O1. Kasta atau Rasa?

1.7K 179 192
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Putusin hubungan kamu sama Juan."

Denting antar piring dan sendok yang tercipta mendadak tak terdengar saat Kannadya menghentikan aksinya memotong daging. Ia menghela napas panjang.

Lagi-lagi. Acara makan malam tak pernah terasa nyaman bagi Kannadya, sang mama kerap kali membicarakan hal ini. Bahkan saking seringnya, Kannadya sempat mencari beribu alasan untuk tidak mengikuti jamuan makan malam tapi tetap saja, usahanya gagal.

"Juan itu gak menjamin hidup kamu bahagia nanti. Ayahnya udah meninggal, ibunya kerja serabutan, dia gak punya Abang ataupun adik. Bayar kuliah aja kerepotan. Hidup kamu gak bakal sejahtera sama dia." ujar sang ibu panjang lebar. Membicarakan perihal kekayaan dan kasta antara Kanna dan Juan yang tak setara.

Daging sapi mahal yang Kanna makan mendadak terasa hambar, rasanya ia sudah muak. Tidak ada pembicaraan lain selain hubungannya dengan Juan, sepertinya sang mama pun tidak akan berhenti sampai Kannadya melakukan apa yang beliau suruh.

"Coba lihat Nawa, masa depannya itu jelas. Dia terlahir digolongan menengah ke atas seperti kita, orang tuanya juga berteman dengan Mama. Jadi Mama gak khawatir menitipkan kamu ke dia. Sedangkan Juan? Masa depannya gak jelas, iya sih dia anak baik, Mama akui itu. Tapi dia gak menjamin apa-apa."

Selain Juan, Nawa atau kerap dipanggil Nawasena pasti ada disetiap obrolan, si pemuda yang konon selalu Mama sanjung dan banggakan.

"Bisa gak sih, Ma? Berhenti beda-bedain Juan sama Nawa?"

"Udah berapa kali Mama bilang, Juan itu gak lebih baik dari Nawa. Memangnya nanti kalau kalian menikah, anak kalian mau dikasih makan apa? Cinta? Kenyang makan cinta?"

"Mama itu gak tahu mana yang lebih baik buat aku. Selama ini aku jalanin hubungan sama Juan nyatanya aku fine-fine aja kok. Kita udah saling ngerti satu sama lain dan aku ngerasa cocok sama dia. Daripada Nawa? Cowok yang suka ke klub malam dan mabuk-mabukan itu? Mama bilang dia lebih baik dari Juan?"

"Mama tahu siapa yang lebih cocok sama kamu, Kannadya. Seorang Ibu pasti mau yang terbaik buat anaknya. Kalo sama Nawa, masa depan kamu itu terjamin."

"Enggak, Ma. Mama salah. Nawa sama aku punya prinsip beda, kita gak sejalan. Lantas mana bagian cocoknya? Yang ada aku bisa sengsara hidup sama dia yang dunianya itu dunia malam. Beringas."

"Namanya anak muda tentu aja masih cari jati diri. Lagian dia gak ngerugiin siapa-siapa 'kan? Memangnya dia pernah hamilin anak orang? Enggak. Nantinya kalau sudah menikah dan punya anak, dia juga berhenti mabuk-mabukan."

"Kalo masa mudanya dia habisin dengan hal negatif kayak gitu gak ada jaminan dia bakalan bisa lepas, Ma. Kebiasaan-kebiasaan buruk itu susah dihilangkan."

"Itu tugas kamu nantinya sebagai seorang istri, ingetin dia ke jalan yang benar."

"Aku gak tahu darimana Mama dapet pikiran kayak gitu. Harusnya seorang imam dalam keluarga yang tuntun istri dan anak-anaknya. Sebagai contoh yang baik, sebagai pemimpin yang baik."

Kau Rumahku, JuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang