JN 21

110 8 1
                                    

Entah kenapa akhir-akhir ini cuaca tidak dapat di predeksi. Siang panas, sore turun hujan dengan derasnya, bahkan di sertai angin dan petir.

Seperti sore ini, sepulang sekolah tak lama hujan turun begitu derasnya. Untung Juna dan Seina sudah sampai apart, jadi mereka tak perlu meneduh, walaupun memakai mobil, tapi jika hujan di sertai angin, maka mau tak mau mereka harus berhenti di tempat yang lebih aman.

Setelah membersihkan tubuh dengan air hangat, Seina berjalan ke dapur untuk membuat makan malam untuk mereka berdua, sedangkan Juna masih berada di kamar mandi.

Dengan tangan yang sudah terbiasa di area dapur, Seina secara perlahan tapi pasti akan membuat capcay dan ayam goreng. Simple, praktis dan yang penting itu salah satu makanan kesukaan mereka.

"ehh" kaget Seina saat merasakan sepasang tangan kekar yang melilit perut buncitnya.

"ngagetin aja sih" kesal Seina

Bukan nya melepaskan lilitan tangan nya, Juna semakin mempererat, bahkan bibirnya terus saja menciumi pipi tembem istrinya.

Harum aroma masakan membuat perut Juna beronta ingin segera di isi.

Setelah menunggu beberapa menit sambil memeluk Seina, akhirnya masakan Seina selesai. Dengan gesit Juna membantu Seina menyajikan semua makanan di meja makan.

"mau makan sekarang?" tanya Seina saat sudah mendudukan tubuhnya di kursi makan, di susul Juna yang duduk tepat di depan nya.

"Nanti aja" Seina hanya menganggukkan kepalanya.

"minggu depan kamu sudah mulai homeschooling ya, nanti aku yang kasih surat pengunduran kamu ke kepala sekolah."

Deg

Entah kenapa Seina masih merasa berat untuk berhenti sekolah, jujur ia masih ingin menikmati masa remajanya, tapi di sisi lain ia tak boleh egois dengan membahayakan calon anak mereka. Dengan terpaksa ia harus melakukan homeschooling, yang penting ia masih bisa mendapatkan ijazah SMA.

"maaf"

Sontak Seina langsung menatap Juna. "maaf kenapa?".

Juna menghela nafas beras. Jujur ia juga merasa bersalah karena sudah mengambil masa remaja istrinya, tapi mau gimana lagi kalau Tuhan sudah memberikan kepercayaan kepada mereka.

"Aku janji akan selalu buat kamu bahagia. Apa pun yang terjadi nanti, tolong percaya kalau aku sangat mencintai kamu." Ucap Juna tulus sambil menggenggam kedua tangan Seina.

Seina tak bisa lagi membendung air matanya. Memang bumil mood nya sangat sensitif. Seina sangat terharu dengan uangkapan rasa cinta dari Juna. Juna adalah sosok laki-laki yang tak pernah gengsi untuk mengungkapkan rasa cinta yang begitu besar kepada seorang Seina.

"makasih atas rasa cinta yang begitu besar. Maav kalau selama ini aku belum bisa menjadi yang terbaik."

"kamu selalu menjadi yang terbaik di hidupku."

Sungguh mereka tak menyangka bahwa akan melewati semuai hingga sampai saat ini. Mungkin awal hubungan mereka karena keterpaksaan atas obsesi, tapi karena waktu dan ketulusa bisa menjawab kebahagiaan mereka.

Mereka berdua berjanji akan selalu bersama, selalu saling menguatkan, saling kasih support demi kelanggengan rumah tangga mereka.

Dan yang paling terpenting adalah rasa percaya, karena tanpa adanya rasa percaya semua hubungan tak akan bisa berjalan lancar. Komitmen yang mendasari kepeecayaan akan berpegang teguh pada sebuah rasa terdalam.

Mereka berharap, bisa menua bersama hingga nafas tak lagi berhembus. Melewati terjalnya kehidupan yang sangat kejam. Saling menguatkan saat masalah berdatangan. Dan saling menggenggam saat dunia berusaha memisahkan mereka.



TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ju (NA) na : OBSESITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang