Prasangka

1.4K 200 24
                                    

Alisa masih terbaring lemas di tempat tidurnya. Dia merasa mengantuk berat karena kejadian yang menimpanya kemarin. Dia merasa sekujur tubuhnya sakit dan dia benar-benar malas untuk bangun pagi ini.  Hari ini hari Minggu, dia dan teman-temannya libur kuliah, hanya saja pagi ini ada jadwal privat di rumah Excel. Tapi Alisa benar-benar kehilangan semangatnya untuk bekerja. Dia ingin istirahat saja dan menenangkan dirinya sepanjang hari ini.

Alisa menarik selimut tebalnya hingga menutupi wajah. Matanya masih bengkak bekas dari menangis semalaman. Kemarin saat dia menelpon orang tuanya, Abinya berpesan agar terus berhati-hati dan menjaga diri, dia tidak menyesalkan sedikitpun tentang barang Alisa yang hilang, Papanya malah bersyukur mengetahui keadaan Alisa baik-baik saja. Berbeda dengan Mamanya yang terkesan lebih banyak mengomel, meskipun Alisa tahu bahwa Mamanya melakukan itu karena mengkhawatirkan dirinya.

Setelah menelpon, Alisa merasa lebih lega, dia tidak lagi menyesalkan kejadian itu lebih besar, dia hanya merasa kecewa pada dirinya sendiri telah membuat kedua orang tuanya khawatir. Baru beberapa lama saja pindah ke sini, sudah membuat kedua orang tuanya panik. Ketimbang memberi kabar seperti itu, kenapa bukan tentang prestasi yang diraihnya, soal nilai  yang bagus, atau beasiswa. Dirinya benar-benar telah membuat kedua orang tuanya kecewa.

Gadis itu belum berhenti menyalahkan dirinya saat seseorang tiba-tiba mengetuk pintu kamarnya.

“Alisa, kamu udah bangun belum?”

Sonya rupanya. Alisa perlahan bangkit dari pembaringan dan duduk di atas kasurnya. “Iya Mbak, kenapa?”

“Ada yang nyariin kamu di bawah. Temuin yah.” Balasnya hingga Alisa hanya mendengar langkahnya yang menjauh.

Alisa mengusap wajahnya lelah. Memang setelah salat Subuh tadi dua tidak berminat meninggalkan kamarnya ini mengingat hari ini adalah hari libur. Dan berpikir bahwa ada yang mencari dirinya jujur saja membuatnya sangat amat tidak bersemangat. Gadis itu melirik jam di mejanya. 09.00 AM.

Alisa perlahan berjalan menuju kamar mandi untuk sekedar mencuci muka berharap matanya yang bengkak bisa agak mendingan dari semalam. Kemudian secepatnya berjalan ke arah ruang tamu untuk bertemu dengan seseorang yang katanya ingin menemuinya.

Penasaran juga. Namun, berakhir saat mengetahui siapa orang itu. Antara terkejut, bingung serta kesal karena mengingat apa yang barusan menimpanya kemarin, rasanya dirinya belum lagi siap untuk hal tidak mengenakkan seperti itu harus ditambah dengan bertemu laki-laki ini.

Sonya terlihat mengobrol renyah dengan Edward dan Alisa benar-benar tidak suka bagaimana Edward bisa semudah itu terlihat bersahabat dengan Sonya.

“Eh, itu Alisa.” Sonya melirik Alisa membuat Edward melakukan hal yang sama. Alisa berharap tadi dia tidak usah ke bawah saja.

Edward menatapnya, tapi kali tanpa senyum tengilnya seperti biasa, tanpa basa-basi, kali ini ekspresinya datar. Dan apapun tentang Edward Alisa tidak suka. Apalagi berpikir Edward mencarinya? Mau apa laki-laki berandal ini.

Alisa ingin sekali menahan Sonya saat sahabatnya itu pamit ke dapur. Dan di saat itu pun laki-laki ini akhirnya bersuara.

“Jangan bilang lu lupa kalau hari ini masih ada privat. Excel udah nungguin dari tadi.”

Alisa tertegun. Memang betul, tapi dirinya bukan lupa. Memang sengaja. Hanya saja... laki-laki berandal ini sudah menyempatkan dirinya untuk datang ke sini, dan setidak-sukanya Alisa pada laki-laki ini, tetap saja dirinya merasa tidak enak jika harus mengatakan bahwa dia tidak ingin pergi ke mana-mana hari ini, termasuk untuk privat.

SENIOR NYEBELIN BANGET [END] YIBO X LISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang