O7. Kesepakatan Papa Mama?

394 78 105
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Sepulang dari rumah Juan, Kanna masuk diam-diam agar tidak ketahuan oleh mama. Ia berusaha tidak mengeluarkan bunyi yang berisik, kakinya berderap kecil. Tinggal beberapa langkah lagi untuk menaiki tangga. Berhasil, ia sampai ke kamarnya sebelum ketahuan.

Kanna menutup daun pintunya pelan, menyenderkan punggung lalu menghela napas lega. Setidaknya malam ini akan bebas dari omelan mama. Namun, kelegaan itu tak berlangsung lama, ia kembali terperanjak ketika pintu diketuk berulang kali.

Tok tok tok!

Perempuan itu kelimpungan. Bajunya basah, bagaimana ia akan mencari alasan? Kanna melangkah bolak-balik di depan pintu sembari menggigit kukunya gelisah.

Ketukan pintu kembali terdengar, Kanna pasrah jika malam ini akan berakhir sama seperti sebelum-sebelumnya. Ia menghela napas kemudian pelan-pelan membuka pintu dengan degup jantung bak naik roller coaster.

"Maaf, Ma. Kanna salah engg--loh, Mbak?!"

Lebih terkejut lagi Kanna kalau ternyata yang ia temui adalah Mbak Ratna--pembantu di rumah. Kanna menyenderkan tubuhnya dengan lemas di ambang pintu. Ia sudah setengah mati ketakutan, untungnya bukan mama yang datang.

"Tadi pagi, nyonya terbang ke luar negeri. Beliau ada pesan buat Non. Katanya pergi ke sana selama seminggu. Uang jajan sudah ditransfer seperti biasa."

"Ya ampun, Mbak. Aku sempet kaget, takut mama yang dateng terus marah-marah. Usahakan kalau habis ketuk pintu bilang kalau itu Mbak, ya. Sempet was-was loh tadi." Kanna mengelus dadanya lega. "Omong-omong, mama pergi ke mana ya, Mbak? Soalnya dia enggak kirim pesan apa-apa ke aku."

"Katanya sih, ke Swiss, Non."

"Oh." Kanna mengangguk pelan. Ia menyunggingkan senyum senang. Kalau mama berlibur artinya seminggu ke depan ia akan bebas. Tidak lagi terbelenggu.

"Loh, Non basah kuyup begini habis darimana toh? Mau saya buatin wedang jahe, ndak? Kalau masuk angin atau flu bisa-bisa saya yang dimarahin nyonya nanti."

"Ah, enggak apa-apa, Mbak. Cuma kehujanan tadi, habis ini juga mau mandi. Boleh deh, tapi jangan kemanisan ya, Mbak."

"Siap, Non. Sekalian saya kupasin apel di kulkas ya."

"Iya, Mbak. Makasih."

"Nggak perlu makasih, Non. Sudah tugas saya jagain Non selama nyonya pergi." Selepas mengatakan itu, Mbak Ratna mengundurkan diri dari sana.

Kanna memutuskan untuk ganti baju karena jujur saja, dari tadi ia kedinginan. Sebenarnya Mama Juan sudah menawarinya untuk ganti di sana, tapi Kanna kekeh tidak mau karena takut mama curiga saat menyadarinya memakai pakaian yang berbeda. Setelah selesai, Kanna kembali berbaring di kasur. Ia mengeluarkan sebuah foto yang diambilnya diam-diam dari buku album Juan.

Kau Rumahku, JuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang