Hate

2K 275 37
                                    

Alisa terbangun dengan kepala pusing, berat, dan nyut-nyutan. Seperti ditindih beban berat yang mungkin disebabkan karena tidur kelamaan.

Sonya terlihat sibuk di sisinya menyiapkan sarapan roti dan segelas susu untuk Alisa yang merasa sedikit bingung mendapat perhatian seperti ini.

"Semalam kamu tiba-tiba pingsan, kayaknya sih kamu punya rasa takut yang teramat besar, dan kamu tahu itu gak baik untuk kesehatan mental."

Ah ya! Alisa teringat kalau semalam dia pingsan setelah dengan horornya melihat Edward berdiri di hadapannya.

Alisa mengubah posisinya menjadi duduk. "Itu karena Edward, kan? Terus, siapa yang bawa aku kesini?" tanyanya heboh. Tapi Sonya langsung menyodorkan susu ke arahnya. Alisa pun meminumnya perlahan.

"Edward." jawab Sonya dengan santai. Bohong!

~FLASHBACK~

Edward dengan gerak cepat menahan Alisa sebelum terjatuh ke lantai. Melihat Alisa yang mendadak pingsan, teman-temannya langsung panik dan segera membopong Alisa ke kamarnya.

~END~

Crott! Refleks Alisa menyemprotkan susu dari mulutnya, untung saja Sonya tidak kena. Serius Alisa kaget dan tidak percaya. Matanya melotot marah menatap Sonya yang ikut panik gara-gara tatapan Alisa yang setajam silet.

Sonya menggeser posisi duduknya sedikit menjauh dari Alisa-antara takut dengan tatapan itu atau karena tidak ingin terkena 'Croot' beneran.

"Kamu baik-baik aja, Alisa?Menurutku Edward orangnya baik, nggak seperti yang kamu ceritain kemarin,"

Alisa menatap Sonya lekat-lekat. "Apa Mbak dan semua orang yang ada di rumah ini nggak bisa ngerti? Edward itu bahaya! Dia preman!"

Alisa mencoba menjelaskan ke Sonya agar dia mengerti kalau Edward itu memang sosok yang harus dihindari.
Alisa diam-diam melirik ke arah Sonya. Dia berharap Sonya akan mendengarkan kata-katanya, tapi sia-sia. Dia malah sibuk membersihkan noda susu di selimut Alisa. Melihat itu Alisa benar-benar kesal niatnya untuk melindungi teman-temannya malah dianggap remeh.

Sonya masih terus membersihkan noda susu. "Kamu pasti enggak mau semut-semut ngerubutin kamu pas lagi tidur." ujarnya santai.

Alisa tidak peduli dengan kata-kata Sonya. Dia sibuk mengalihkan pandangannya memperhatikan poster Edward Cullen yang tergeletak di meja dengan tatapan malas. Poster itu sebenarnya memang bukan untuk dipasang, hanya tidak sengaja terbawa dari rumah. Alisa sudah tidak lagi memajang gambar-gambar seperti ini di kamarnya, dan tidak juga tertarik untuk mengidolakan hal-hal seperti itu. Alisa sepintas berpikir, bisa-bisanya nama cowok yang paling dia benci sedunia itu Edward. Tidak pantas menurutnya. Dulu, setiap kali mendengar kata Edward, dia pasti teringat karakter vampire ganteng di film Twilight. Sekarang mah boro-boro. Gara-gara Edward 'berandal' punya nama yang sama dengan Edward Cullen. Dia jadinya hanya terus teringat si preman itu, si Cullen tersingkir wajahnya. Hah!

Sonya menatap Alisa tersenyum. "Semalam Kak Edward datang untuk silaturahmi. Ternyata dia teman dekatnya Kak Arlan."

Alisa mengerjap tidak percaya mendengar itu. Kak Arlan temenan ama preman kampus? Gak salah?

"Kak Arlan ngasih tau kalau dia punya adik dan teman-temannya yang jadi MABA tahun ini. Karena itu Edward berkunjung untuk kenalan sama kita semua."

"Temennya kak Arlan? Berandal gitu."

Sonya mengangguk sambil tersenyum. Tiba-tiba Alisa teringat sesuatu. "Mbak gak cerita ke berandal itu soal kejadian aku mergokin mereka mabuk-mabukan, kan?"

Sonya tersenyum kecil. "Namanya Edward, Alisa." Tegur Sonya yang membuat Alisa hanya memutar matanya tidak peduli.

"Nggak kok, Mbak gak cerita. Tapi, gimanapun dia pasti ngerasa gak enak pas kamu pingsan di depan dia. Jadi dia bilang kalau dia minta maaf udah nakutin kamu pas di kampus waktu itu."

SENIOR NYEBELIN BANGET [END] YIBO X LISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang