Taehyung berniat untuk mengambil bukunya yang terjatuh ke dalam kolam namun belum dia turun, tubuhnya ditarik ke belakang dan berakhir menindih seseorang.
"Kau gila ya?" Nada orang itu terdengar kesal. Lalu menjentikkan jarinya ke dahi Taehyung. "Itu bahaya kau tahu?"
"Kau?" Taehyung terkejut saat menengok ke belakang dan bertemu tatap dengan Jungkook. Detik berikutnya dia langsung berdiri. "Kenapa kau ada di sin?!"
"Yaah, itu...."
"Kau mengikutiku?!"
"Jangan berteriak, kakekmu bisa mengira bahwa aku orang jahat."
"Benar ya kau mengikutiku!" Taehyung memberikkan tatapan tajam dan berusaha memojokkan Jungkook. "Kau mengikutiku, kan?!"
"Baiklah aku akan mengaku. Aku hanya penasaran saja."
"Penasaran apa?! Gara-gara kau buku ku jadi jatuh ke dalam kolam!"
"Kenapa itu jadi salahku? Kenapa juga kau belajar di tempat seperti ini?"
"Memangnya kenapa? Belajar kan bisa di mana pun."
"Ahh, aku ingat kalau hobimu itu belajar." Jungkook berjalan beberapa langkah dan berbisik pelan sambil menundukkan kepalanya di dekat telinga Taehyung. "Kau merahasiakan sesuatu, kan?"
Taehyung yang terkejut segera mendorong tubuh Jungkook agar menjauh dan memalingkan wajahnya sebelum menjawab. "Nggak, aku nggak merahasiakan apapun."
"Benarkah? Lalu kenapa seseorang yang memiliki hobi belajar berada di peringkat terakhir?" Jungkook melirik sekilas pada buku-buku yang Taehyung bawa di mana di sana banyak buku-buku latihan soal. "Wah, bahkan kau lebih rajin dariku."
"Itu bukan punyaku."
"Baiklah kalau begitu." Jungkook mengambil salah satu buku milik Taehyung dan mencoba untuk membaca identitas yang tertera di halaman depan.
"Ahh, jangan!" Taehyung yang panik langsung menghampiri Jungkook dan mencoba mengambil bukunya yang sengaja Jungkook tinggikan. "Kembalikan!"
"Aku akan mengembalikannya setelah kau memberiku alasan kenapa kau menyembunyikan kemampuanmu."
"Itu nggak ada hubungannya denganmu. Kembalikan, Jeon Jungkook!"
Taehyung tidak sadar jika keinginannya yang hendak mengambil bukunya membuatnya harus memeluk Jungkook sambil terus berkata kembalikan.
"Waah, sepertinya kakek mengganggu ya.." Kakek Taehyung yang tiba-tiba datang membuat keduanya terkejut dan otomatis saling menjauh.
"Halo, kakek. Saya Jeon Jungkook, teman dekat Taehyung."
"Kau tebal muka ya." Lirih Taehyung yang membuat Jungkook tersenyum makin lebar.
"Oh begitu, pantas saja kau daritadi tetap duduk di sana. Nggak usah malu."
Taehyung yang mendengar perkataan kakeknya segera menatap tajam Jungkook dengan dagu yang sedikit dinaikkan. Dan memberikan gestur seakan ingin mengatakan, kau duduk di sana daritadi?
"Saya takut mengganggu kakek dan Taehyung. Saya hanya khawatir karena tadi saya melihat Taehyung naik bus, tidak seperti biasanya."
"Begitu? Temanmu ternyata sangat perhatian, Taehyung."
Taehyung diam dan hanya memberikan sedikit senyum sambil memaki Jungkook habis-habisan dalam hatinya. Teman yang perhatian apanya, bahkan dia yang membuat cucumu dihukum.
"Oh ya, ini kakek membawa sedikit cemilan. Kalian bisa memakannya."
"Terima kasih, kek." Jungkook tanpa rasa malu mengambil kotak bekal dari kakek Taehyung dan membawanya pada Taehyung. "Kau harus mengisi perutmu agar bisa tetap belajar."
"Ahh benar, cucuku itu sangat senang belajar. Karena itu dia selalu mendapat peringkat satu sejak sekolah dasar."
Hancur sudah. Rahasia yang Taehyung sembunyikan dua tahun ini sudah dibeberkan oleh kakeknya sendiri.
Taehyung abai saja dan memilih makan cemilan saat kakeknya membangga-banggakannya di depan Jungkook. Bahkan pemuda Jeon itu pun merespons dengan sangat antusias. Taehyung tidak mengira bahwa Jungkook bisa cepat akrab dengan kakeknya.
"Taehyung memang seperti itu. Makanya ajaklah dia jalan-jalan sesekali agar tidak belajar terus."
"Saya juga sudah mempertimbangkan untuk mengajaknya jalan-jalan akhir pekan ini."
Taehyung yang sedang makan hampir saja tersedak jika tidak buru-buru minum. Setelah melap bibirnya dengan punggung tangan, Taehyung ikut nimbrung dalan obrolan Jungkook dan kakeknya. "Jalan-jalan? Aku dan dia?"
"Bagaimana kalau kita nonton? Kau yang pilih filmnya." Jungkook berkata sambil mengusak rambut Taehyung.
"Hei, aku belum bilang apa-apa ya."
"Taehyung ini terkadang pemalu. Dia pasti mau."
Berani-beraninya dia menggunakan kakekku.
Tangan Taehyung sudah terkepal erat. Jika tidak ada sang kakek, mungkin tinjunya sudah melayang pada Jungkook sedari tadi.
"Lusa aku akan menjemputmu jam 7 malam." ucap Jungkook seraya menatap Taehyung lekat-lekat. "Lalu minggu paginya aku akan menjemputmu pagi-pagi sekali untuk olahraga bersama setelah itu kita jalan-jalan, oke?"
Taehyung mendengus sebal karena mau tak mau harus setuju. Dia akan menolak nanti jika itu dijadikan ajakan untuk berdamai. Jangan harap aku bisa luluh dengan mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I'm With You || KookV ✓
Fanfiction[COMPLETE] Bagaimana jadinya jika Jungkook yang Taehyung tolak adalah seseorang yang berada di balik akun whistle yang Taehyung sukai? ©gukienuna, 2022.