JN 6

629 54 11
                                    

Maaf banyak typo
Yang belum Follow silahkan Follow dulu ya guys, supaya kalian tidak ketinggalan jika ada notif terbaru dari aku
================
================

Aku up malam minggu, biar yang jomblo nggak ngenes2 amat ye, hehhe
Mari kita ikutin kapalnya abang Jujun ya...








{SELAMAT MEMBACA}












==============>>>>>>>

Bel pulang sekolah terdengar nyaring di setiap telinga murid yang sedang fokus belajar, semua nya langsung bernafas lega karena kegiatan belajar telah selesai.

Setelah guru keluar kelas, murid pun ikut berhamburan keluar kelas juga. Sama hal nya dengan Seina dan Caca, setelah memasukan peralatan sekolah ke dalam tas, mereka berjalan menuju parkiran.

"Kak Nana jadi pulang sama Kallen?"tanya Caca saat berada di koridor menuju parkiran.

"Iya Ca"

"Terus gimana kalau Juna marah?kan sekarang kakak tinggal sama dia?"ucap Caca kawatir.

"Gampang lah Ca, itu biar urusan kakak. Eh itu ada apa ya kok ramai"ucap Seina saat melihat keramaian di parkiran bagian mobil.

"Kita lihat yuk"ajak Caca, lalu mereka berdua berjalan mendekati kerumunan. Betapa terkejutnya saat melihat Kallen yang sudah babak belur tak berdaya di bawah tubuh Juna.

"STOP" teriak Seina sambil mendekati Juna dan Kallen. Dengan sekuat tenaga Nana menarik tangan Juna yang akan memukul Kallen lagi.

"Inget baik-baik. Jangan pernah deketin atau nyentuh milik gue "ucap Juna penuh intimidasi sambil menunjuk muka Kallen yang sudah babak belur. Semua murid yang melihat kebrutalan Juna di buat ketakutan dan bergidik ngeri. Juna seperti iblis yang tak punya hati.

Tanpa mengeluarkan sepatah kata lagi, Juna langsung menarik tangan Nana menuju motor nya.

"Sakit Jun"ringis Seina merasakan sakit di pergelangan tangan nya yang di cengkeram Juna.

"Lepas"lirih Seina tapi tak di hiraukan Juna.

"Jun, lepasin kak Nana"teriak Caca namun Juna tetep tak menghiraukan. Setelah sampai di samping motornya Juna langsung mengangkat tubuh Seina untuk naik di jok belakang motor nya. Lalu ia memakaikan helm nya di kepala Seina, walaupun kebesaran tapi itu demi kebaikan gadisnya. Selesai helm terpasang di kepala Seina, Juna langsung naik ke atas motornya.

"Pegangan"titah Juna. Dengan terpaksa Seina memegang pinggang Juna, namun dengan sekali tarik, kedua tangan Nana sudah melingkar di perut Juna.

Tanpa membuang waktu, Juna langsung menancapkan gas motornya keluar gerbang sekolah. Dengan kecepatan di atas rata-rata, motor Juna melesat membela ibu kota, sedangkan Seina hanya bisa diam ketakutan melihat sisi gelap seorang Juna.

Tak lama motor Juna sudah berhenti di salah satu rumah yang tak kalah besar dengan rumah Daddy Reyfan, ya walaupun masih besar rumah Daddy Reyfan.

Tanpa mengucapkan kata-kata, Juna langsung membawa Nana masuk ke dalam rumah, lebih tepatnya ke salah satu ruangan di lantai atas, yaitu ruangan pribadi Juna.

Sepi dan sunyi. Itulah yang Nana rasakan, walaupun tadi ia bertemu dengan beberapa pelayan, tapi aura mencekap ia rasakan saat pertama kali menginjakan kaki nya di dalam rumah.

Juna terus menarik Seina sampai masuk ke dalam satu ruangan yang begitu menakutkan bagi Seina, bahkan Juna tidak sadar darah yg berasal dari betis Seina keluar.

ju (NA) na : OBSESITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang