JN 20

226 19 13
                                    

Hari-hari pasangan suami istri muda itu berjalan selayaknya pasangan suami istri di luar sana. Perdebatan kecil hampir setiap hari memenuhi keseharian mereka.

Kehamilan Seina pun tak ada masalah, tapi yang membuat calon papa muda itu pusing adalah ngidam sang istri yang di luar nalar.

Juna adalah orang yang paling tersiksa dan tertekan di keluarga kecil mereka. Bagaimana tidak tersiksa dan tertekan jika semua ngidam sang calon anak selalu melibatkan nya.

Kalau kebanyakan orang ngidam minta yang aneh dan kemungkinan kecil masih bisa di beli, nah kalau Seina sungguh definisi manusia paling menyebalkan.

Apa pun makanan yang ingin Seina makan harus Juna yang buat. Iya kalau misalnya makanan yang normal nah ini sangat di atas ubnormal.

Ini beberapa menu yang Seina inginkan beberapa minggu belakangan ini. Nasi goreng teri di campur es krim, semur jengkol di campur semngka, dan yang paling bikin Juna muntah seharian adalah jus pare.

Seina yang ngebet ingin minum jus pare, eh baru satu tegukan Juna di suruh menghabiskan.

Kalian tahu pare kan, yang pahit nya memgalahkan kehidupan dunia nyata.

"sayang"

Seina yang fokus dengan film horor di laptop nya hanya bergumam sebagai respon panggilan Juna.

Oh ya selain makanan yang di luar nalar, Seina juga suka banget nonton film horor, namun yang bikin Juna lagi-lagi gregetan adalah, jika malam tiba pasti Seina akan ketakutan sendiri.

Bahkan ke kamar mandi yang notaben nya berada di dalam kamar tidur, Seina tak berani, mau tak mau Juna dengan harus menemani Seina dari mandi sampai buang air besar.

"aku uda urus surat kamu, dan mulai minggu depan kamu homescholing"

Seina yang mendengar homescholing langsung mengalihkan fokusnya dari layar laptop kino menatap kedua mata tajam Juna.

"minggu depan ya?"lirih Seina.

Jujur Seina belom siap untuk berhenti sekolah. Yah walaupun ia tetap melanjutkan sekolah tapi rasanya jelas sangat berbeda.

Juna berjalan menuju ranjang, lalu ia mendudukan dirinya tepat di samping Seina.

"maav, tapi ini demi kebaikan kalian"ucap Juna penuh kekawatiran.

Sebenarnya Juna juga merasa kasihan terhadap Seina, tapi mau gimana lagi. Lama kelamaan pasti perut Seina akan membesar dan jelas banyak murid yang akan berfikir negatif kepada istrinya.

Walau Juna akan menjadi garda terdepan untuk istrinya, tapi ia tidak yakin akan psikis Seina nanti, pasti mentalnya juga akan mempengaruhi kesehatan nya dan kehamilan nya.

Seina mau tak mau pun mengikuti apa yang sudah menjadi keputusan Juna. Dengan lembut ia mengelus perut yang sudah kelihatan buncit itu.

Kini usia kandungan Seina uda berjalan 3 bulan. Beberapa minggu lalu juga 3 keluarga saling berdebat untuk meyuruh Seina dan Juna tinggal dengan mereka.

Maklum, buah hati yang berada di perut Seina adalah cucu pertama dari Keluarga Haidar, Pratama, dan Alexander.

Mereka pun selalu bergantian bahkan kadang bebarengan pergi ke apartemen Juna.

Memang Seina dan Juna masih memutuskan untuk tinggal di apartemen. Bukan karena Juna tidak mampu membeli rumah, tapi di fikiran Juna apartemen adalah tempat yang tepat untuk saat ini.

"Aku pasti kesepian"sendu Seina.

Cup

Kecupan penuh sayang mendarat di kening Seina. "ku nggak akan biarin kamu kesepian sayang".

"kalau kamu sekolah, aku sama siapa?"cemberut Seina

"kamu kan bisa ke rumah mama"ucap Juna. Juna yakin jika Seina berada di rumah Seila pasti tidak akan merasa kesepian.

Nathan, adik Seina itu sekarang semakin menggemaskan. Banyak tingkah bocah itu yang membut orang sekitar tertawa.

"tapi kan kalau kamu antar aku ke mama, ke sekolah semakin jauh"

Memang jarak rumah Seila dengan sekolah lebih jauh dari pada aparteman mereka.

"nggak papa sayang. Asal kmu nggak merasa kesepian"

Seina langsung memeluk Juna. Ia merasa bersyukur mempunya suami seperti Juna. Juna kecil yang memyebalkan sekarang menjadi Juna yang sangat ia cintai.

Juna selalu mementingkan Seina dari pada dirinya sendiri. Prioritas Juna adalah kebahagiaan Seina dan keluarga kecilnya nanti.

"aku juga sudah mendapatku guru terbaik buat kamu, dan yang pasti perempuan"

Cubitan maut langsung menyerang lengan Juna. Jangan lupakan sifat over posesive yang mendarah daging di tubuh Juna.








TBC

ju (NA) na : OBSESITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang