Pagi ini sang mentari bersinar begitu cerah menyinari kota bogor dengan di iringi kabut tipis yang membuat suasana kota Bogor pagi ini sangat amat menyegarkan.
Kegiatan kepramukaan belum selesai sampai sini saja, setelah tadi malam para siswa dan siswi melakukan kegiatan jurit malam yang berjalan tidak begitu lancar.
Mengapa tidak begitu lancar? Kalian tau jika berkemah di Indonesia apa yang akan terjadi, ya betul ketempelan setan ganjen alias kesurupan.
Pagi ini seluruh murid di minta berbaris di tempat seperti kemarin, kini jadwal nya mereka senam pagi dan keluar area hotel untuk melakukan jalan santai.
10 menit berlalu, kini para siswa maupun siswi sudah berkumpul bersama kelompok kamar mereka yang nantinya akan keluar area hotel bersama.
Satu persatu kelompok mulai meninggalkan area hotel, masing-masing kelompok akan di jaga oleh satu petugas kepramukaan untuk berjaga-jaga agar hal yang tidak diinginkan terjadi.
ANTARIKSA POV
Pagi ini aku tidak begitu semangat untuk mengikuti kegiatan kepramukaan, sungguh badan ku sudah lelah ingin tidur sepanjang hari.
Kalian bayangkan saja semalam pada saat kegiatan jurit malam banyak murid yang kesurupan terutama para wanita. Saking banyaknya petugas pun tidak sanggup untuk menangani nya, karena aku adalah manusia yang paling murah hati jadi aku memutuskan untuk membantu petugas tersebut.
Aku membantu mereka untuk bulak balik mengambil teh anget, kalian pasti juga tau apapun masalah nya teh anget adalah solusinya.
Setelah membantu petugas kepramukaan aku tidak langsung tidur melainkan bermain game kuda tumpuk, alhasil hari ini badanku terasa begitu sakit.
Aku menoleh ke Louise yang kebetulan berada tepat di belakang ku "Jing pijitin badan gua dong eh pundak aja deh, sumpah ini sakit banget."
"Tumben seorang Antariksa Alizon merasakan sakit di badannya." Balasnya sambil mulai memijat pundak ku
"Ya gua juga manusia bego, jadi bisa ngerasain sakit."
"Halah manusia apaan, pas kelas 10 lu tauran terus tangan lu kebeset sama celurit aja kaga ngeluh sakit tuh."
Ah soal kejadian itu, aku melakukan tauran dengan sekolah sebelah karena mereka yang lebih dulu mencari gara-gara dengan cara mengambil motor salah satu murid sekolah ku.
Karena mereka tidak mau mengaku padahal sudah ada bukti akhrinya aku dan para pasukan ku menyerang mereka. Entah aku tidak beruntung atau aku memang lengah tangan ku terkana ujung celurit yang pada akhirnya aku mendapat beberapa jahitan di lengan lu tetapi kini bekas jahitan tersebut sudah tidak terlalu terlihat.
"Udah jangan banyak ngomong dah mijit aja yang bener tar gua tf."
"Siap komandan laksanakan, saya akan memberi pijatan terbaik untuk anda."
Lihat manusia mata duitan ini, untung saja dia sahabatku jika bukan sudah ku buang ke rawa-rawa agar dimakan oleh para buaya.
Sesuai rangkain kegiatan setelah melaksanakan senam pagi kami melanjutkan untuk jalan siang keluar area hotel bersama kelompok kamarku yang tak lain adalah para sahabatku dengan di pandu oleh petugas kepramukaan.
5 menit berlalu tetapi kami masih melakukan jalan santai, kali ini kami melewati komplek warga yang begitu ramai.
Kami melewati ibu-ibu yang terlihat sedang bergosip di pagi hari.
"Punten ibu." Ujar ku
Para ibu yang ternyata lebih terlihat seperti tante girang itu menghentikan gosip mereka lalu melihat ke arah kami.
YOU ARE READING
Aurora : My Happiness
Novela JuvenilDia, Aurora wanitaku yang berhasil membuatku menjadi percaya kembali dengan cinta. Dia adalah sumber dari seluruh kebahagiaanku yang berhasil menjadikan ku mahkluk paling bahagia di planet ini. Dengan senyum nya yang menular, ya senyuman itu yang me...