Tiga kali kaca jendela di sisi tempat Taehyung dan Jimin duduk berbunyi. Keduanya menoleh dan mendapati seorang Jeon Jungkook dengan senyum di wajahnya.
"Ada apa dengan kalian berdua akhir-akhir ini?" Selidik Jimin sambil mendekatkan dirinya pada Taehyung. Tidak mau jika seseorang yang sedang berdiri di luar kelasnya dengar.
"Jangan tanya. Dia memang aneh." Taehyung tak acuh dan terus mengemasi barang-barangnya ke dalam tas. Bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi daritadi, ngomong-ngomong.
"Lalu untuk apa dia ke sini sekarang?"
Taehyung mengendikkan bahu sebagai tanda tak tahu. Lantas ia membawa tasnya dan berjalan pincang menuju pintu kelasnya. Baru selangkah ia keluar kelas, Jungkook langsung menghampirinya dan menarik pinggangnya.
"Aku akan mengantarmu pulang."
"Kenapa aku harus pulang denganmu?"
"Apa kau yakin bisa mengendarai motor dengan kondisi seperti ini?"
Taehyung melirik kaki kirinya yang dibalut perban. Sial. Benar juga perkataan Jungkook. Tapi ia tidak ingin menerima tawaran itu dan mencari cara lain agar terbebas dari pemuda itu. "Aku akan pulang dengan Jimin."
"Kau akan kesusahan untuk naik ke motor Jimin. Lebih baik kau pulang bersamaku. Aku membawa mobil."
"Nggak usah. Aku pulang naik taksi saja." Tolak Taehyung lalu melenggang pergi meninggalkan Jungkook yang diam-diam mengikutinya di belakang.
Jungkook ini keras kepala juga ya, Taehyung berbicara pada dirinya sendiri. Pemuda itu mengikutinya sampai ke depan gerbang sekolah.
"Jangan mengikutiku. Aku bisa pulang sendiri."
"Biarkan aku mengantarmu." Jungkook tak mau kalah dan berdiri di depan Taehyung. "Aku janji nggak akan menurunkanmu di tengah jalan."
Taehyung diam. Ia menatap Jungkook yang terlihat benar-benar ingin mengantarnya pulang. Ia juga seakan bisa melihat telinga imajiner pada pemuda itu yang tertekuk ke bawah.
"Bagaimana? Mau ya?"
Beberapa saat berfikir akhirnya Taehyung mengangguk. Sebenarnya ia termasuk orang yang tak tegaan. "Heum."
Dan terlihat lah Jungkook tersenyum lebar. Ia segera berlalu menuju parkiran demi mengambil mobilnya dan meminta Taehyung untuk menunggu di depan gerbang sekolah.
Setelah Jungkook dan mobilnya sampai di depan Taehyung, Jungkook turun dari mobilnya untuk membukakan pintu penumpang di samping pengemudi.
"Kau nggak perlu serepot ini. Aku bisa membukanya sendiri."
"Aku hanya ingin memperlakukanmu dengan baik."
Tiba-tiba bulu kuduk Taehyung merinding. Padahal bulan-bulan sebelumnya mereka sering bertengkar tapi sekarang? Sikap Jungkook sangat berbeda padanya. Taehyung merasa diistimewakan oleh pemuda itu. Ia merasa sepertinya benar jika Jungkook menyukainya.
Di perjalanan, tak ada yang berbicara. Hanya Jungkook yang fokus menyetir dan Taehyung yang sibuk bermain dengan ponselnya
"Terima kasih." Taehyung berucap setelah mobil Jungkook berhenti di depan gerbang rumahnya.
Jungkook mengangguk dan setelahnya ia keluar dari mobil untuk membukakan kembali pintu penumpang membuat Taehyung mendengus sebal.
"Aku bilang kau nggak perlu repot-repot."
"Nggak ada yang direpotkan. Aku bahkan akan mengantarkanmu sampai tepat di depan rumahmu."
"Nggak perlu."
Tetap saja, meski Taehyung menolak, Jungkook segera mendorong gerbang rumah Taehyung dan menarik lengannya dengan lembut setelah itu.
"Aku sudah bilang kan—"
"Ssssttt. Aku nggak merasa direpotkan." Perlahan Jungkook membantu Taehyung berjalan menuju rumahnya dengan merangkul bahunya. "Aku hanya ingin kau tahu bahwa aku benar-benar menyukaimu."
Sial. Taehyung tidak bisa berkata apa-apa lagi.
"Selama kakimu masih sakit. Aku akan menjemputmu untuk ke sekolah dan mengantarmu pulang."
"Nggak perlu sampai seperti itu."
"Kau jadi seperti ini karena teman sekelasku. Jadi biarkan aku bertanggung jawab."
Mana ada yang seperti itu? Taehyung menggeleng tak paham dengan sikap Jungkook. Akhirnya ia melambaikan tangan saja dan menghilang di balik pintu rumahnya yang ia tutup dari dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I'm With You || KookV ✓
Fanfiction[COMPLETE] Bagaimana jadinya jika Jungkook yang Taehyung tolak adalah seseorang yang berada di balik akun whistle yang Taehyung sukai? ©gukienuna, 2022.