Hi-!!
Call me 'Iya'♡
Happy Reading...Skip langsung malem ygy 🔪
Siang sudah berlalu, kini bulan sudah mulai menjalankan tugasnya. Di tengah indahnya malam yang iringi bintang, mungkin sebagian dari mereka memilih untuk menikmati terpaan bintang yang merekah di langit, tapi berbeda apa yang di lakukan oleh orang-orang yang berada di dalam sebuah ruangan ini.Dan saat mereka mengumpul di kursi yang sudah membentuk lingkaran, mereka semua terdiam hingga rasanya atmosfer di ruangan tersebut sangatlah dingin hanya ada suara helaan nafas dari orang-orang yang berada di dalam ruangan ini.
Sampai akhirnya seorang lelaki datang dengan postur tubuh yang sempurna dan menatap mereka satu-persatu dengan pandangan yang sulit di artikan.
Lelaki itu mulai duduk di kursi kebesarannya, tidak ada yang boleh duduk di sana karena itu tempat sang ketua. Wajah tampannya sudah di selimuti oleh aura kemarahan, alisnya bertaut seolah sedang memikirkan sesuatu.
Ya, lelaki itu yang tak lain dan tak bukan ialah Leo si ketua Scorpions yang selalu menjadi buah bibir karena kehebatannya ataupun ketampanannya yang bagaikan Dewa Yunani.
"Kenapa bisa sampe kecolongan kayak gini?" ujarnya pelan namun penuh penekanan. Jujur saja, semenjak menikah lelaki itu jarang mengunjungi markas nya karena sibuk mengurus ini dan itu. Apalagi dengan perpindahan rumah barunya yang sangat menguras energi.
Di antara mereka tak ada yang mau membuka suara, hanya ada helaan nafas dari mereka. Leo mengusap wajah nya kasar, bisa-bisa frustasi kalau seperti ini terus pikirnya. "Tomi!" ucap nya.
Sontak saja cowok yang bernama Tomi itu pun mendongakkan kepalanya, menatap sang ketua mereka. "I-iya ada apa bos?"
Leo mendengus, dalam hati ia berdecih karena ucapan cowok itu yang terkesan tak tau apa-apa. "Kenapa bisa sampe kecolongan kayak gini?" ucapnya mengulang kembali pertanyaan nya. "Kenapa?!" gertaknya.
"Maaf bos." Tomi memang bertugas untuk menjaga markas ini agar tak ada musuh yang masuk, namun apa daya kemarin ia kecolongan karena musuhnya sudah masuk kedalam markas nya dan mengobrak-abrik semua isinya. Coba saja kalau pada saat itu ia tidak kebelet buang air besar, pasti ini takkan terjadi. "Gue janji gabakal ngulangin lagi bos, maafin gue."
Leo menyunggingkan senyumnya sembari menatap cowok itu remeh. Apa katanya, maaf? Bahkan kata maaf tidak mampu menghapus rasa kesalnya. Dalam hati ia berdecih, sudah dua kali cowok itu mengecewakan nya karena kerjanya yang tak pernah becus. "Maaf? Cih! Semua yang lo omongin itu palsu!" katanya tegas.
Tomi memejamkan matanya sebentar lalu menatap kembali Leo yang sudah di selimuti amarah. "Kasih kesempatan lagi bos, gue janji gabakal ngulangin hal yang sama."
"Udahlah Bos kasih dia kesempatan lagi." seru Sergio anggota Scorpions yang berada di kelas 10.
Lagi-lagi Leo menghela nafas. "Gue bakalan kasih lo kesempatan, tapi kalau lo langgar lagi, siap-siap gue keluarin dari Scorpions!" mungkin memberikan kesempatan yang kedua kali nya tidak terlalu buruk, tetapi kalau sampai cowok itu melanggarnya siap-siap dikeluarkan dari Scorpions.
"Makasi Bos." jawab Tomi dengan senyum senang. Ya, ia senang karena Leo sudah memberikan kesempatan nya lagi walau pernah ia kecewakan.
••🍌🍌🍌••
Disaat yang lain berada di dalam ruangan bersama Leo, sedangkan ketiganya malah berada di lantai bawah sambil memainkan handphone nya, tak perduli kalau Leo sudah menyuruhnya untuk naik ke dalam ruangan sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE L [Dalam Proses]
Teen Fiction"Kita nikahkan saja mereka," Bagaikan disambar petir disiang bolong, mata Lea terbelalak, menikah? What. Lea menggeleng, gila saja! Ia menikah dengan cowok dingin plus menyebalkan itu? "Saya gak mau pak nikah sama dia!" Kata Lea sembari menunjuk wa...