"sayang jam tangan aku mana?"
"sayang kaos kaki aku mana?"
"sayang hoddie aku yang putih dari kamu mana"
Sungguh teriakan Juna membuat Seina ingin menelan hidup-hidup suaminya.
Setiap pagi pasti ada teriakan Juna yang sangat tidak penting, padahal jelas-jelas semua yang di cari suami nya itu ada di tempat nya masing-masing.
Dengan sambil menggerutu, Seina yang tadi nya sudah duduk manis di kursi makan dan menikmati segelas susu hamil dengan rasa stroberi harus dengan terpaksa menemui suami yang menjengkelkan itu.
Setelah sampai di ambang pintu, mata Seina malotot dengan keadaan kamar yang seperti kapal pecah.
Padahal sebelum ia keluar kamar, ia sudah merapikan nya, bahkan apa yang di perlukan suaminya sudah tertata rapi di atas sofa.
"ini maksud nya apa ya mas?"sungguh Juna merinding lihat tatapan Seina, pada dasarnya Seina itu judes, di tambah lagi sekarang lagi hamil, sudah habis lah riwayat Juna saat ini.
Dengan wajah polosnya, Juna menatap istri tercintanya. "emm nggak ada maksud apa-apa sih yank, cuma emm tau jam tangan aku nggak sama hoddie putih yang kamu belikan?"
Seina berdecak kesal saat jelas matanya menangkap barang yang barusan di sebut Juna. Ia berjalan ke tempat barang tersebut, lalu memberikan kepada Juna, setelah itu ia langsung berjalan keluar tanpa mengatakan kata-kata sedikitpun, dan itu sukses membuat Juna kelabakan.
"hey sayang, tunggu!"teriak Juna setelah mengambil jam, hoddie dan ras ransel hitam milik nya. Untung tadi ia sudah memakai sepatu, yang ternyata kaos kaki yang di cari tadi berada tepat di atas sepatu nya.
Seina acuh tak mendengarkan teriakan Juna, bodoh amat di kira istri durhaka, siapa juga yang membuat bumil pagi-pagi kehilangan mood.
"sayang"rengek Juna saat sudah duduk di samping kursi yang di duduki Seina. Ia langsung memeluk Seina dari samping sambil terus mengecup pipi gembul Seina.
Sedangkan Seina berdecak kesal melihat kelakuan Juna. "bisa diem nggak?". Juna hanya menggelengkan kepala nya sambil terus memeluk Seina.
"ini aku mau sarapan loh ya". Dengan terpaksa Juna melepaskan pelukan nya di tubuh berisi milik istri tercinta.
"nih!"Seina memberikan sepiring nasi lengkap dengan antek-antek nya.
Juna tersenyum manis memerima piring dari Seina. "makasih sayangku".
"hm" Juna yang mendengar jawaban dari Seina memdengus kesal, tapi ia juga tidak bisa protes karena ia sadar bahwa mood istrinya sedang tidak baik.
Setelah hampir 15 menikmati sarapan dengan keadaan hening, kini mereka berdua sudah berada di dalam mobil sport hitam milik Juna.
Selama perjanan menuju sekolah, kedua nya hanya diam dengan pikiran masing-masing.
Juna yang takut kecolongan dan tidak bisa menjaga istri dan calon anak nya, sedangkan Seina yang takut akan terbongkar kehamilan nya.
Tanpa mereka sadari, kini mobil Juna sudah berhenti di area parkir sekolah.
Setelah keluar lebih dulu dari mobil, Juna langsung berjalan ke pintu samping untuk membukakan pintu untuk istrinya.
Semua perlakuan Juna tak luput dari semua murid yang melihatnya. Hampir semua siswi membayangkan di posisi Seina, tapi ada juga yang menatap Seina dengan tatapan iri dan benci.
pagi-pagi uda dapat asupan tenaga
duh serasi banget ya mereka
Seina jutek tapi imut, Juna dingin tapi demage nya bikin kejang-kejang
dulu aja gak mau, sekarang doyan-doyan aja
bukan nya tuh cewek deket sama kak Kallen ya
"nggak usah di lihatin"Juna mengelus rambut Seina lalu merangkul pundak Seina berjalan memuju kelas mereka
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
ju (NA) na : OBSESI
Teen FictionSilahkan Follow terlebih dahulu ============== Warning 18+ Budayakan bijak dalam memilih bacaan ============== Banyak kata-kata kasar dan vulgar ============== Arjuna Haidar, cowok dengan tingkat keposesivan yang sangat tinggi, bahkan hampir bisa di...