Ella = Hama

7 6 1
                                    

AURORA POV

Kalian bisa tebak bagaimana mood ku sekarang? Akan ku beri satu cup Ice cream durian kesukaan ku jika kalian menebak mood lebih dari baik.

Mood ku bisa lebih dari baik karena hari ini pak Anto tak bisa mengajar dan kita di minta untuk bergabung dengan kelas IPS iya itu kelas kekasihku Antriksa.

Aku duduk di bangku yang Antariksa tempati dan Antariksa duduk di lantai tepat di sampingku.

Ketika tadi aku sedang mencatat materi yang di tulis oleh pak Agung kekasihku ini terus menerus menggangguku dengan menoel-noel pipiku menggunakan pulpen yang berada di tangannya.

Jagoan ku yang sekarang sedang menjelma menjadi bayi besar ini, meminta ku untuk mengelus kepalanya aku menyetujui apa yang dia katakan tetapi dengan syarat dia tidak boleh menganggu ku dan harus tetap mencatat materi di depan.

Aku kembali melanjutkan aktivitas mencatat dengan satu tangan yang mengelus surai rambut kekasihku dengan lembut.

Ketika semua orang sedang fokus mencatat tiba-tiba ada guru yang masuk dan ku lihat ada gadis di belakang yang mengikuti langkah guru tersebut.

Gadis itu terlihat cantik, manis, hidung nya mancung layaknya prosotan TK, bibir nya agak tebal, dia juga mempunyai mata yang indah tetapi tidak dengan alisnya. Tubuhnya tinggi dan tidak terlalu gemuk juga tidak terlihat kurus membuat dia terlihat menjadi gadis yang hampir sempurna.

"Hallo teman-teman."

"Perkenalkan namaku Stella Cornelia, kalian bisa memanggilku Ella."

Ella? Nama yang indah tapi tetap saja Aurora Orezo adalah nama paling indah dari yang pernah ada.

Tunggu, aku merasa ada yang tidak beres dengan kekasihku ini, dia terlihat sangat aneh setelah mendengar suara gadis baru itu.

Aku berhenti mengelus kepala Antariksa lalu tangan ku beranjak dari rambut nya pindah ke pipi untuk menepuk pelan pipi nya.

"Hey what's wrong?"

Dia mengerjap kaget

"Eh emm gapapa ko sayang, kenapa berhenti ngelus kepala aku?"

"Ya kamunya keliatan aneh aku takut kamu kesurupan."

"Demi kerang ajaib, aku gapapa Aurora cintaku dan kamu kenapa bisa kepikiran aku kesurupan sayang." Dia menjawab lalu mencubit kedua pipiku.

Kalian yang mempunyai pipi chubby seperti ku pasti tau rasanya ketika ada orang yang mencubit pipi chubby ini.

Ya itu sangat sakit dan aku membencinya, tetapi kekasihku ini mendapatkan tiket keberuntungan dari Aurora Orezo gadis yang paling baik hati. Dia bisa kapan saja untuk mencubit pipi bakpao ku dan aku tidak akan marah malah aku sangat menyukai jika kekasihku mencubit pipi bakpao ku ini hihihi.

"Ihhh boo, sakit tau."

"Tapi kamu suka kan?" Dia berbicara dengan wajah yang sangat menjengkelkan sambil menaik turunkan alisnya lalu melepaskan tangannya dari pipi ku.

Setelah melihat betapa menjengkelkan wajah jagoan berhati yupi ini, pasti kalian setuju dengan ajakan ku untuk memukuli wajah Antariksa sekarang juga.

"Suka si suka tapi ga setiap gemes kamu cubit pipi aku tauuu, nanti yang ada pipi aku bisa ngalahin bakpao." Aku berbicara dengan baby voice sambil mengerucutkan bibir ku.

"Aduh makin gemes deh aku."

Dan lagi dia mencubit pipi ku tetapi kali ini cubitan nya sangat tidak manusiawi.

Aku hanya bisa pasrah dengan apa yang di lakukan oleh jagoan berhati yupi ini.

Aku dan Antariksa kembali melihat ke arah depan.

Aurora : My HappinessWhere stories live. Discover now