JN 12

487 38 16
                                    

Maaf banyak typo



SELAMAT MEMBACA









=========>>

Tak terasa usia pernikahan Juna dan Seina sudah memasuki bulan pertama. Hubungan mereka pun semakin hari semakin dekat  bahkan sikap Seina pun seolah sudah menerima kehadiran sosok iblis yang merangkap menjadi suami nya.

Begitu pun dengan sikap Juna yang semakin hari semakin posesiv. Apa pun yang menyangkut istri nya ia harus jadi orang pertama yang mengetahui nya.

Seperti saat itu waktu tanpa sengaja Seina bertemu dengan teman SMP nya, karena keasyikan ngobrol Seina jadi lupa waktu. Alhasil ia mendapat hukuman dari suami nya.

Pernah juga saat ada yang mengunci Seina di toilet, Juna yang sedang fokus dengan ponselnya tiba-tiba ada tanda merah yang menunjukan bahwa istrinya sedang bahaya.

Kalian masih ingatkan bahwa di tubuh Seina terpasang alat pelacak yang di pasang Juna secara diam-diam.

Nah, jadi sampai saat ini jika terjadi apa-apa dengan Seina, orang pertama yang mengetahui adalah Juna.

"Sayang"teriak Juna dari kamar nya.

Seina yang sedang sibuk di dapur hanya bisa mengheka nafas.

Sejak seminggu yang lalu Juna dengan terpaksa mengijinkan istrinya untuk masuk ke area dapur dengan syarat harus menurut semua apa yang di katakan Juna.

Bukan hanya perijinan juga yang mereka bahas seminggu yang lalu. Tapi juga tentang semua hal. Termasuk panggilan buat mereka berdua

"Sayang"teriak Juna lagi saat tak mendapatkan jawaban dari istrinya.

"Iya mas"ucap Seina sambil berjalan menghampiri suaminya yang sudah pasti sedang mencari sesuatu.

Ceklek

Juna langsung menatap seseorang yang baru saja membuka pintu kamar. Terlihatlah wanita cantik dengan memakai dres rumahan, dan jangan lupa rambut yang di cepol acak-acakan sehingga memperlihatkan leher putih nya.

"Ada apa mas?aku lagi buat sarapan"tanya Seina sambil berjalan menghampiri suaminya.

"Dasi aku mana?"sudah Seina duga apa yang sedang di cari suami nya.

Tanpa menjawab Seina langsung berjalan kearah ranjang, ia sedikit menyingkap selimut yang menutupi keberadaan barang yang Juna cari.

"Nyari tuh pakai mata jangan pakai mulut"omel Seina membuat Juna melotot tak percaya. Bukan apa-apa tapi tadi ia sudah mencari di atas ranjang juga, tapi tadi tidak ada.

"Tadi uda aku cari di situ loh Bii"ucap Juna membela diri.

"Kalau uda di cari ngapain masih teriak-teriak hah?"garang Seina membuat Juna bergidik ngeri. Bayangkan saja dari kecil Seina sudah memiliki sifat galak apalagi sekarang sudah tumbuh menjadi wanitanya. Jelas dong wajahnya seperti ibu kost yang sedang menangih uang bulanan yang menunggak.

"Hehhe maaf ya sayang, aku nggak lihat"cengir Juna.

"Sini nunduk"ketus Seina

ju (NA) na : OBSESITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang