💸 46 💸

1.2K 71 1
                                    


Malam kelima

" Athalia Halwatuzahra, tidur lah sayangku~ Acu dan pakcu penat sangat ni." Izzati hampir menangis sambil memujuk Athalia di baby cribnya.

Wafiy sudah membancuh kopi untuk segarkan mata tapi matanya masih rasa kantuk lagi.

" Ya Allah, Luth! Bila kau nak ambil anak kau semula?!"

" Tak baik mengeluh, sayang. Kan abang Luth dah kata mereka tinggal di sini sekurang-kurangnya 2 minggu," Wafiy menguap besar sudah.

" Tapi pelik lah kenapa tak call langsung tanya pasal anak-anak,"

" Nanti awak call lah mereka,"

" Habistu sekarang? Siapa nak pujuk Athalia? Penat tahu tak,"

Wafiy mengangkat Athalia sebelum berjalan keluar ke ruang tamu. Izzati sambung baring semula.

" Sayang,"

" Apa?"

Kedengaran suara Wafiy seperti kerisauan.

" Saya rasa Athalia demam,"

" Ha?!"






              " Macam mana ni? Saya tak pandai jaga baby waktu demam," Izzati sudah kerisauan.

Wafiy cuba untuk menyejukkan badan Athalia dengan kain basah.

" Kalau masih demam sampai esok pagi, kita bawa dia ke hospital je lah,"

" Tak pun kita pergi sekarang je," Izzati terus bersiap dan mengemas barang-barang Athalia.

  " Aurora," Bisik Izzati. Aurora tersedar daripada tidur.

" Aurora, acu pergi hantar adik pergi klinik tau. Jaga Haffaz. Pagi nanti acu belikan sarapan,"

" Noted," Aurora kembali sambung tidur.

" Jom,"

Mereka bergerak masuk ke dalam kereta lalu menuju ke hospital berdekatan.

" Dah sampai hospital nanti awak call lah mereka,"

Izzati mengangguk akur. Perasaannya menjadi gusar seketika. Pasif dia seketika pagi buta itu.

" Awak masuk lah dulu. Saya pergi carikan parking,"

Izzati berhenti di hadapan lobi hospital swasta. Wafiy pantas membawa barang Athalia sebelum berjalan masuk. Izzati mencari parking. Dalam fikiran bertukar serabut. Mungkin sebab kurang tidur dua menjak ini.

Abang Luth

Tut... Tut...

" The number you have dail..."

Tup!

Izzati menelefon lagi sekali. Masih tiada yang mengangkat. Hanan pula.

Tut... Tut... Tut... Tut...

" Asal mereka tak angkat ni??"

Ijat pula yang dicall. " Astagfiruallah. Kenapa semua orang tak angkat ni?"

Izzati keluar daripada kereta lalu menuju ke arah lobi. Nombor wad sudah diberi oleh Wafiy di whatsapp.

" Doktor kata apa?"

" Alhamdulillah. Demam biasa je."

" Saya cuba call abang Luth tadi. Tak ada sesiapa angkat,"

" Kak Hanan?"

" Sama. Ijat pun tak angkat,"

" Kenapa?"

" Mana saya nak tahu." Izzati menggaru dagu. Takkan ada sesuatu yang berlaku tanpa pengetahuannya? Budak bawahannya tak ada bagitahu apa-apa pun.

[ C ] | SENTUHAN SANG MAHARANI [BAKAL TERBIT NOV 2024]Where stories live. Discover now