Proyek Kapal Selam

1.2K 208 16
                                    

Today is the day! Hari presentasi sampel proyek! Alisa dengan semangat merapihkan tempat tidurnya. Sonya dan yang lainnya sudah berangkat kuliah sejak tadi. Benar-benar seperti persimpangan, antara jadwal kuliahnya dan teman-temannya.

Alisa berjalan menuju dapur untuk mengisi perutnya yang kelaparan. Dia sudah selesai membersihkan rumah. Setelah makan dia akan mencuci piring lalu menyapu halaman. Rasanya aneh, rumah yang biasanya bising seperti kapal pecah ini mendadak hening seperti di perpustakaan.

Jadi begini rasanya sendirian di rumah bingung mau ngapain. Alisa sepanjang hari hanya rebahan di atas kasurnya. Ritual membersihkan rumah sudah, menyiram tanaman sudah, cuci piring dan baju juga sudah, tapi tetap saja waktu terlalu panjang untuk dilewatkan sendiri.

Kalau bersama teman-temannya, mereka bisa melakukan banyak hal begitu saja, dan waktu terasa singkat. Belum lagi, kerja kelompok baru akan dimulai pukul 2 siang. Sekarang saja belum masuk waktu Dhuhur.

New message! Alisa sangat senang mendengar suara pengusir sepi itu. dia segera meraih ponselnya dari atas meja belajar. Entah kenapa dia berharap mendapat pesan dari seseorang.

Math Minari
Alisa, nnti berangkat bareng Nayla, aku jemput.

Alisa
Oke. Jam 2 sharp yah. Inget!

Alisa kembali mengecek materi presentasinya hari ini. Belum tampil saja rasanya sudah deg-degan begini. Padahal ini baru skala kelompoknya, belum presentasi untuk di kelasnya nanti. Rasanya jantung Alisa akan mencuat saking gugupnya.

Setelah sholat Dhuhur, Alisa mulai bersiap-siap menuju rumah Kai. Ransel kanvas pinknya diisi dengan laptop dan buku catatannya dan segala peralatan yang mungkin dibutuhkan.

Alisa berdiri menghadap pintu menatap rumah Kai dari jauh. Satu per satu teman kelompoknya mulai berdatangan ke rumah modern minimalis berwarna dasar coklat dan putih itu. Alisa melihat saat Richi yang muncul pertama kali dengan mobilnya. Beberapa menit kemudian diikuti kedatangan Edward bersama Panji.

Setelah kejadian malam itu saat Edward membuat pengakuan, Alisa belakangan ini bisa bernapas lebih lega saat menjejaki kampus atau saat berjalan-jalan sekitar kompleks bersama Nini. Dia sudah tidak takut lagi kepada Edward. Dia bahkan tidak lagi membencinya. Meski masih sedikit segan karena perlahan dia sadar sosok Edward ternyata sangat populer di kampus.

Padahal kenyataan itu sudah diketahui oleh seluruh penghuni kampus sejak lama, tapi Alisa malah terlihat seperti baru menyadari hal itu beberapa hari ini. Miris memang dengan cewek satu ini.

Alisa akhirnya memilih menunggu Mina dan Nayla di dalam rumah merasa ranselnya terasa semakin berat di pundaknya. Sudah pukul 2 siang, malah sudah lewat 3 menit. Alisa belum juga beranjak dari rumahnya, bukan karena takut Edward atau gugup menghadapi presentasi, tapi karena kedua temannya itu belum juga muncul.

Alisa berulang kali mengecek ponsel dan melirik jam tangannya panik. Nihil, tidak ada kabar sama sekali. Dia bahkan menghubungi mereka tapi malah tidak diangkat. Awalnya Alisa merasa kesal dan marah karena ulah kedua cewek itu, tapi tiba-tiba dia merasa khawatir kalau-kalau terjadi sesuatu yang buruk pada dua temannya itu. heran kenapa mereka belum juga datang jam segini.

Alisa merasakan ponselnya bergetar, buru-buru dia mengangkat telpon itu dan yang muncul di layar adalah nomor ketua tingkat.

“Halo?” Sapa Alisa tidak sabar.

“Lo dimana, Alisa? Kok belum dateng?”

“Iya maaf, ini lagi nunggu Mina sama Nayla.”

Terdengar suara kasak kusuk aneh dari seberang, Alisa samar-samar mendengar suara cewek.

SENIOR NYEBELIN BANGET [END] YIBO X LISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang