07

1.8K 149 19
                                    

Sepulang sekolah, Zelta tidak langsung pulang, melainkan harus mengikuti bimbingan belajar terlebih dahulu. Bisa dikatakan dalam satu hari ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk belajar. Di sekolah belajar, sepulang sekolah mengikuti bimbel atau belajar mandiri di perpustakaan, dan malamnya belajar lagi. Kegiatan itu terus diulangi hingga menjadi sebuah rutinitas.

Sungguh kehidupan yang membosankan.

Saat Zelta pulang ke rumah, suasana rumahnya terasa berbeda. Para asisten rumah tangga sibuk menyiapkan makanan yang kemudian diletakkan di meja panjang yang entah sejak kapan ada di dekat kolam renang. Sepertinya akan ada acara makan malam dengan tamu penting.

Dalam perjalanan menuju kamarnya, Zelta tak sengaja berpapasan dengan ayahnya di tangga. Ayahnya tak mengatakan apa pun dan langsung berjalan melewatinya. Zelta menghela napas, padahal ia baru saja akan menyapa tadi.

Untuk dapat sampai ke kamarnya, Zelta harus melewati kamar Tessa terlebih dahulu. Ketika melewati kamar cewek itu, ia tidak sengaja mendengar pembicaraan Vania dengan Tessa yang membuatnya sengaja menghentikkan langkah.

Zelta berjalan sedikit lebih dekat ke pintu kamar Tessa, lalu dengan sengaja menguping pembicaraan ibu dan anak itu.

"Tapi Tessa nggak mau, Ma."

"Apa salahnya, Tessa? Masa depan kamu terjamin kalau berhasil nikah sama dia. Kamu nggak mau, kan, selamanya dikenal sebagai anak haram?"

"Mama, Tessa bisa berhasil tanpa harus nikah sama anak orang kaya. Tessa yakin sama kemampuan Tessa sendiri."

"Mama ngerti, tapi perjodohan ini nggak ada ruginya. Mama cuma pengen kamu bahagia dan punya masa depan yang cerah. Papa juga pasti bakal lebih sayang sama kamu kalau perjodohan ini berhasil. Ini kesempatan yang bagus, jangan sampai disia-siakan."

Dia ingin melindungi Tessa dari pandangan negatif masyarakat dan memastikan bahwa Tessa memiliki kesempatan yang sama dengan anak-anak lain dalam hal kehidupan pribadi dan sosialnya. Dengan kata lain, menjodohkan Tessa dengan anak pengusaha membuat jalan hidupnya mulus meski merupakan seorang anak diluar nikah.

Zelta berhenti menguping dan berjalan kembali ke kamarnya. Jadi ayahnya berniat menjodohkan Tessa dengan anak orang kaya? Zelta mengerti dengan situasi ini. Karena Tessa tidak bisa diperkenalkan ke publik, Robi berusaha membuat orang-orang mengenal Tessa tanpa menghubungkannya dengan title anak haram. Cara yang Robi tempuh adalah dengan menjodohkan Tessa dengan anak dari keluarga kaya yang tentunya memiliki pengaruh penting.

Mengetahui itu Zelta tidak bisa menahan tawanya.

Itu sama dengan Robi tidak mempercayai kemampuan Tessa. Jika Robi mempercayai kemampuan Tessa, dia tidak akan melakukan perjodohan konyol yang katanya dapat menjamin masa depan Tessa. Robi akan membiarkan Tessa membangun nama baiknya sendiri dengan kemampuan yang dimilikinya sendiri.

Tapi Zelta yakin, ayahnya tidak sekonyol itu. Perjodohan ini pasti melibatkan campur tangan Vania. Ayahnya terlalu dibutakan cinta sehingga mau-mau saja menuruti selebriti cantik namun agak bodoh itu.

***

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam, tamu penting Robi pun sudah tiba dan langsung dipersilakan menuju meja makan karena memang sudah waktunya untuk makan malam.

Robi berbincang sebentar dengan tamunya sebelum acara makan malam dimulai. Di tengah perbincangan itu, Vania dan Tessa baru saja datang dan langsung duduk di kursi setelah saling melempar sapa kepada tamu.

Zelta's HatredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang