Bab 7 - Kembali Bekerja

16.6K 1.3K 30
                                    

Heiii semuanya, aku balik lagi. hahahhahaha selamat membaca semoga suka... 


BAB 7 -KEMBALI BEKERJA


Melisa menghela napas lega setelah dia sudah sampai di rumahnya. Sebelum dia memasuki rumah kontrakan kecilnya itu, Melisa menatapnya dengan pikiran yang sudah melayang. Apa... dia akan berpindah saja ke ruko yang baru saja diserahkan oleh Satria kepadanya?

Melisa masih memegang map yang diberi oleh Satria. Dia mengamatinya, sesekali mengamati rumah kontrakannya. Kalau dia memutuskan untuk pindah ke ruko, memang akan ada kesempatan untuk membuka usaha rumah makan untuk ibunya agar ibunya tak lagi menitipkan masakannya ke warung-warung kecil. Masalahnya adalah, bagaimana cara Melisa mengatakan pada ibunya, bahwa mereka akan pindah ke sana? Melisa tak mungkin mengatakan bahwa dia mendapatkan ruko secara Cuma-Cuma.

Akhirnya, Melisa menghela napas panjang. Dengan langkah lemahnya, dia memasuki rumah kontrakan sederhananya tersebut. Di dalam sana, rupanya sudah ada ibunya yang tampak sibuk melakukan sesuatu di dapur.

Melisa mengamati ibunya, hatinya terasa sedikit sedih ketika kembali mengingat tentang statusnya dan juga maslaah hidup yang kini sedang menimpanya. Bukan tanpa alasan, Melisa hanya tidak tahu, bagaimana cara mengatakan pada ibunya ketika kelak dia sudah berhasil hamil.

Selama ini, ibunya memang hampir tak mencampuri urusan pribadi Melisa, bahkan ketika Melisa dekat dengan beberapa pria, ibunya tak pernah ikut campur masalahnya. Bagaimana jika nanti dia berhasil hamil, dan ibunya mengira bahwa dirinya adalah gadis buruk yang hamil di luar nikah dan tanpa suami? Melisa tentu tak bisa menceritakan tentang Satria pada ibunya. Karena itulah, Melisa sempat bingung memikirkan cara jika nanti dirinya benar-benr berhasil hamil.

"Nak, kamu sudah pulang?" Mila, ibu Melisa menyambut kedatangan Melisa. Dia bahkan segera meninggalkan masakannya, dan menghampiri Melisa.

Beberapa hari terakhir, Melisa berpamitan untuk tinggal sementara di rumah kluarga Adiraja untuk menghibur Naya. Hingga kini, Mila bahkan tak tahu bahwa Melisa baru saja melaksanakan perjalanan singkat ke Singapura bersama dengan Satria.

"Iya, Bu." Hanya itu yang bisa dikatakan Melisa. "Dito sama Lina mana, Bu?"

"Lina ada les, jadi Dito yang antar. Kamu duduk duu, sini ibu buatkan makan. Kayaknya kamu capek banget." Mila segera mengajak serta Melisa menuju ke meja makan. Mendudukkannya di sana, kemudian dia kembali pada pekerjaannya di dapur. "Bagaimana keadaan Naya dan ibunya, Nak?" tanya Mila dengan penuh perhatian.

"Naya sudah baikan, Bu. Bu Rina juga tampak ikhlas menerima kepergian Pak Bayu," jelas Melisa.

"Ibu jadi khawatir, kalau Pak Bayu sudah nggak ada, apa kamu sudah berhenti kerja di sana?" tanya Mila kemudian.

Melisa tersenyum lembut. Melisa tahu bahwa ibunya pasti akan khawatir dengan hal itu. meski ibunya tak pernah memaksanya untuk bekerja, tapi tak bisa dipungkiri bahwa kehidupan keluarga kecil mereka menjadi lebih sejahtera setelah Melisa bekerja di Adiraja Group.

"Ibu tenang saja. Melisa masih kerja di sana kok."

"Apa Naya yang melanjutkan pekerjaaan ayahnya?" tanya Mila sembari membawa masakannya ke meja makan.

"Tidak, Bu. Naya punya kakak yang sebelumnya tinggal di luar negeri. Sekarang, kakaknya itu yang bertanggung jawab sepenuhnya pada Adiraja Group," jelas Melisa.

"Benarkah? Ibu pikir Naya anak tunggal."

Ya, bahkan Melisapun sebelumnya berpikir seperti itu, karena selama berteman dengan Naya, tak sekalipun Naya membahas tentang kakaknya. Atau mungkin, Naya pernah membahas tapi Melisa yang tidak menghiraukannya.

Bayi untuk Sang CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang