Next day.
Yoongi lagi santai di apartemennya, membaca novel sambil menikmati estetiknya sore hari. Tapi tak lama kemudian keestetikan itu hancur karena HP nya berdering dan langsung keluar suara keras Namjoon.
"YOOONNGIIIYAAAAAH..."
"Apa, sat? Berisik!"
"Hehe, Yoon, buru ke istana gue, penting!"
"Penting apa? Bilang dulu, gue yang mutusin itu penting apa nggak."
"Tugas gue harus dikumpul besok. Plis, jadi objek gue sekali lagi, ya?? Yang kemarin belum selesai. Gua janji ini yang terakhir."
Mendengar suara lesu Namjoon, tentu saja Yoongi jadi iba, "Gua bilang juga apa, makanya selesaiin. Oke, gue ke sana."
"Makasih yoon."
...
Di rumah Namjoon.
Namjoon sedang serius melukis, Yoongi hanya duduk diam seperti kemarin. Sunyi, tak ada percakapan dari keduanya.
Yoongi menatap wajah Namjoon, tubuhnya, gerakan tangannya, semuanya, hingga terbesit dalam pikirannya, 'lu klo mode serius keren juga' seiring dengan wajahnya yang tiba-tiba memanas, 'anjir, kenapa ngeblush bego.' rutuk Yoongi kesal.
Namjoon akhirnya selesai dengan lukisannya, ia melihat pipi Yoongi yang memerah, 'kenapa tu bocah?' tanya Namjoon dalam hati sambil mengagumi kalau Yoongi terlihat manis saat ini.
"U-udah?" Tanya Yoongi gugup.
"Emmm.... Belum! Bentar lagi! Tahan bentar!" Jawab Namjoon cepat, ia sudah selesai, tapi masih ingin menikmati pemandangan ini. Ia pun tak membuang kesempatan, melihat seluruh tubuh dan wajah Yoongi sambil pura-pura melukis, yang sialnya makin diliat makin nagih.
Namun, karena tak mau kebohongannya ketahuan Yoongi, Namjoon pun mengakhirinya dengan berat hati, "udah."
"Udah? Asiikk..." Yoongi bersorak senang sambil berjalan menuju ruang ganti. Namun belum sempat masuk, ia mendengar suara peralatan jatuh disusul erangan dari Namjoon. Yoongi langsung menoleh dan mendapati Namjoon sudah terduduk sambil memegangi kepala.
Yoongi yang melihat itu pun langsung berlari menuju Namjoon, "Joon, lu kenapa? Sakit?"
Namjoon tak menjawab, kepalanya pusing dan telinganya berdenging, dan setelah itu tubuhnya terasa amat panas. Ia menatap Yoongi, bahaya, ia ingin Yoongi menjauh, namun saat akan mengatakannya, telinganya kembali berdenging.
"Joon?! Joon jawab, jangan buat gue khawatir." Yoongi mengusap punggung Namjoon, berharap penuh Namjoon baik-baik saja.
"Pe-per... Aarrgghh... Pergi..." Ucap Namjoon susah payah. Tubuhnya semakin panas, libidonya naik, dan ingin sekali melahap Yoongi.
Yoongi menggeleng, ia semakin mendekat pada Namjoon dan menghirup ceruk leher Namjoon. Yoongi pun menangkap aroma feromon alfa dari sahabatnya, namun sangat tipis. Tapi itu sudah cukup untuk memastikan bahwa pria alfa yang ada di depannya sedang rut hari pertama. "Obat lo mana?" Tanya Yoongi.
Namjoon pun menunjuk ke sebuah laci.
Yoongi dengan cepat ke sana, dan mencari botol supersan, "Sial, dah abis. Lu gada lagi?"
Namjoon menggeleng, kepala dan telinganya sudah membaik, namun tubuhnya masih panas dan libidonya mulai berkuasa. "Yoon, gue dah gak kuat..."
Yoongi kaget karena Namjoon udah bisa berdiri dan jalan ke arahnya. Tapi dia santai aja karena gak terpengaruh feromon Namjoon dan yakin klo Namjoon gak tertarik ngelampiasin ke laki-laki beta.