Bab 52 - SUAMI SIAGA

12.8K 1.4K 37
                                    


Bab 52 – Suami Siaga



Melisa bangun lebih pagi dari sebelumnya, karena ada suster yang melepaskan infus dan juga kateter di tubuhnya. Melisa akhirnya menghela napas lega. Dia ingin segera mandi, karena merasa bahwa tubuhnya sudah lengket dan beraroma tak sedap. Astaga... mengingat itu, Melisa jadi malu.

Setelah suster pergi, Melisa mencoba bangun, dan Satria segera menahan Melisa "Apa yang kamu lakukan?"

"Mau ke kamar mandi, aku mau mandi, badanku sudah lengket dan nggak enak."

"Dokter bilang kamu nggak boleh sembarangan turun dari tempat tidur."

"Tapi aku mau mandi..." Melisa benar-benar keras kepala. Hal itu sempat membuat Satria mendengkus sebal. Satria akhirnya berinisiatif menggendong Melisa, membuat Melisa memekuk seketika. Sungguh, dia tak percaya bahwa Satria tiba-tiba melakukan hal ini padanya, menggendongnya seperti ini. Kemudian membawanya ke arah kamar mandi.

Satria mendudukan Melisa di atas closet kemudian pria itu berdiri mengamati Melisa di sana.

"Kamu... uumm, akan berdiri di sana?" tanya Melisa.

"Tidak, aku akan membantumu mandi," Satria menjawab cepat.

"Ehhh, tapi..." Melisa jadi canggung, tapi Satria tidak peduli dengan kecanggungan Melisa. Dengan ekspresi datrnya, Satria mulai melucuti pakaian rumah sakit yang dikenakan oleh Melisa. Membuat Melisa akhirnya telanjang dibawah tatapan matanya.

Tubuh Melisa benar-benar tampak indah, tampak ranum dan begitu menggoda. Satria mencoba mengabaikannya. Dia akhirnya menyalakan air hangat, kemudian mmbuka lemari yang berada di dalam kamar mandi tersebut dan mengeluarkan handuk kecil bersih dari sana.

Kamar inap Melisa memang layaknya kamar hotel bintang lima. Semua fasilitasnya lengkap dan tersedia di sana.

Satria mulai membasahi handuk tersebut dengan air hangat, sebelum kemudian dia mulai menyeka tubuh Melisa dengan handuk tersebut.

"Diseka saja. Soalnya kamu belum bisa mandi sendiri," ucap Satria. Melisa hanya menunduk dan mengangguk. Pipinya merona, ketika merasakan sentuhan lembut dari Satria yang menyelajahi tubuhnya. Satria menyeka seluruh bagian tubuh Melisa tanpa ada yang tertinggal satu jengkalpun. Melisa sendiri hanya menunduk canggung ketika Satria melkukan hal itu.

"Aku ingin keramas sebenarnya," bisik Melisa. "Rambutku sudah bau," lanjutnya lagi.

"Ya sudah, nanti kamu duduk di dalam bathub, biar aku bantu keramasin rambut kamu," ucap Satria kemudian.

Apa yang dikatakan Satria benar-benar dilkukan oleh pria itu. Satria mulai membantu Melisa membasahi rambut Melisa, memberinya dengan shampo, memijatnya hingga berbusa. Melisa menikmatinya, bahkan dengan spontan Melisa memejamkan mat dan mengerang karena ulah Satria itu.

Mendengar erangan Melisa membuat Satria menegang seketika. Apalagi saat melihat bagaimana indahnya tubuh Melisa ketika polos tanpa sehelai benang pun.

Satria la8lu buru-buru menyelesaikan pekerjaannya. Membilas rambut Melisa hingga kini rambut perempuan itu sudah bersih dari busa. Satria kemudian mengangkat tubuh Melisa lagi dan mendudukkannnya di atas closet kembali.

Satria kemudian mengambil dua handuk kering dan satu baju ganti yang memang sudah tersedia di dalam lemari tersebut. Kemudian, dia mulai mengeringkan tubuh Melisa. Mula-mula, Satria mengeringkan rambut Melisa hingga setengah kering, lalu dia meninggalkan rambut tersebut dan mulai mengeringkan tubuh Melisa yang masih basah.

Satria menampilkan ekspresi kerasnya, seolah-olah dia sedang menahan sesuatu, sedangkan Melisa bisa merasakan bahwa kini Satria sedang terpancing olehnya.

Bayi untuk Sang CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang