[ 𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐝𝐢 𝐫𝐞𝐯𝐢𝐬𝐢 ]
entah pahala apa yang pernah gue buat dimasa lalu. gue terbangun di tubuh seorang perempuan ideal dengan paras yang bisa dikategorikan cantik. jangan iri! tapi seakan semesta ingin mengabulkan cita-cita terbesar seor...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
20 menit kemudian gue selesai. dari mulai berendam, memakai baju tidur, lalu memakai bedak bayi dan lip balm
Melangkah keluar, gue menuruni tangga dan langsung disuguhkan pemandangan dimana mark yang lagi asik main ps sama in yeob.
"Widih akur nih"
Mereka terlalu fokus memainkan ps sampe mengabaikan gue yang lagi nyempil duduk di tengah-tengah mereka.
"Haha rasain lo" "Bang jangan gitu lah" "Apaan! lemah" "Wey wey bang maen kill aja lo". . .
Rusuh
mereka sekarang lagi saling dorong mendorong menggunakan bahu.
Hey! ini gak ada yang sadar apa! gue ada di tengah-tengah lohhhh!' batin gue kesel
" . . . "
" . . . "
"Hahaha" ditengah ke rusuhan itu, suara tawa eomma terdengar dari belakang, membuat gue menoleh, menatapnya melas.
Berdiri, gue memilih meninggalkan mereka berdua. menghampiri eomma yg lagi ngerapiin piring di meja makan
"Eommaaaaaa" rengek gue memeluk eomma dari belakang
"Hahaha namanya juga cowok sayang, kalo udah sama game! lupa deh sama semua" kekeh eomma sambil sedikit mengeraskan suara nya bertepatan dengan appa yang memasuki ruang makan.
"Eh appa udah enggak maen game ya" bela appa lalu mengambil tempat duduk di kursi paling ujung
"Alahhh emang aku gak tau! Kemarin kamu ngobrol kan sama cewe di komputer game mu itu!"
Sindir eomma membuat appa terkekeh garing. dia menatap gue seakan minta bantuan.
tapi apa boleh buat! gue juga gak bisa apa-apa selain ikut ketawa aja ngeliat tatapan appa yang udah melas itu
"Sayang . . itu cuma kenalan di game aja" "aku bahkan gatau mukanya kaya apa" kukuh appa membela dirinya, eomma merengut kesal kemudian berlalu ke dapur memeriksa makanan yang dibuat para koki.
"Iya deh nanti aku bujuk eomma nya" "tapi kalo gak berhasil tinggal tunggu waktu aja ya appa" kekeh gue dibalas anggukan lesu dari appa
"Oh ya! appa. . Si in yeob itu bukanya punya adek ya? cowo? Kok aku gak pernah liat sih" tanya gue pas inget kalo waktu itu gue asal aja nge Google keluarga in yeob, ada artikel soal adiknya yang cowo? Panggilan nya inof kalo gak salah
"Sayang panggil in yeob nya oppa" tegur appa
"Hah oppa? Ihh asa gimana gituh" ujar gue menggunakan bahasa indonesia
"Kenapa sayang?" Tanya appa heran, blm pernah mendengar bahasa gaul itu.
"Oh enggak kok appa, tapi kayanya in yeob gak cocok deh kalo dipanggil oppa, orang keliatan masih abg gitu" jelas gue membuat appa tertawa
"Hahaha sayang. . Kamu jangan ketipu sama mukanya yang awet muda itu, umur aslinya mah udah tiga puluh satu tahun" kekeh appa membuat gue kaget.
"Hah 31? Anjir?" Kaget gue. lagi-lagi keceplosan pake bahasa indo. Ah sabodo lah yang harus dipikiran sekarang mah skincare nya in yeob! y-ya skincare nya! Harus ditanyain dengan pasti ini mah!
"Iya nak dia udah 31 tahun. makanya kamu harus panggil dia oppa, ya sayang" ujar appa dengan lembut.
Gue hanya mengangguk ragu, asa gimana ya kalo dijalan atau dimana pun itu gue panggil dia oppa, oppa, oppa, oppa, ihhh
" . . . "
"Oh ya tadi kamu nanya soal inof ya?" Ujar appa membuat gue mengangguk cepat.
"Inof adek nya in yeob udah lama gak main kesini. kata ayah nya sih dia sekarang lagi fokus ngelola gedung apartemen milik ayahnya di busan" Jelas appa membuat gue mengangguk lagi.
"Ganteng gak appa?" Tanya gue kepo.
"Lumayan lah. . tapi tetep gak seganteng mark mu itu" goda appa sambil menaik-naik an alisnya.
Blush
Pipi gue langsung memerah malu "iss appa" gerutu gue dan langsung pergi ke dapur menyusul eomma. meninggalkan appa yang tengah asik bersiul-siul
"Eommaaaa" rengek gue yang langsung memeluk eomma dari belakang.
"Eh sayang? Kenapa hmm" tanya oemma hangat
"Itu tuh appa" tunjuk gue ke pintu yg menghubungkan dapur dengan ruang makan.
Seakan mengerti, eomma langsung mengusap-usap punggung gue lembut.
"Dijailin lagi ya sama appa?" "Yaudah, biar appa nanti jadi urusan eomma" "Kamu mau puding gak? Ini rasa coklat lohh" goda eomma yang langsung memberikan puding kecil ke tangan gue.
Gue menatap puding itu dengan binar "woah makasih eomma. . Yaudah aku makan dulu ini di sana ya" ujar gue semangat membuat eomma tersenyum. kemudian mengangguk membiarkan gue pergi dari dapur.
