Sudah hampir seminggu ujian semester genap berlangsung.
Selain itu juga sudah beberapa kali Taehyung dipanggil ke ruang guru guna mengerjakan soal ujian ulang. Para guru sangat terkejut saat ia mendapatkan nilai sempurna jadi memanggilnya karena mengira ia mencontek.
Tentu saja Taehyung tidak terima. Ia membela diri dan meminta untuk mengerjakan ujian ulang di depan para guru agar mereka bisa tahu bahwa Taehyung mencontek atau tidak. Awalnya para guru tidak percaya. Tapi setelah melihat Taehyung mengerjakan ulang soal ujian tanpa mencontek dengan mata kepalanya sendiri dan menilainya setelah itu, mereka akhirnya percaya bahwa Taehyung bisa mendapatkan nilai atas usahanya sendiri. Sungguh mengejutkan tapi hal itu adalah nyata adanya.
Setiap Taehyung keluar dari ruang guru, ia akan keluar dengan bangga karena sudah menunjukkan seperti apa dirinya sebenarnya. Bahkan Jimin yang menunggunya di depan ruang guru sempat tidak percaya bahwa sebenarnya teman sebangkunya sepintar itu.
"Taehyung!"
Saat mendengar namanya dipanggil, Taehyung langsung menoleh ke arah sumber suara. Ia tersenyum melihat Jungkook yang berdiri di depan sana. Lantas ia melambaikan tangan pada Jimin dan berlari kecil mengahmpiri Jungkook.
"Jungkook, aku bisa mengerjakan semuanya. Aku bisa mengerjakan semuanya."
"Aku percaya kau bisa mengerjakan semuanya." Ucap Jungkook seraya mengusap puncak kepala Taehyung.
Taehyung tersenyum lebih lebar. Ia merasa sangat senang saat ini. Apalagi saat Jungkook mengatakan bahwa ia mempercayai Taehyung tanpa membantahnya lebih dahulu.
"Berapa banyak kau mendapat nilai sempurna?" Tanya Jungkook sambil merangkul Taehyung dan membimbingnya berjalan.
"Banyak." Taehyung menampilkan cengirannya. Sungguh ia benar-benar sedang senang saat ini. "Oh ya, Jungkook, aku ingin bertanya beberapa hal padamu."
"Apa itu?"
"Ayo kita pergi ke taman dulu."
Jungkook mengangguk dan membawa Taehyung dengan rangkulannya menuju taman sekolah yang berada di tengah gedung sekolah.
Setelah sampai di taman dan duduk bersebelahan, Taehyung memulai untuk membuka percakapan dengan berdeham lebih dulu. Ia sebenarnya sedikit malu-malu untuk menanyakannya tapi ia butuh jawabannya. "Ekhm, Jungkook, kalau kau nggak mau menjawabnya aku nggak akan memaksa."
"Ya, apa itu?"
"Apa yang kau rasakan saat bersamaku?"
"Apa?"
"Nggak ada pengulangan."
Jungkook tak langsung menjawab dan memikirkannya lebih dahulu membuat Taehyung melipat kedua lengannya di depan dada. "Kau nggak mau menjawabnya, ya? ya sudah aku sih—"
"Bukan begitu. Hanya saja aku sedang mencari kata yang tepat untuk mendeskripsikannya."
"Bagaimana dengan senang?"
"Itu lebih dari sekadar senang, Taehyung."
"Lalu apa?"
"Yah, sangat sangat senang?" Jungkook membalas pertanyaan Taehyung dengan pertanyaan lain yang membuat Taehyung tak sabaran menunggu kalimat selanjutnya. "Aku nyaman saat bersama denganmu dan ingin selalu melewati waktuku bersama denganmu."
"Be—begitu ya?" Taehyung merasakan kembali bahwa sesuatu yang berada di dalam dadanya tengah berdebar tidak tenang. "Lalu apakah kau juga merasakan berdebar saat bersama denganku?"
"Ya, hanya kau yang bisa membuatku berdebar. Bahkan hanya melihatmu dari jauh atau mendengar namamu saja bisa membuatku merasa senang dan berdebar."
Setelah mendengar penjelasan dari Jungkook, Taehyung menundukkan kepalanya sambil memainkan jari-jati tangannya yang berada di pangkuannya. Bagaimana ini? Aku juga merasakannya. Apa aku—
KAMU SEDANG MEMBACA
When I'm With You || KookV ✓
Fanfiction[COMPLETE] Bagaimana jadinya jika Jungkook yang Taehyung tolak adalah seseorang yang berada di balik akun whistle yang Taehyung sukai? ©gukienuna, 2022.