Dengan masih sesegukan gue melihat ke si peri. "peri mereka mau pergi kemana sekarang?" Tanya gue.
'mereka akan pergi ke cafe diujung jalan nona' ujar peri membuat gue mengangguk lemah
"Yaudah deh biarin aja mereka kencan, kita gak usah ganggu. Kalo gitu gue mau pulang aja ya" ucap gue sambil mengusap lembut sisa air mata di pipi.
"Noona? Noona sedang apa disini?" Ucap seseorang membuat gue menoleh. Pakaian nya terlalu tertutup "eh siapa ya" tanya gue sopan dengan sedikit menarik ingus. Huaa gue mau flu deh kayanya.
"Noona ini aku mark"
"noona kenapa bisa ada disini?"
"Dan ini? kenapa mata dan hidung noona memerah?"
"Apa nona habis menangis?"
"Kenapa nona menangis? Apa noona sedang ada masalah" tanya mark beruntun. Dia langsung duduk di kursi disamping gue."Hehe enggak kok mark, ini aku emang lagi ada difase galau-galau nya aja. biasalah perempuan" "mood nya suka naik turun" lanjut gue terkekeh
Mark mengganguk "Oh begitu hemm noona mau kemana sekarang?" Tanya mark dengan masih menatap mata gue.
"Aku mau langsung pulang aja mark. disini dingin" ringis gue sambil mengeratkan jaket.
"Iya noona disini memang dingin, ayo aku antar noona pulang" ajaknya nya lalu meraih tangan gue. Mark menuntun gue sampai kedepan mobil.
Membuka kan pintu. Aaa mark romantis banget "terimakasih" ucap gue langsung masuk ke dalam mobil. yang ternyata sudah dipasangi penghangat. membuat tubuh gue kembali nyaman.
Mark masuk kedalam mobil, dia melepas jaket nya kebelakang, menatap gue, dia bergumam.
"Noona apa masih dingin?" "Tubuh noona sedikit demam tadi" "Apa aku antar noona dokter saja?" Tanya nya membuat gue menggeleng dengan cepat.
"Enggak mark. gak usah, aku udah baikan kok, mungkin aku sedikit demam karna disana tadi terlalu dingin" jelas gue membuatnya mengangguk ragu.
Mencari handphone, gue memfoto tangan mark
"Mark boleh pinjem tangannya ya" pinta gue menatap harap kearah mark, apalagi mata gue masih merah. mendukung rasa kasihan dari nya.
"Untuk apa noona" tanya nya bingung "ah ini karna tangan mark sangat pacar-able sekali, aku kan jadi gak bisa sia-sia in ini" jelas gue sambil menaih tangan nya. agar condong lebih kearah gue.
Ckrek
Gue memfoto tautan tangan kami dan urghh tangan mark anget banget anjir."Yeayy udah! makasih ya mark, nanti foto nya aku kirim ke ortu biar mereka gak bawel terus hihihihi" ucap gue, kalo gini sih sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui.
Melepaskan tautan, mark menolak, dia terus menggenggam tangan gue dengan erat.
"Mark udah kok fotonya" tanya gue polos , mencoba memberontak lagi tapi tetep gak bisa. mark masih belum mau melepaskan tautan tangannya nya. Mau membetontak lagi tapi tetep aja tenaga mark gak sebanding sama tubuh su yeon yang kurus kerempeng ini.
"Udah tetap seperti ini saja noona" jelas mark mengusap tangan gue lembut.
"Hmm begitu? Baiklah, kali ini aku akan nurut sama mark" ujar gue mengangguk, mark langsung tertawa dan mulai menjalankan mobilnya dengan satu tangan.
"Noona sudah makan?" Tanya nya.
"Oh aku belum mark" "mark udah makan belum? Kalo belum kita bisa kok makan bareng di apartemen aku. mark mau?" tanya gue membuat nya menoleh lalu terkekeh pelan.
"Aku sudah mengharapkan ajakan noona dari tadi" "baiklah! ayo kita makan di apartemen noona" ujarnya bersemangat.
Selama perjalanan gue sibuk tertawa karna mark terus menerus menceritakan hal-hal lucu tentang para member di dorm, seperti:
"Taeyong yang selalu membersihkan pakaian taeil" "Dan taeil. yang tau itu. Lebih memilih menumpuk pakaiannya" "begitu pun para member yang lain" "Mereka sangat suka sekali menjaili taeyong. yang maniak kebersihan itu" tawa mark membuat gue tertawa juga.
"Kasian sekali taeyong" tawa gue dengan kencang "Nah di dorm. Hanya aku yang selalu mendapat bagian membuang sampah dan itu sedikit menyebalkan" rengut mark membuat gue tertawa lagi.
"Para member jika tanpa bibi selalu saja merusuh. aku dan taeyong terkadang pusing karna itu"kekeh mark.
"taeyong emang suka dateng ke lantai 10 ya mark?" Tanya gue penasaran.
"Ah iya dia suka sekali kesana" "taeyong tinggal dengan doyoung, jonny, haechan dengan beberapa manajer nct di lantai 11" jelas mark membuat gue mengangguk
Percakapan gue dan mark terus berlanjut sampai kami tiba di apartemen gue dilantai 10.
"Ohya mark masuk aja. aku mau membuka sepatu dulu" ujar gue. Sibuk membuka tali sepatu yang tersemat di kaki. mark mah enak pake sendal kodok hitam. Dia jadi bisa lebih leluasa melepaskannya.
menganguk. Mark pergi ninggalin gue yang duduk dekat rak sepatu.
Setelah selesai. gue masuk lebih dalam ke apartemen. disana. mark sudah berdiri di balkon dekat dapur.
"Apartemen noona indah sekali" puji nya sambil menghampiri gue yang lagi membuka lemari. Mencari bahan makanan yang untungnya semua sudah tersedia.
"Mark mau makan apa?" tanya gue sambil membuka kulkas, berniat ngambil beberapa bawang daun.
"Hmm aku terserah noona saja" gumamnya sambil duduk duduk di kursi. menopang dagu. Dia melihat kearah gue terus-menerus.
"Mark jangan liatin aku" "aku kan jadi gugup" kekeh gue. Menoleh. mark hanya tersenyum mendengar itu.
"Iya deh .maaf ya udah buat noona gugup" kekehnya dengan nada sedikit menggoda
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Staff Idol ♪♫
Fantasy[ 𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐝𝐢 𝐫𝐞𝐯𝐢𝐬𝐢 ] entah pahala apa yang pernah gue buat dimasa lalu. gue terbangun di tubuh seorang perempuan ideal dengan paras yang bisa dikategorikan cantik. jangan iri! tapi seakan semesta ingin mengabulkan cita-cita terbesar seor...