Happy birthday, Lisayang❤
Alisa tersenyum memandangi foto kembang api yang diberikan Excel untuknya tadi siang. Saat Alisa mengakui bahwa dia paling suka dengan bentuk chrysanthemum, Excel langsung memberinya selembar foto kembang api itu yang sekarang dipegang di tangannya. Bentuknya benar-benar indah, memang mirip bunga krisan seperti yang ditanam Sonya di halaman depan. Kata Excel, ini sebagai pengganti gantungan kunci scorpius yang diberikannya waktu itu.
Excel tadi juga menanyakan tentang rencana melihat bintang weekend nanti. Dia sangat bersemangat membayangkan dirinya, kakaknya Edward dan Alisa akan pergi bersama menjelajah langit malam.
Pikiran Alisa tiba-tiba tertuju pada Edward. Dia teringat saat cowok itu mengatakan bahwa dia benar-benar tidak suka saat Alisa membencinya. Tentu saja, tidak ada orang yang senang dibenci di dunia ini, pikir Alisa. Tapi ekspresi Edward saat mengatakannya, tatapan tajam itu, sangat menunjukkan bahwa dia tidak main-main dengan kata-katanya.
Alisa memaksa matanya untuk tertutup. Dia ingin sekali melakukan apapun agar bisa menguasai pikiran dan perasaannya sendiri. Dia yakin ini hanya perasaan simpati. Rasa ini akan hilang, dirinya akan segera lupa. Mungkin hanya sehari, atau dua hari saja. Dia yakin.
Alisa mengetuk pintu kamar Sonya yang berwarna putih dan membukanya.
Sonya melirik pintunya yang terbuka lalu menarik Alisa duduk di sampingnya.
"Alisa, kamu pengen nitip apa kalau Kak Arlan dateng nanti?" tanyanya sambil memegang ponsel di telinganya. Sepertinya sedang telponan dengan kak Arlan, pikir Alisa.
Alisa terlihat serius berpikir. "Mmm—blueberry ice cream yang dijual sekitar NUS, aja." Jawabnya setengah bercanda.
Terdengar suara tawa renyah dari arah telpon mendengar guyonan Alisa barusan. Sonya juga ikut tertawa sambil kembali mendekatkan ponselnya ke telinga. "Denger kan Kak? Alisa minta dibeliin ice cream. He-he." Jarinya bergerak menekan tombol loudspeaker.
"Nanti sekalian aku pindahin NUS ke kampus kamu aja, yah." Arlan malah menanggapi otak tidak beres Alisa.
"Apa kabar Alisa?" tanyanya seperti tahu pembicaraan ini sudah diloudspeaker.
"Baik, Kak." Jawab Alisa pelan sambil terlihat segan. Dia selalu malu-malu setiap kali berbicara dengan Arlan meski hanya lewat telpon.
"Kalian kuliah yang rajin, yah. Terus jangan sampai lupa jaga kesehatan." Arlan tidak pernah lupa dengan nasehat-nasehatnya yang selalu menunjukkan kepedulianya kepada mereka semua, tidak hanya adiknya saja.
Acara telpon-telponan itu pun selesai, lagipula libur semester nanti juga Arlan akan datang, jadi mereka bisa mengobrol dengan puas saat itu. Tidak perlu lagi dibatasi oleh jarak.
"Ada apa, Alisa?" Sonya sadar kedatangan Alisa tadi pasti karena ada sesuatu yang ingin dibicarakannya. Alisa terlihat memikirkan kata-katanya.
"Mbak, jadi gini, aku sebenernya pernah ngajakin Excel buat jalan-jalan ke observatorium. Terus anak itu belakangan ngotot mau cepet-cepet pergi. Aku sih rencananya weekend ini." Sonya mengangguk pelan sambil tersenyum.
"Oke, kalau kamu mau pergi yah gak apa-apa, sekali-kali ngajak siswa kamu wisata edukatif kayak gitu, bagus lah, Alisa."
***
***Alisa terlihat gelisah menimang ponsel di tangannya. Masih ragu apa harus menelpon nomor ini atau tidak. Padahal dia hanya ingin mengabari tentang rencana melihat bintang nanti, tapi rasanya benar-benar sulit untuk sekedar menelpon Edward mengatakan hal itu.
Ponsel Alisa tiba-tiba bergetar dan nama yang muncul di layar adalah Edward! Gak mungkin, pikirnya. Dia gak tau nomor aku, aku aja minta nomornya di Mbak Sonya. Kenapa dia bisa nelpon duluan?
KAMU SEDANG MEMBACA
SENIOR NYEBELIN BANGET [END] YIBO X LISA
Fiksi PenggemarBukankah hidup itu soal sebab akibat? Tapi, kenapa Alisa yang baik hati harus bertemu dengan pemuda berandalan seperti Edward? Itu kan tidak adil namanya? DIUSAHAKAN UPDATE TIAP PEKAN PG-13 Disclaimer: Lisa Blackpink dan Wang Yibo Uniq adalah milik...