"Aku nggak bisa menahan kamu untuk tetap di sini. Mungkin keputusan dari orang tuamu adalah yang terbaik. Tapi satu hal yang perlu kamu tahu, aku akan tetap di sini, mempersilakan kamu datang dan pergi, menjadi rumah yang layak ditempati. Jangan tersesat, Na. Kamu yang paling tahu di mana harus nyari aku."
Masih teringat dengan jelas dipikiran Kanna, bagaimana percakapannya dengan Juan pada malam sebelum ia pergi. Juan memasang seutas senyum paling teduh yang pernah Kanna lihat. Seolah pemuda itu begitu ikhlas melepas kepergiannya. Sejujurnya, Kanna sendiri tidak tega, tapi keadaan memaksa mereka untuk berpisah. Perpisahan yang Kanna anggap sebagai suatu hal yang sementara.
Sebab, dia berjanji pada Juan untuk kembali.
Hari ini, ingatan itu lagi-lagi membekas bagi Kanna. Rasanya rindu begitu kuat menjerat sampai-sampai ia hanya memikirkan Juan seharian. Kira-kira, pemuda itu sedang apa ya? Kalau jam segini mungkin saja ia tengah berada di Coafe Hype, duduk di salah satu kursi paling pojok dan mengetik beberapa paragraf untuk bukunya. Atau mungkin ia tengah berada di kampus. Kalau tidak, pasti tengah membantu mamanya mengantarkan kue.
Kanna hanya bisa menerka-nerka. Karena baru ia sadari, pesan yang dia kirimkan pada Juan berakhir ceklis abu-abu. Ini sangat aneh, tidak biasanya Juan menghiraukan pesannya sesibuk apa pun itu. Kanna meyakinkan pada dirinya sendiri, mungkin saja Juan memang tidak sempat memegang ponselnya, tapi lama kelamaan, ia justru takut. Apa Juan baik-baik saja?
kemarin
Juan
aku nggak sempet buka hp, lagi keteteran, Na.
lanjut nanti, ya?
13.04Kanna
eh iya, maaf.
okay....
13.05hari ini
soal rencana kapan pulang ke indo, udah aku omongin sama papa
nanti kalo aku udah di sana, kita nikmatin satu hari penuh bareng-bareng, ya?
pergi ke tempat yang kita suka, makan soto ayam di Bang Jo
aku juga kangen sama anak-anak Coafe Hype, pokoknya kita harus seru-seruan bareng
aduhhhh rasanya nggak sabar
kamu juga kan, Ju?
08.30oh iya, aku bakalan bawa pulang seseorang
kamu pasti kaget
coba tebak?
09.47ju?
lagi sibuk banget, ya?
16.39nggak apa-apa deh, kamu baca pesan ini pas udah pulang aja.
goodnight, ju.
22.12"Udah sibuk sama yang lain, mungkin?"
Dengan cepat Kanna mengusir pikiran buruk itu. Jelas saja tidak mungkin. Ibarat kata, jika Juan adalah rumahnya, semestinya rumah itu tidak untuk ditempati orang lain.
"Nggak ada jaminan kalau dia akan setia menunggu kamu."
Tidak. Juan sudah berjanji. Juan akan selalu menepati janjinya. Tapi di saat yang sama, Kanna merasa menjadi peran antagonis dalam hidupnya. Seenak hati datang dan pergi tanpa peduli bahwa dia juga menanggung perih, tanpa tahu bahwa dia juga butuh tempat bersandar, pun tempat mengeluh. Harusnya Kanna juga tidak seegois itu untuk tetap memaksa Juan bersamanya dalam hubungan yang tidak pasti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Rumahku, Ju
Novela Juvenil❝Rumah bagiku bukan selalu tentang bangunan, Ju. Tapi siapa yang bersedia menampungku saat jatuh terluka selusuh-lusuhnya. Dan rumahku adalah kamu.❞ Rumah Kanna porak poranda semenjak papa dan mamanya memutuskan bercerai, lalu Juan datang memberinya...