Hari ini ada pelajaran olahraga. Sialnya kelas 2.1 dipasangkan dengan kelas 2.2 yang bertukar jam dengan pelajaran lain. Para siswa sudah heboh lebih dulu karena Taehyung dan Jungkook akan dipertemukan dalam permainan sepak bola antar dua kelas tersebut.
Banyak yang mengira dari mereka akan terjadi keributan di antara keduanya. Namun siapa sangka? Dari pemanasan hingga peluit babak pertama terdengar sebagai tanda selesainya permainan berbunyi, semua berjalan dengan lancar. Barulah ketika permainan di babak selanjutnya dimulai kedua kelas tersebut mulai memanas. Apalagi kelas 2.1 unggul 1:0 atas kelas 2.2 dan lagi Taehyung yang mencetak golnya.
Tadi Taehyung terlihat sangat senang saat berhasil membobol gawang lawan. Padahal saat pertandingan belum dimulai pemuda itu terlihat tidak bersemangat dan lesu membuat Jungkook terus memperhatikannya. Dan saat senyum Taehyung tercetak, Jungkook juga ada di sana, merasa senang melihatnya.
Lalu ketika teman satu timnya berusaha merebut bola dari Taehyung, entah sengaja atau tidak, membuat Taehyung terjatuh dan mengaduh sakit sambil memegangi kakinya yang tertekuk. Jungkook juga ada di sana dan melihatnya.
"Kau nggak apa-apa?" adalah kalimat pertama yang Jungkook ucapkan setelah mendekati Taehyung. Sedang yang bersangkutan tidak menjawabnya dan hanya terdengar erangan kesakitan darinya membuat Jungkook terlihat makin khawatir.
"Apa yang kau lakukan?!" Itu adalah pertanyaan yang Jungkook lontarkan pada teman satu timnya yang tadi melancarkan tackle terhadap Taehyung.
Mengetahui Taehyung yang cedera, pertandingan terhenti sementara. Guru meminta agar Taehyung keluar dari lapangan untuk mendapatkan pengobatan terlebih dahulu.
"Apa kau masih bisa berdiri?" Jungkook yang masih berada di sisi Taehyung bertanya dengan lembut. "Atau mau aku gendong saja?"
"A-aku masih bisa berdiri dan berjalan. Engga apa-apa."
"Baiklah kalau begitu. Ayo aku bantu."
Jika dahulu, anak-anak pasti akan keheranan melihat Jungkook yang membantu memapah Taehyung tapi kini sedikit berbeda. Pasalnya kedua orang itu akhir-akhir ini tak terlihat melancarkan peperangan. Dan jangan lupakan bagaimana khawatirnya seorang Jungkook terhadap Taehyung sehingga memarahi anggota tim nya sendiri.
"Mau ke mana?" Mingyu menahan lengan Jimin yang hendak keluar dari lapangan.
"Bantuin Taehyung lah, apa lagi?"
"Gak usah. Udah ada Jungkook."
"Gak bisa gitu dong, Taehyung kan—"
"Bisa. Kau ingin hubungan mereka membaik kan? Biarkan saja." Jelas Mingyu yang tak mengijinkan Jimin untuk menghampiri Taehyung.
Dengan banyak pertimbangan apalagi mengenai perkataan dari Mingyu, Jimin setuju. Mungkin mereka bisa berbaikan dengan adanya hal ini. Karena itu Jimin hanya melihat Taehyung dari jauh dan mendoakannya agar baik-baik saja.
Sementara di tepi lapangan, Jungkook membantu Taehyung untuk duduk dan meluruskan kakinya.
"Apa kita ke UKS saja?" Jungkook masih dengan rasa khawatirnya bertanya pada Taehyung yang duduk di depannya.
"Nggak usah. Kakiku hanya terkilir, istirahat sebentar pasti akan baik-baik saja."
Jungkook tidak mengiyakan atau membantah omongan Taehyung. Ia sedang sibuk dengan pikirannya sendiri, apakah benar Taehyung baik-baik saja? Itulah yang sedang melayang-layang di kepalanya.
"Nggak usah khawatir begitu. Aku baik-baik saja."
"Bagaimana aku nggak khawatir? Orang yang ku suka sedang menahan sakit."
Taehyung diam beberapa detik. Setelah itu ia menendang kaki Jungkook dengan kakinya yang tak sakit. "Ngomong apa sih?"
"Aku serius. Aku—" Jungkook menjedanya sejenak untuk menunjuk dirinya sendiri lalu menunjuk Taehyung. "Menyukaimu."
"Kau gila ya?"
"Mau aku ulangi sekali lagi? Aku—"
"Cukup, aku mengerti." Taehyung menarik nafasnya perlahan dan menghembuskannya, tiba-tiba ia merasa gugup entah untuk alasan apa. "Jeon Jungkook, kalau kau menyukaiku, bagiku nggak ada alasan untuk menyukaimu. Lagipula ada seseorang yang aku sukai."
"Kau menyukai orang lain? Siapa?"
"Kau nggak perlu tau."
Bukan hanya patah hati yang Jungkook rasakan, tapi ia merasa penasaran pada siapa orang yang telah membuat Taehyung jatuh hati padanya.
"Apa aku mengenalnya?"
"Anak sekolah kita?"
"Kenapa kau nggak menyukaiku saja?"
Begitulah. Jungkook terus melancarkan pertanyaan sedang Taehyung tak diberi waktu untuk menjawab.
"Apa dia lebih tampan dariku?"
"Lebih pintar dariku?"
"Apa dia nggak bersekolah di sini? Soalnya aku nggak pernah melihatmu dengan orang lain selain teman-temanmu."
"Apa dia—"
"Cukup Jungkook. Kau nggak akan mengetahuinya."
"Kenapa begitu?"
Awalnya Taehyung tidak ingin menjawabnya tapi setelah melihat wajah Jungkook yang super memelas, ia merubah niatnya dan memberitahukan sekadarnya saja. "Karena aku menyukai seseorang yang aku temui di dalam game."
Kini giliran Jungkook yang terdiam. Lawannya adalah seseorang yang berada di dunia virtual. Pantas saja Taehyung bilang ia tidak akan mengenalnya. Namun karena hal itu, ia jadi lebih penasaran.
"Kau bermain game apa memangnya?"
"Aku juga bermain beberapa game. Siapa tahu aku mengenalnya."
"Siapa tahu aku—"
"Ahh, diam lah. Kakiku sakit." Taehyung jadi kesal karena betapa ingin tahunya Jungkook membuat telinganya panas dan membuat hatinya sakit karena teringat bahwa perasaannya tidak terbalas. "Lebih baik kau kembali ke lapangan dan panggilkan Jimin untuk menemaniku."
Jungkook mendengus sebal. Ia menuruti apa yang diinginkan oleh Taehyung dengan memanggil Jimin. Setelah itu, ia tidak kembali ke lapangan dan memilih untuk kembali ke kelas dengan tak bersemangat dan hati yang tak karuan.
Patah hati, temans.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I'm With You || KookV ✓
أدب الهواة[COMPLETE] Bagaimana jadinya jika Jungkook yang Taehyung tolak adalah seseorang yang berada di balik akun whistle yang Taehyung sukai? ©gukienuna, 2022.