Hari demi hari terlewati begitu saja setelah Jisoo memberi batasan pada Haein agar tak menemuinya lagi. Keduanya mencoba melupakan apa yang telah terjadi dan menjalani kehidupan masing-masing.
Awalnya, semua berjalan lancar sebagaimana mestinya.
Hingga dua bulan berlalu dan mulai muncul tanda-tanda aneh pada diri Jisoo.
"Hoeekkk.. Hoeekkk.."
Jisoo sibuk keluar masuk kamar mandi karena merasa mual. Menerka penyebab apa yang membuatnya terus-menerus mengeluarkan cairan muntah sejak pagi tadi.
"Beli makan apa sih kamu kemarin, kok bisa sampai muntah-muntah gini?" Di belakang Jisoo, ada sang mama yang sedang memijat bahunya seraya menggerutu rempong.
"Makanya jangan bawel kalau mama larang kamu pesan makan di luar. Sakit gini kan kamu sendiri yang rugi."
Jisoo tak menggubris ucapan mamanya. Rasa pusing di kepala gadis itu menjadi fokus utama -yang menyerang Jisoo hingga tubuhnya semakin melemah.
"Hoeeekkkk.."
Lagi-lagi Jisoo memuntahkan isi perutnya.
"Eeeh ya ampun." Mama Jisoo semakin gencar memijat putrinya.
"Perut aku sakit, mama." Keluh Jisoo sembari memegang perutnya yang tiba-tiba terasa kram.
"Tahan ya, papa lagi beli obat. Gak lama lagi pasti datang."
Hanya anggukan lemah yang Jisoo berikan karena tenaganya sudah semakin hilang.
Tok..
Tok..
Tok..
Tok..
"Loh, masa papa udah pulang? Kan barusan pergi."
Jisoo mengoreksi. "Itu pasti Rosé dan Lisa."
Mamanya dibuat heran. Ada gerangan apa sehingga dua sahabat Jisoo tiba-tiba datang sepagi ini?
"Tadi aku yang nelpon mereka supaya datang kesini."
Seolah mengerti kebingungan sang mama, Jisoo menjelaskan bagaimana Rosé dan Lisa bisa ada di rumah mereka sekarang. Mama Jisoo pun mengangguk paham.
"Kalau gitu, kamu dijaga sama mereka bentar ya. Mama mau ke bawah, buatin kamu air hangat."
Jisoo mengangguk.
Mama Jisoo beranjak dari kamar mandi, kemudian membuka pintu kamar putrinya agar Rosé dan Lisa bisa masuk. Samar-samar, Jisoo mendengar dua sahabatnya memberi salam sapaan sebelum akhirnya sang mama benar-benar pergi dari kamar.
"Soo, oh my ghost. You look so pale."
Hal pertama yang Jisoo dengar adalah pekikan spontan Lisa kala melihat kondisinya secara langsung.
"Lo sakit apa?" Lisa mendekat.
"Gak panas sih.." Punggung tangan gadis berponi itu bergerak tuk meraba dahi Jisoo, sebelum melempar satu pertanyaan. "Udah periksa dokter?"
Jisoo menggeleng. "Belum sempat."
"Sejak kapan lo sakit kayak gini?"
"Mulai dari kemarin, tapi hari ini yang parah." Jisoo menyentuh perutnya. "Kayak ada kram di perut gue."
Rosé Park —yang sedaritadi hanya menjadi pendengar— sontak membelalakan mata. Ia tidak mau negative thinking, tapi ciri-ciri yang dialami Jisoo persis seperti gejala morning sickness.

KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENT
Dragoste18+ || HaeSoo There are no mistakes, only beautiful accidents.