"Terima kasih kau nggak membangunkanku sampai sebelum jam istirahat."
"Kau gila, Jungkook."
"Yah, terima kasih." Jungkook tak acuh pada teman yang duduk di sebelahnya. Dia lekas berdiri dan menuju pintu keluar. Namun belum sejengkal kakinya keluar dari kelas, dia melihat seseorang yang sangat dikenalnya.
Taehyung terlihat keluar dari kelas, dan berpisah dengan teman-temannya membuatnya pergi seorang diri. Mau kemana dia?
Jungkook mengikuti Taehyung diam-diam. Berjalan di belakangnya sudah seperti seorang penguntit sampai tiba di depan toilet pria.
Beberapa menit Jungkook menunggu di luar sampai anak-anak di dalam toilet pergi dan hanya menyisakan Taehyung.
Dengan cepat Jungkook mendorong Taehyung yang hendak keluar sampai punggungnya menyentuh tembok membuatnya sedikit meringis kesakitan.
"Aku nggak tau kau makan apa pagi tadi," Kata Jungkook sambil mengambil pemberian Taehyung tadi pagi. Kemudian menyodorkan sebuah permen dengan bungkus merah muda ke hadapan pemuda itu. "Meskipun aku sangat mengantuk, aku nggak membutuhkannya."
"Itu, itu agar lebih keras saja saat memukulmu!"
"Begitu? Sayang sekali ini bukan seleraku."
"Terus apa?! Tinggal dibuang saja, kenapa sih?!" Taehyung memberikan tatapan tajam pada Jungkook.
"Dibuang?" Jungkook melirik sekilas pada permen yang ada di tangannya dan menimbulkan pemikiran yang menarik. "Kau suka ini, kan?"
"Apa?! Tidak."
"Baiklah, kalau begitu aku buang saja."
"Terserah. Minggir, aku mau keluar."
Bukannya minggir sesuai permintaan Taehyung, Jungkook justru menumpukan salah satu telapak tangannya ke sisi kepala Taehyung. "Aku punya cara lain." Katanya lalu tersenyum.
Sambil menatap Taehyung, Jungkook membuka bungkus permen dengan giginya sekali tarik.
"Aku nggak peduli apa yang akan kau lakukan, jadi lebih baik ka— hmmph!"
Taehyung terkejut saat Jungkook memasukkan permen ke dalam mulutnya. Bukankah ini sama saja dengan ciuman?
"K-kau gila ya?!" Taehyung bergidik ngeri sambil menutup mulutnya.
"Bagaimana? Manis?"
"Dasar gila!" Taehyung memuntahkan permen yang ada di dalam mulutnya ke lantai.
"Hei, kenapa kau ribut seperti itu? Jangan bilang itu ciuman pertamamu, huh?"
"K-kau! JeonJungkook brengsek!" Taehyung mendorong tubuh Jungkook yang lebih besar darinya sekuat tenaga hingga punggung anak itu menabrak pintu kamar mandi.
Jungkook yang ditinggal sendiri merasa bingung tapi juga puas. Baginya, melihat Taehyung yang kesal adalah salah satu hal yang menyenangkan. Namun saat dia teringat perkataannya mengenai ciuman pertama, dia agak merasa bersalah.
Apa aku sudah kelewatan?
Sebenarnya Jungkook sudah berniat untuk meminta maaf karena kejadian di toilet. Namun saat dia membaca chat dari temannya, niatnya dia urungkan dan buang jauh-jauh.
Sesuai perkataan Mingyu, Jungkook menemukan tasnya di tong sampah. Dia tidak terlalu terkejut jika isinya tidak ada. Pasti Taehyung membuangnya secara terpisah.
Jungkook cepat menemui Mingyu yang diduga salah satu saksi kejadian. Lalu dia bertanya pada teman sebangkunya itu di mana buku-bukunya.
Mingyu tak langsung menjawab. Dia mengambil tas Jungkook lalu mengayun-ngayunkannya secara asal. "Taehyung tadi begitu."
"Jadi di mana?"
"Mungkin saja ada di depan... taman?"
Taman? ta-man? TAMAN? Jungkook langsung berlari secepat kilat keluar dari kelas dan menuju tempat yang dikatakan Mingyu.
Taman sekolah terbagi menjadi dua. Taman pertama terletak di depan sekolah, dan yang kedua ada di antara gedung 1 dan 2. Masalahnya adalah setiap taman memiliki air mancur. Jadi, bagaiamana jika buku-bukunya ada di dalam sana?
"Aku kira dia akan berhenti, rupanya dia masih menantangku." Jungkook melihat buku-bukunya yang asyik berendam di dalam kolam air mancur. "Apa yang harus aku lakukan padamu, Taehyung?"
KAMU SEDANG MEMBACA
When I'm With You || KookV ✓
Fanfiction[COMPLETE] Bagaimana jadinya jika Jungkook yang Taehyung tolak adalah seseorang yang berada di balik akun whistle yang Taehyung sukai? ©gukienuna, 2022.