea mendengus. "Kalo ngga begitu, dia ga bakal dapet gaji." jawab nya di akhiri kekehan.
Lea mengipasi wajahnya dengan tangannya, hari ini cuaca sangat panas membuat wajahnya memerah.
"Bisa-bisa badan gue jadi item saking lamanya." gerutu Vera. "Luntur dah bedak gue!"
Lea terkekeh geli, ia kembali mendengarkan amanah pembina upacara yang tengah ngomong panjang lebar.
"Saya tutup, sebelumnya saya minta maaf apabila ada kata-kata yang kurang mengenakkan." ucap pembina upacara di ikuti salam.
Vera mengelus dada nya senang. "Alhamdulillah, dari tadi ke."
Setelah ucapara selesai, Lea dan Vera menginjakkan kakinya di kantin yang tangah di serbu oleh siswa-siswi.
"Vera, gue mesen jus alpukat satu ya." pesan Lea seraya mendudukkan dirinya di kursi yang tersedia.
Vera telah kembali dengan kedua tangan yang memegang beberapa makanan. Maruk, itulah yang hinggap di pikiran Lea, bagaimana tidak? Cewe berambut sebahu itu bagaikan orang yang tak makan selama satu bulan.
"Gila, maruk amat lo!" kekeh Lea sembari menggeleng dengan wajah tak percaya nya.
Vera mendengus. "Yeu, gue tadi di rumah ngga sarapan." jawab Vera seadanya.
Lea hanya mengangguk mengiyakan seraya menyeruput jus alpukat nya. Alpukat salah satu buah kesukaannya, dari dulu ia menyukai buah ini. Walaupun banyak yang tidak setuju, banyak juga orang-orang yang beranggapan kalau alpukat itu pait tapi tidak bagi nya.
"Eh lo tau ngga?" seru Vera. "Masa gue semalem ngeliat si Fattan berduaan sama Cewe, tapi itu bukan si Gladys njir."
Lea menaikkan sebelah alisnya, ia menatap Vera dengan wajah penasaran. Memang, Fattan sudah resmi berpacaran dengan Gladys sejak satu minggu yang lalu. "Yang bener?"
Vera mengangguk, dengan wajah semangat ia kembali menceritakan apa yang ia lihat semalam kepada Lea. "Sumpah semalem gue nahan muntah gegara denger omongan si Fattan yang lagi gombalin Cewe itu." ujar nya.
"Ya, lo ngga tau aja kalo si Fattan kayak gimana." jawab Lea. Bukan rahasia umum lagi kalau Fattan sering memiliki kekasih lebih dari 1. Walaupun seluruh siswi di sini sudah mengetahui nya akan tetapi mereka tetap kekeh ingin menjadikan Fattan sebagai pacarnya.
"Lo ketemu Fattan di mana emang?"
"Di Mall, abis nonton gue cari makanan eh ngga tau nya malah ketemu si Fattan." jelas Vera.
Vera kembali mengangguk, ia seakan tengah berpikir kemudian berucap. "Eh masa semalem juga gue ngeliat Leo lagi sama Cewe di bioskop."
Sontak saja, Lea yang mendengar itu pun langsung terbatuk. "Uhuk..." ia memukul-mukul dadanya sendiri, jujur saja ia cukup terkejut mendengar ucapan Vera. Bagaimana kalau Vera melihat nya?
Dengan cepat Vera mengambil air putih lalu menyuruh Lea untuk meminumnya. "Minum nya pelan-pelan dong, gabakalan gue pinta kok santai aja."
Lea terdiam, apa jangan-jangan Vera melihat nya?
><><><
TBC...
Smoga sukak hehe<3
Jan lupa tekan vote karena satu vote darimu sangat berarti untukku jiakhh 💃🏻Pokoknya sebelum lanjut wajid klik bintang di pojok kiri bawah *SAIYA MAKSA!
📍Jawa Barat, Indonesia♡
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE L [Dalam Proses]
Teen Fiction"Kita nikahkan saja mereka," Bagaikan disambar petir disiang bolong, mata Lea terbelalak, menikah? What. Lea menggeleng, gila saja! Ia menikah dengan cowok dingin plus menyebalkan itu? "Saya gak mau pak nikah sama dia!" Kata Lea sembari menunjuk wa...