Aku tidak tau kenapa punya ide nulis cerita ini padahal cerita lain masih pada nunggak."Maafin aku sayang, aku-"
Plakkk....
Sebuah tamparan keras mendarat di wajah tampan laki-laki yang sedang beratasan polos dan hanya memakai celana bokser itu.
"Kita putus! Gue harap lo menderita! Gue harap lo nggak bisa nemuin perempuan sebaik gue lagi!"
"Sayang dengerin aku dulu. Aku nggak maksud buat selingkuh. Ak-aku cuma... Cuma..." laki-laki itu tampak kebingungan. "Kamu tau kan kebutuhan aku sebagai laki-laki normal? Aku butuh kepuasan, sementara kamu nggak pernah mau-"
Bruukk....
"AKHHH...."
Laki-laki itu kembali menerima penganiayaan. Gadis yang merupakan mantan kekasihnya itu menendang kemaluannya dengan sangat kuat.
"Kalo selingkuh nggak usah nyalah-nyalahin gue, brengsek! Dasar buaya otak selangkangan! Gue harap lo jodoh sama perempuan bergigi busuk, nafas bau, dan suka BAB di celana! Sialan!"
Gadis itu segera mengangkat kaki, meninggalkan apartemen tanpa menghiraukan teriakan dan raungan kesakitan laki-laki itu akibat ulahnya.
Sial dan sangat sial. Seorang Violetta Shasiana, diselingkuhi oleh laki-laki bajingan seperti Edo. Meskipun ia tidak mencintai laki-laki itu, tapi tetap saja, diselingkuhi adalah hal terakhir yang ia inginkan dalam hidup ini. Apalagi ia harus memergoki kelakuan bejad Edo yang sedang make love dengan perempuan lain secara langsung. Ya ampun, hilang sudah kesucian matanya.
Vio menghentak-hentakkan kaki kesal setelah tiba di luar gedung. Ia berdecak jengah, kemudian menatap lagi ke arah gedung tinggi itu dengan hati dongkol.
Padahal ia datang ke sana dengan niat baik. Ingin menjenguk Edo yang sudah dua hari tak masuk kuliah karna alasan sakit. Tapi apa yang ia temukan? Sial! Terkutuklah laki-laki itu yang sudah membuat mata berharganya menonton dosa kebejatan!
____
Vio masuk ke dalam rumah mewah itu dengan langkah tenang. Meski begitu, amarah di wajahnya belum belum sepenuhnya hilang. Ia harus bercerita, ia ingin meluapkan segala kekesalan yang ia rasa pada kedua sahabatnya, Cleo dan Nia.
"Halo, Om," sapa Vio pada pria berusia 33 tahun yang tak lain adalah Papa angkat Cleo.
Pria itu sedang duduk di sofa ruang tengah sambil memegang ipad di tangannya. Ia menscrool layar dengan tenang, seakan kehadiran Vio tak berpengaruh apa-apa baginya.
"Hm," jawab pria itu singkat.
"Cleo-nya ada, Om?
"Hm."
"Kalau Nia?"
"Hm."
Hm, adalah jawaban pamungkas seorang Ferdias Andryansyah. Vio tak heran lagi, pria itu memang sangat dingin dan pelit bicara. Selama hampir dua tahun ia berteman dengan Cleo, Vio sudah terbiasa dengan sikap Papa temannya itu.
"Oke. Makasih Om, saya ke atas dulu," pamit Vio lalu segera melangkah kakinya, meninggalkan Dias yang menatap kepergian gadis itu dengan wajah datar.
Setelah tiba di kamar Cleo, Vio melihat kedua sahabatnya itu sedang tiduran asyik sambil menonton drama Korea. Vio sengaja menutup pintu kencang agar mereka menyadari kedatangannya.
Blammm....
Dan kedua gadis itu tersentak. Mereka menatap pada Vio yang sudah mendudukkan diri di sofa dengan tampang kesal.
"Lo kenapa, Vi? Datang-datang mukanya jutek gitu? Habis putus?" tanya Cleo asal, namun ternyata benar.
"Iya. Gue putus sama Edo," jawab Vio membuat kedua sahabatnya itu terkejut.
"What?! Serius lo?!" teriak Cleo dan Nia serentak. Mereka sama-sama bangkit untuk mendudukkan diri.
"Kok bisa?" tanya Nia.
"Brengsek itu selingkuh. Gue liat dengan mata kepala gue sendiri, dia main sama cewe lain. Sial!" Vio kembali mengumpat kesal karna harus mengingat adegan itu.
"Serius lo? Wahh parah tu si Edo, nggak tau bersyukur banget dia," komentar Cleo membuat Vio menggeretakkan gigi sebal.
Yah, sangat tidak bersyukur. Padahal Vio masih ingat betul bagaimana laki-laki itu setahun yang lalu mati-matian mengejarnya. Vio yang saat itu tak ada niat untuk berpacaran, mencoba membuka hati setelah melihat kesungguhan Edo yang terus menunjukkan keseriusannya. Ia tidak luluh, ia hanya memberi laki-laki itu kesempatan, tapi ternyata disia-siakan.
"Sudahlah, males banget bahas dia. Kepala gue pening ingat kejadian itu." Vio memijit pelipisnya yang sebenarnya tidak pening sama sekali.
"Tapi lo udah balas dia kan? Lo udah gampar muka brengseknya itu dengan kuat kan?" tanya Nia. Vio mengangguk malas.
"Gue bahkan udah nendang kemaluannya dan udah kutuk dia sejadi-jadinya."
"Wahhh Daebak... Lo emang sahabat gue yang paling pintar. Gue yakin habis ini si Brengsek itu bakal impoten," ucap Cleo diiringi suara tawa Nia.
"Tapi tetap aja gue belum puas." Vio kembali bersuara. "Lo bayangin deh, mata berharga gue tiba-tiba liat pemandangan dua orang beda jenis kelamin telanjang dan sedang menyatukan tubuh mereka. Ewhh.. Jijik banget. Gue udah nonton porno," ucap Vio dengan nada muak.
"It's okay, Vi. Sekarang lo jijik, tapi kalo lo udah rasain itu sendiri, lo bakal keenakan nanti," timpal Cleo melantur membuat Nia yang berada di sampingnya memukul kepalanya.
"Plis deh Nia, nggak usah pukul-pukul kepala gue!"
"Makanya nggak usah racunin otak murni Vio dengan ucapan nggak berbobot lo itu."
"Lah, nggak berbobot dari mana? Gue cuma kasi informasi penting seputar dunia ena-en-eemphh...."
Ucapan Cleo terbungkam akibat Nia tiba-tiba menyumpal mulutnya dengan kerupuk kentang. Cleo menatap gadis bersurai pendek itu tajam, sementara yang ditatap hanya memalingkan wajah santai.
"Udah, kalian jangan berdebat, bikin kepala gue makin pusing aja," ucap Vio sambil memutar bola mata malas. "Malam ini gue mau nginap di sini, malas balik ke kosan."
"It's okay, My Friend. Lagian Nia juga nginap di sini kok. Jadi, mari kita habisin waktu malam ini sambil maraton drama sampe pagi."
____
KAMU SEDANG MEMBACA
MSD (My Sugar Daddy)
General FictionWarning 🔞 Dedek-dedek Emeshh silakan menjauh. Lapak ini mengandung adegan 1821 yang berbahaya bagi kesehatan otakmu. Diselingkuhi pacar, dipecat dari pekerjaan, pembayaran uang semester jatuh tempo, dan diusir dari kosan karna sudah lama menunggak...