Kai

1.2K 201 31
                                    

Sesuai judulnya, gak akan ada momen EdwardxAlisa di part ini. Maaf.

Alisa menatap kosong ke arah buku catatannya. Dia tidak peduli dengan teman-temannya yang sedang fokus mendengarkan materi webinar. Semua serius, membuat catatan-catatan terkait bagaimana menjadi seorang pebisnis muda. Hanya Alisa seorang yang tidak fokus. Paling sering miss, tidak sadar kalau tahu-tahu materi sudah berlanjut sampai setengah pembahasan.

Nini menyikut-nyikut Sonya memberi isyarat menyadari sikap Alisa. Sonya spontan ikut melirik dan menyadari Alisa tidak mencatat apapun.

"Alisa, kenapa sih?" tegur Sonya sambil mematikan suara pembicara. Semua teman-temannya kompak ber-'Yaaaaah' karena kesal dan kecewa penjelasan tiba-tiba berhenti mendadak. Semua balik menatap Alisa yang jadi penyebab semua ini. Alisa yang merasa dirinya telah mengganggu kegiatan belajar mereka merasa bersalah.

"Maaf, aku gak apa-apa kok. Lanjutin aja."

Kenyataannya tidak ada yang tertarik untuk melanjutkan. Lagipula siapa yang akan konsentrasi setelah merasa benar-benar terjadi sesuatu pada Alisa.

Alisa sadar kali ini dia harus menjelaskan lagi. Siapa suruh menunjukkan masalahnya di hadapan teman-temannya lewat raut muka kusut dan sikap aneh. Siapapun akan sadar kalau dia sedang ada masalah.

Tanpa ditahan-tahan lagi Alisa berujar bahwa tadi siang di kampus dia sempat cekcok dengan teman-teman kelompoknya. Gak bisa dibilang cekcok juga sih. Dia hanya kesal saja.

Teman-temannya menatap serius.
Nini melotot. "Sama siapa, Alisa?"
Yang lain juga penasaran menunggu jawaban.

"Teman kelompok praktikum Fisika."

Mawar memegang kedua pipi Alisa panik. "Serius? Jadi kamu dikeroyok?"

Alisa terlihat lemas. "Tadi sempat beda pendapat sama Mina, ketua tingkat juga belain dia, terus sama-" Alisa ragu-ragu menyebut nama Edward lagi. "Sama senior pembimbing."

Mawar mendadak antusias mendengar kata 'ketua tingkat'.

"Maksud kamu Kai? Yang keren itu? Yang punya banyak idola, plus ditaksir sama banyak senior cewek?"

Mawar langsung mendapat pelototan maut dari Alisa dan Sonya, membuatnya langsung terdiam merasa malu sendiri.

Sonya terlihat curiga. "Masalah apa, Alisa?"

Alisa terlihat panik. Salah langkah sejak awal! Masa bilang gara-gara Edward?

"Masalah sepele, masalah kelompok." Ucapnya disela-sela usahanya menyembunyikan kepanikannya.

Nini memegang bahu Alisa berempati. "Tenang, Alisa. Kalau kamu sampai diapa-apain, kamu bilang aja sama kita. Kita semua bakal ngebantuin kamu kok!"

Alisa jadi lega Nini mengalihkan pembicaraan.

Sonya malah menepuk pundak Nini. "Apa-apaan sih, Ni? Malah mendukung perkelahian. Nggak baik tau! Kamu mau anak Fakultas Sastra ama MIPA jadi musuhan, yang kerjanya bakalan tawuran mulu. Padahal awalnya cuma gara-gara masalah kelompok Alisa doang? Setiap hal kan bisa diomongin baik-baik!" Sonya malah ceramah deh.

Nini langsung senyam-senyum. "Sori Mbak, jangan marah gitu dong. Aku kan cuma khawatir aja sama Alisa."
Alisa sadar pembahasan mulai kacau gara-gara dia.

Alisa mencoba menenangkan teman-temannya yang mulai beradu pendapat masing-masing.

"Kalian tenang aja. Nggak akan ada perkelahian seperti yang ada di pikiran, Mbak kok. Aku juga nggak perlu berdebat ama mereka. Ini cuma masalah kecil. Aku udah mutusin untuk minta maaf sama mereka nanti. Aku nggak mau dikeluarin dari kelompok, terus nggak dapat nilai praktikum perdana."

SENIOR NYEBELIN BANGET [END] YIBO X LISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang