Let's be Friend

1.2K 226 62
                                    

Ponsel Alisa berdering sejak tadi. Tapi sang empunya masih belum bangun-bangun juga. Masih terlelap setelah semalaman bekerja keras menyiapkan materi untuk proyeknya. Alisa masih benar-benar mengantuk. Dia sepertinya tidak sanggup meskipun itu hanya sekedar mengangkat telpon. Entah sudah berapa kali missed calls sejak tadi. Dengan menguatkan diri, dia akhirnya mengangkat telpon itu. Sejenak di layar terlihat nama Mina.

“Halo.” Suara Alisa terdengar serak. Penampilannya masih kusut, Alisa kali ini benar-benar mengantuk.

“Alisa, gimana proyeknya?” tanya Mina semangat menanti kabar dari Alisa.

Alisa menahan dirinya untuk tidak menguap.

“Beres, Min. Nanti aku share ke drive.” Alisa menjawab tulus sangat puas dengan hasil kerjanya.

Setelah selesai ritual menelpon mereka, Alisa segera bersiap-siap untuk ke kampus.

Alisa mencomot sisa pisang coklat keju semalam untuk mengganjal perutnya. Cewek ini memang paling malas sarapan pagi. Katanya special diet biar makin langsing. Teman-temannya hanya dibuat tertawa mendengar alasan asal begitu.

“Eh Alisa, nanti kita kuliahnya cuma sampai jam dua siang, jadi motornya kamu yang ambil yah di bengkel. Lagian kan kamu yang nganter kemarin.”

Alisa ingat saat Sonya berpesan kepadanya untuk mengabari ke bengkel kalau motornya tidak usah diantar, nanti mereka sendiri yang mengambilnya karena kebetulan hari ini mereka juga akan kuliah.

“Mbak aja deh. Nih bawa struknya.” Alisa terlihat risih mengingat tempat itu isinya cowok semua.

“Kamu kan pulang kuliah jam lima sore, jadi sekalian bisa pulang naik motor. Lah kalau Mbak yang ngambil, masa Mbak mau pulang naik motor sendirian?”

“Bener, Alisa.” teman-temannya ikut menimpali. Bener sih bener, tapi tempatnya itu loh yang Alisa gak suka. Bisa-bisa nanti ketemu Edward disana.

Akhirnya dengan berat hati Alisa mengiyakan dan berjalan keluar gerbang duluan diikuti teman-temannya. Sebuah mobil melintas perlahan dan berhenti tepat di depan rumah kontrakan Alisa. dia hapal banget, ini mobil Kai.

Pemuda menurunkan kaca mobilnya dan tersenyum bersahabat.

“Bareng yuk!” ajaknya.

Alisa menatapnya tidak nyaman. Heran Kai melanjutkan kegiatan berbaik hati padanya. Apa penjelasannya di kelas waktu itu menyadarkan Kai? Tentang ikhlas memberi dan menerima?

Kai melirik ke arah belakang Alisa memperhatikan teman-temannya yang mulai bermunculan. Mereka terkejut melihat Kai ada di depan rumah. Kai kembali mengedarkan senyumnya ke arah mereka yang disambut hangat oleh mereka semua.

“Berangkat bareng yuk!” ulangnya lagi, kali ini ditujukan untuk semua teman-temannya.

Wajah teman-temannya mendadak sumringah dapat rejeki nomplok pagi-pagi.

Mawar setengah berbisik ke Nini. “Emangnya Kai mau naik Grab bareng kita?”

Nini menyikutnya menyadari sahabatnya satu ini kadang gak nyambung.

Alisa berbalik menatap teman-temannya seakan ingin meminta pendapat padahal sebenarnya ingin mengirimkan kode untuk menolak tawaran menggiurkan itu. Matanya melotot dengan bibir terkatup rapat disertai gelengan kepala ekstra pelan.

Semua teman-temannya melihat dan mengerti arti kode yang tidak terdaftar dalam sandi kepramukaan itu, namun tiba-tiba...

“Oke! Kita ikut!” serempak teman-temannya menjawab lantang. Alisa langsung lemas. Setidak mengerti apa teman-temannya dengan kode yang nyaris sempurna itu.

SENIOR NYEBELIN BANGET [END] YIBO X LISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang