Antariksa dan para sahabatnya sudah sampai di sekolah, tetapi kali ini jok belakang mereka sudah berpenghuni. Sebelumnya mereka sudah janjian untuk berangkat sekolah bersama dengan membonceng para kekasihnya masing-masing.
Walaupun para kekasih mereka sudah mengetahui pasangannya adalah anak dari para pengusaha penting, mereka tetap menggunakan motor sebagai kendaraan untuk berangkat sekolah. Mereka masih ingin menutupi indentitas mereka yang sebenarnya.
Lima anak lelaki populer sedang berjalan di koridor melalui para murid sambil menggandeng tangan pasangannya masing-masing.
Sepasang mata melirik mereka keheranan sambil berbisik-bisik, beberapa dari mereka juga ada yang menatap sinis, tidak suka dengan para perempuan yang di gandeng oleh para lelaki tampan itu.
"Mereka udah punya pawang semua?"
"Gila cocok banget mereka."
"Uww para pangeran dan para bidadari bersatu."
"Sialan cewe centil itu pake pelet apa ya."
"Mba gatel spill peletnya dong."
"Hei para pangeran, buka mata kalian dong. Masa mau saja si sama modelan talas bogor."
Antariksa yang berjalan terlebih dahulu menghentikkan jalannya membuat para sahabatnya juga ikut berhenti.
Antariksa dan para sahabatnya melirik sinis kepada perempuan yang melontarkan kata-kata kasar kepada kekasih mereka.
"Denger gua peringatin buat lu semua, ini pertama dan terakhir kalinya gua denger ada yang ngomong hal buruk tentang cewe gua dan cewe temen gua."
"Kalo sampe gua denger ada yang ngomong begitu lagi, siap-siap abis ama gua." Antariksa berbicara dengan lantang sambil menunjuk ke arah murid yang saat ini kelagepan mendengar pernyataan Antariksa.
Aurora yang berada di samping kekasihnya mengusap tangan Antariksa, karena ia tau kekasihnya sedang dalam keadaan emosi "Boo, udah ya biarin aja. Ayo anter aku ke kelas bentar lagi mau masuk. "
Antariksa menatap mata gadisnya yang terlihat memohon, dan Antariksa luluh begitu saja kemudian melanjutkan kembali jalannya diikuti dengan para sahabatnya yang lain.
Sekarang Antariksa dan para sahabatnya sudah berada di depan kelas kekasih mereka, mereka berpamitan kepada kekasih mereka masing-masing kemudian meninggalkan kekasih mereka menuju kelas.
• Kelas Ips
"Anjing banget ya cewe-cewe di sini bacotan nya sadis banget." Louise berdecak sambil menggelengkan kepalanya.
"Ga semua ya anj, cewe gua mah ga begitu." Ujar Antariksa
"2" Aglo
"3" Kenzo
"4"Davide
"La iya iya, cewe gua juga termasuk ke dalam pengecualian." Saut Louise
"Cewe kita pada sakit hati ga ya di bilang begitu, kalo gua ma ga masalah mau di bilang apa juga. Apanan kalo hati cewe mah sensitif, gampang tersentuhnya. Gua cuman takut mereka kepikiran terus mutusin kita." Ucap Antariksa dengan wajah khawatir
"Udah jangan overthinking begitu, gua yakin cewe kita ga bakal goyah sama mulut-mulut netizen biadab. Lagian juga lebih banyak yang dukung daripada yang nyinyir." Timpal Davide yang mendapatkan anggukan dari para sahabatnya.
"Tapi ya, pas gua sama Flores pacaran ga sampe seribut ini njir." Ujar Kenzo
"Ya karena lu jelek, Flores juga pasti nyesel punya cowo jelek kek lu." Antariksa menepuk pundak Aglo
YOU ARE READING
Aurora : My Happiness
Teen FictionDia, Aurora wanitaku yang berhasil membuatku menjadi percaya kembali dengan cinta. Dia adalah sumber dari seluruh kebahagiaanku yang berhasil menjadikan ku mahkluk paling bahagia di planet ini. Dengan senyum nya yang menular, ya senyuman itu yang me...