Bab 44 - PINDAH

13.3K 1.6K 97
                                    

Bab 44 – Pindah



Satria mengantar Melisa hingga ke rumah kontrakannya. Melisa mengemasi beberapa pakaiannya. Dia masih sedikit sangsi jika harus pindah ke rumah keluarg Adiraja. Apa yang harus dia katakan pada Naya nanti?

Melisa menghentikan aksinya, dia lalu membalikkan tubuhnya dan mendapati Satria yang sudah bersedekap sembari bersandar di pintu kamarnya.

"Apa aku benar-benar harus pindah ke rumah keluarga kamu? Maksudku, apa yang harus kukatakan pada Naya nanti?" tanya Melisa kemudian.

"Bukankah itu rencana Tante Rina? Seharusnya dia yang bertanggung jawab atas semua ini."

"Tapi kamu yang memaksa," dengan berani, Melisa menjawab.

"Kalau begitu, bilang saja kalau kamu sedang dicampakan oleh kekasihmu itu dan kamu sedang mencari bantuan pada Tante Rina dan juga padaku,"

"Apa maksudmu?" tanya Melisa tidak mengerti.

"Naya tahunya kamu hamil dan tinggal bersama dengan Raymond. Itu karena sandiwara murahan kalian. Sekarang, waktunya kamu bilang kalau kamu dicampakan oleh Raymond dan kamu mencari bantuan padaku," ucap Satria penuh tuntutan.

Melisa menggelengkan kepalanya "Enggak, Naya akan mengira bahwa Raymond adalah pria jahat." Melisa tidak setuju dengan ide Satria, karena itu akan membunuh karakter Raymond di mata Naya.

Dengan spontan Satria mendekat, bahkan dia sudah mencengkeram kerah baju yang dikenakan Melisa, "Dia memang bajingan, kalau tidak, dia tidak akan mengakui istri orang sebagai miliknya," Satria mendesis tajam sebelum dia melepaskan begitu saja cekalannya pada kerah baju yang dikenakan Melisa hingga membuat Melisa berdiri sempoyongan. "Sekarang, cepat lanjutkan apapun yang sedang kamu lakukan sebelum aku berubah pikiran dan membakar habis semuanya hingga rata dengan tanah," Satria mendesis tajam penuh dengan ancaman sebelum dia pergi begitu saja keluar dari kamar Melisa.

Melisa sendiri seolah-olah tak bisa berbuat apapun. Satria seakan-akan sudah mengikatnya. Apapun langkah berani yang akan diambil oleh Melisa sudah pasti akan dipatahkan oleh Satria. Melisa hanya tidak mengerti kenapa Satria melakukan hal itu padanya? Apa yang sedang direncanakan pria ini?

****

Pada akhirnya, sampailah Melisa di rumah keluarga Adiraja. Melisa menunggu hingga Satria yang keluar lebih dulu dari mobilnya, kemudian, dia baru kut keluar.

Melisa keluar dengan tasnya, dia tak membawa banyak barang, hanya beberapa potong pakaian yang masih muat dia kenakan. Rupanya, di ambang pintu, Melisa sudah melihat Rina Adiraja dan juga Naya telah menunggunya.

Sepertinya, Rina sudah mengatakan sesuatu dengan Naya tentang kepindahannya. Apa Rina mengatakan tentang hubungannya dengan Satria? Astaga... semoga saja tidak.

Melisa melihat Naya berlari mendekat ke arahnya, kemudian gadis itu tiba-tiba saja memeluk tubuhnya. "Aku dengar dari Mama, katanya kamu butuh tempat tinggal. Mel, kamu sudah kayak keluarga di sini, jadi, kamu bisa tinggal di sini kapanpun dan berapa lamapun kamu mau," jelas Naya. Naya lalu melepaskan pelukannya. Naya bahkan tidak bertanya tentang masalah apa yang dialami Melisa hingga Melisa membutuhkan tempat tinggal. Mungkin Rina sudah mewanti-wanti Naya agar Naya tak bertanya masalah itu pada Melisa.

"Terima kasih," hanya itu yang bisa dijawab oleh Melisa.

"Yuk kita masuk," ajak Naya sembari meraih tangan Melisa dan mengajaknya segera masuk. Melewati Rina, perempuan paruh baya itu terseyum ke arah Melisa dan mempersilahkan Melisa masuk ke dalam rumahnya.

"Mama sudah siapin kamar sendiri buat kamu. Katanya, kamar kamu harus di bawah, biar kamu nggak naik turuh tangga," ucap Naya lagi sembari mengajak Melisa menuju ke sebuah kamar tamu yang sementara waktu akan ditinggali Melisa.

Bayi untuk Sang CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang