JN 16

270 32 7
                                    

Juna memasuki kamar rawat Seina dengan perasaan bersalah, sangat bersalah. Melihat wajah pucat istrinya ia mengutuk dirinya yang gagal menjadi suami, bahkan sekarang ia akan menjadi calon ayah. Perlahan ia berjalan mendekati brankar istri nya.

Betapa cantik wajah wanita yang sudah mengambil seluruh hatinya. Dengan pelan ia menarik kursi yang berada di dekat brankar, lalu ia mendudukan dirinya tepat di samping brankar.

Juna dengan lembut mengambil tangan istrinya yang tak di infus. Ia kecup punggubg tangan putih itu untuk menyalurkan betapa ia sangat mencintai wanitanya, istrinya, belahan jiwanya.

"maaf sayang". lirih Juna merasa sangat bersalah.

Tak lama ia merasakan pergarakan tangan istrinya, dan tak lama ia melihat perlahan mata Seina membuka. Ia begitu lega saat melihat kedua mata indah itu terbuka.

"ha-us".

Dengan cepat, Juna langsung menggambil air yang sudah di sediakan dan membantu istrinya untuk minum.

Setelah selesai, ia mengembalikan gelas ke tempat nya. "ada yang sakit hm?" tanya Juna lembut sambil mengusap puncuk kepala Seina.

"kepala aku pusing". lirih Seina

"aku panggilkan dokter ya?", Seina menggelengkan kepala tanda tak mau.

"makasih sayang"

cup

Juna mengelus perut Seina sambil tersenyum bahagia. "tolong jaga buah cinta kita ya sayang, aku janji akan menjaga kalian berdua".

"a-ku ha-mil?" tanya Seina tak percaya. bahkan ia lupa bahwa sedang marah kepada suami nya.

Juna tersenyum bahagia menatap kedua mata indah istrinya. "ia sayang, kamu hamil, anak aku, anak kita. Aku bahagia banget sayang".

Perlahan tangan Seina menyentuh perut nya yang masih rata, ia tak menyangka ada nyawa baru di dalam perut nya. Di usia nya yang masih sangat muda, ia tak menyangka akan menjadi seorang ibu.

"sudah berapa lama dia ada mas?" tanya Seina dengan wajah seperti Juna, sangat bahagia.

"baru 1 minggu sayang, kata dokter kandungan kamu lemah, masih rentan banget, makanya dokter menganjurkn kmu di rawar dulu".

Juna menggenggam tangan Seina yang berada di perut, ia menatap begitu dalan kedua mata istrinya.

"maav, maav banget aku uda buat kamu kecewa, tapi sumpah ada yang jebak aku, aku hilang kendali sayang. Kamu tau kan gimana cinta nya aku sama kamu?bahkan mungkin ini sudah di tahap obsesi aku terhadap kamu, jadi nggak mungkin aku sengaja nyakitin kamu. Kamu percaya kan sama aku?". Sungguh Juna berharap Seina mempercayainya.

"tapi-

Ucapa Seina terpotong dengan Juna yng langsung mangecup bibir Seina.

"aku akan selidiki semua nya, dan aku pastikan mereka tidak akan hidup tenang, bahkan bila perlu mereka akan aku lenyapkan dari bumi ini". kini aura Juna sudah berbeda seperti tadi, hanya ada rasa amarah dan dendam di mata Juna.

Seina yang melihat kilatan amarah di mata suaminya, ia lantas mengusap rahang Juna yang mengeras, ia tersenyum manis menatap suami nya.

"aku percaya sama kamu mas. Maav aku terlalu emosi. Aku harap kamu lebih bisa mengendalikan emosi kamu ya? ingat kamu akan jadi ayah".

gocha

Sungguh Seina benar-benar seorang pawang pengendali seorang Arjuna Haidar, laki-laki yang tak memiliki belas kasihan, laki-laki yang tak pandang bulu.

💞💞💞💞

Setelah mendengar kabar bahwa Seina di rawat di rumah sakit dn tentang kehamilan Seina, Tiga keluarga besar kini memenuhi ruang vvip rawat inap Seina. Untung saja ruangan nya begitu sangat besar, jadi ya muat saja dengan keluarga besar meraka.

ju (NA) na : OBSESITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang