Edward Pergi

1K 200 26
                                    

chapter terpendek...

Siang itu ruang tamu ramai dipenuhi kegiatan empat orang gadis yang sibuk mengerjakan tugas kuliah. Semester ini tugas mereka bertumpuk belum lagi tugas praktik dan presentasi. Jemari mereka beradu dengan toots laptop dengan buku berserakan di mana-mana. Semuanya terlalu fokus meski hanya sekadar mengobrol basa-basi.

"Beli minum bentar, yah. Penat banget asli." Nini pamit lalu bergerak mengambil kunci scooter Sonya.

"Aku Thai tea!" seru Sonya.

"Beliin se-mug es krim cokelat."

Meski khawatir memikirkan es krim pesanan Alisa akan meleleh di jalan, Nini menyanggupi permintaan itu.

Sonya menatap Alisa tersenyum-senyum mengejek.

"Jangan gitu, Mbak. Cokelat kan obat stress." ujar Alisa tidak suka dengan tatapan itu.

Sonya melanjutkan menatap laptopnya menyelesaikan ppt sambil terus tersenyum.

"Perasaan dari dulu kamu emang suka banget makan es krim, bukan cuma karena lagi ditumpuk sama tugas aja."

Alisa terkekeh membenarkan hal itu.

"Harusnya kamu tuh gendut, Alisa. Ini malah kurus gitu. Lari ke mana tuh makanan?"

Alisa berlagak pamer. "Ini tuh bukan kurus, Mbak, tapi langsing. Aku tuh emang proporsional, apa-apa sesuai porsinya: makan, ngemil, tidur, kerja; semua sesuai kadarnya."

Mawar terlihat cemberut. "Bener sih, tapi satu kekurangan kamu, Alisa."

Alisa melirik penasaran. Dia tahu dirinya banyak kekurangan, tapi tidak tahu yang mana yang dimaksud sahabatnya ini.

"Kamu kalau ngomong suka banget nggak mikirin perasaan orang. Nyelekit."

Alisa terdiam. Dia sedikit tersadar akan hal itu. terlalu sering melakukannya malah. Mawar benar tentang dirinya.

Mawar menatap Alisa tidak enak.

"Maaf, Alisa. Kamu tersinggung, yah? Aku gak maksud kok."

Alisa menatapnya masih terkejut akan kenyataan tentang dirinya. Dia menggeleng pelan.

"Bukan, War. Aku malah setuju sama pendapat kamu. Kamu bikin aku sadar."

Mawar menatapnya aneh. Dia pikir Alisa marah, ini malah sebaliknya.

"Kalau kalian ngomong terus, kapan tugasnya mau selesai?"

Sonya menegur mereka berdua. Mawar langsung kembali serius menatap laptopnya sedangkan Alisa yang memang sedang tidak mengerjakan tugas, tapi sibuk membuatkan soal latihan untuk Excel.

"Kamu kayaknya yang paling sibuk yah, Alisa. Udah banyak tugas, praktek, presentasi, ditambah harus privat. Mikirinnya aja aku capek."

Mawar kembali mengobrol sambil terus menatap laptopnya. Sonya ikut melirik Alisa mendengar kata-kata Mawar yang seratus persen benar.

"Kamu gak mau berhenti aja, Alisa?"

Sonya menatapnya merasa kasihan. Tapi ditatap begitu, Alisa malah tersenyum.

"Tenang aja, Mbak. Aku baik kok. Lagian aku gak boleh ninggalin Excel." Aku udah janji sama Edward.

"Ngomong-ngomong, Edward bener-bener kayak menghilang, yah? Dia gak pernah jemput kamu lagi, Alisa?"

Alisa terlihat tidak tertarik. "Dia sibuk kan." jawabnya datar.

"Iya, aku juga denger dari Kak Arlan, kayaknya baru Rabu kemarin dia abis sidang skripsi."

SENIOR NYEBELIN BANGET [END] YIBO X LISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang